Menuju konten utama

JK Klaim Impor Ribuan Ton Beras Lindungi Petani dari Lonjakan Harga

Wapres JK menyatakan, dengan kebijakan impor beras tersebut, petani di daerah dapat terlindungi dari lonjakan harga.

JK Klaim Impor Ribuan Ton Beras Lindungi Petani dari Lonjakan Harga
Petani merontokan gabah saat panen padi di Bogor, Jawa Barat, Senin (8/1/2018). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

tirto.id - Kebijakan impor beras sebanyak 500 ribu ton, menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), tidak akan mengganggu harga jual petani daerah.

"Tidak [akan mengganggu]. Rumusannya, Bulog harus punya cadangan di atas satu juta ton, begitu [cadangan] di bawah satu juta ton, maka perlu impor," kata Wapres Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (15/1/2018).

JK menambahkan dengan kebijakan impor beras tersebut, petani di daerah dapat terlindungi dari lonjakan harga. Karena jika stok beras dalam negeri terbatas, harga beras di dalam negeri akan mencekik.

Kondisi petani daerah saat ini juga berbeda dengan dulu, ketika gabah hasil panen disimpan dalam lumbung padi untuk persediaan kebutuhan pangan.

Menurut JK, saat ini petani justru menjual gabah hasil panen mereka dengan harga murah, untuk kemudian membeli beras dengan harga lebih tinggi.

"Jangan lupa, kalau harga naik maka petani juga mendapat masalah. Petani jaman sekarang ini justru membeli beras, dan tidak ada lagi seperti dulu yakni memiliki lumbung padi," kata JK.

Pemerintah sebelumnya telah mempertimbangkan kebijakan impor beras sebanyak 500.000 ton dari Vietnam dan Thailand karena persediaan beras hasil produksi dalam negeri kurang. Impor beras tersebut dilakukan lewat Badan Urusan Logistik (Bulog).

Sementara itu Menteri Pertanian Amran Sulaiman mencatat kebijakan impor beras sejak 2016 tidak dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kebijakan impor di awal 2018 bukan masalah besar.

"Kami ingin sampaian beberapa capaian, capaian itu per hari ini adalah kita di 2016 - 2017 tidak ada impor beras medium," kata Amran saat membuka Rakernas Kementan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin.

Perbedaan data statistik produksi beras di Tanah Air masih menjadi polemik. Meski demikian, pemerintah telah memutuskan untuk mendatangkan beras dari Vietnam dan Thailand.

Kementerian Pertanian mengklaim produksi beras dalam negeri masih mencukupi untuk kebutuhan nasional, sehingga pembukaan keran impor dikhawatirkan akan mengganggu harga jual petani.

Baca juga artikel terkait IMPOR BERAS

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari