tirto.id - Jelang puncak ibadah wukuf di Arafah, Amirulhaj sekaligus Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan, mengimbau jemaah untuk merenungkan makna haji mabrur dan dampak sosialnya.
Menurut Amirsyah, haji mabrur tidak hanya ditandai dengan tuntasnya rangkaian ibadah, tetapi juga tercermin dari sikap dan perilaku setelah kembali ke tanah air.
Ia mengingatkan, jika sepulang haji justru menimbulkan kegaduhan, bersikap sombong, atau berperilaku buruk, maka hal itu bertentangan dengan nilai-nilai haji mabrur.
“Haji mabrur balasannya adalah surga. Ia tercermin dalam perilaku sosial yang baik, seperti memberi makan orang lain dan berkata yang baik,” ujar Amirsyah dalam keterangan tertulis, Rabu (4/6/2025).
Ia menambahkan, kehadiran jemaah Indonesia di tanah suci harus membawa suasana damai, baik bagi umat maupun bangsa. Setiap tahun, sekitar 221 ribu jemaah berhaji dari Indonesia, yang menurutnya merupakan potensi besar untuk melahirkan pribadi-pribadi baru yang peduli, santun, dan berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.
“Dampak sosial dari haji mabrur sangat dinantikan. Jika semakin banyak yang berhaji, maka semakin besar harapan akan lahirnya generasi yang mampu membantu bangsa keluar dari berbagai krisis, baik moral, ekonomi, politik, maupun budaya,” tegasnya.
Amirsyah juga mengajak jemaah untuk meluruskan niat dan memantapkan pemahaman manasik jelang wukuf. Ia menyebut fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) sebagai tahapan paling berat dalam ibadah haji karena menuntut kesiapan fisik dan mental.
“Tidak hanya kesiapan jemaah, pelayanan dari petugas, termasuk Amirulhaj, juga harus prima agar ibadah dapat dituntaskan dan jemaah meraih haji mabrur,” ujarnya.
Ia mengingatkan agar jemaah tetap bersama rombongan dan menjaga kondisi fisik. Jangan sampai ada yang jatuh sakit atau terpisah dari rombongan, karena akan menyulitkan pencarian oleh petugas.
Seluruh jemaah haji Indonesia mulai diberangkatkan dari Makkah ke Arafah hari ini, Rabu, 4 Juni 2025, untuk menjalani prosesi wukuf yang akan dilaksanakan pada Kamis, 5 Juni 2025. Pemberangkatan jemaah terbagi dalam tiga gelombang, yakni pukul 07.00–11.00, 11.00–16.00, dan 16.00–21.00 waktu Arab Saudi.
Jemaah diminta membawa perlengkapan pribadi seperti pakaian ihram, sabuk, gelang identitas, serta tas paspor berisi kartu kesehatan, buku doa, dompet, obat-obatan, dan alat komunikasi.
Penulis: Fahreza Rizky
Editor: Andrian Pratama Taher
Masuk tirto.id


































