tirto.id - Sempat terjadi sedikit kehebohan di kalangan para pelaku pasar modal menjelang pukul 10.00, Kamis (27/7). Belum satu jam bursa saham Amerika Serikat dibuka, kenaikan harga saham Amazon.com Inc. melontarkan sang pendiri, Jeffrey P. Bezos, ke urutan teratas Bloomberg Billionaires Index. Harga saham Amazon terus melaju hingga mencapai $1.083,31 per saham pada penutupan perdagangan sesi pagi.
Kenaikan harga saham ini otomatis membuat nilai kekayaan bersih Jeff Bezos meningkat sebesar $2,5 miliar. Dengan nilai kekayaan $92,3 miliar atau Rp1.227,59 triliun (kurs $1 = Rp 13.300), Bezos sempat menggeser posisi Bill Gates sebagai orang terkaya di muka bumi ini.
Menurut Bloomberg Billionaires Index, sebuah indeks yang melacak secara harian nilai kekayaan bersih para miliarder berdasarkan perkembangan harga saham yang mereka miliki, Bill Gates tak tergoyahkan sebagai orang terkaya sejagad sejak Mei 2013. Pada penutupan perdagangan Rabu (26/6), nilai kekayaan bersih pendiri Microsoft Corp. ini mencapai $90,8 miliar.
Sayang, harga saham Amazon kembali turun dan ditutup pada harga $1.046 per saham. Alhasil, Bezos pun batal menjadi orang paling kaya sedunia. Ia tetap bertahan di posisi kedua.
Harga saham Amazon sempat naik lantaran para pelaku pasar berspekulasi keuntungan Amazon pada laporan keuangan kuartal kedua bakal melampaui target perusahaan ritel online tersebut. Dari 34 analis yang disurvei Bloomberg, perkiraan rata-rata pendapatan Amazon akan mencapai $37,2 miliar, atau naik 22% dari pendapatan setahun sebelumnya. Adapun laba bersihnya diperkirakan mencapai $1,42 per saham.
Kenyataannya, laba bersih per saham Amazon ternyata hanya mencapai 40 sen, jauh di bawah perkiraan terendah analis. Padahal, Amazon berhasil membukukan pendapatan di atas estimasi analis, yakni $37,96 miliar atau naik 25% dari kuartal sama tahun lalu.
Sebenarnya ekspektasi tinggi para pelaku pasar cukup beralasan. Sebab, sejak awal tahun ini, Amazon memang melakukan sejumlah investasi penting, termasuk mengakuisisi Whole Foods pada Juni lalu. Awal bulan ini, program diskon Amazon Prime Day mencetak rekor. Tercatat, Amazon meraup omzet 60% lebih banyak daripada penjualannya pada program diskon serupa tahun lalu. Tak diragukan lagi, Amazon kian memantapkan posisi di garda terdepan bisnis e-commerce.
Amazon Prime Day ialah program diskon hanya satu hari bagi pelanggan utama perusahaan ini, yakni mereka yang mendaftar untuk layanan Amazon Prime. Untuk menjadi anggota Amazon Prime, para pelanggan mesti mendaftar dan membayar keanggotaan $99 per tahun. Sebagai gantinya, Amazon akan memberikan diskon pengiriman barang dan streaming musik dan video. Biasanya, para pembelanja Prime berbelanja lebih banyak dibanding pembeli biasa.
“Amazon Prime merupakan penyebab begitu banyak peritel fisik tersingkir,” kata Michael Pachter, analis di Wedbush Securities, seperti dikutip Bloomberg.
Ia melabeli "beli" untuk saham Amazon dengan target harga $1.250 per saham. Menurut risetnya, setiap orang yang mendaftar layanan Amazon Prime akan mengurangi belanjaannya di toko ritel fisik sebesar 10%. “Dan angka ini akan terus menanjak karena Amazon terus menambah inventori barang.”
Bukan itu saja daya tarik Amazon. Para investor juga akan mencermati divisi komputasi awan (cloud computing) perusahaan ini: Amazon Web Services. Divisi ini memiliki bisnis yang tumbuh pesat dan menguntungkan. Kontribusinya mencapai sekitar 10% terhadap total pendapatan Amazon. Hingga saat ini Amazon masih memimpin industri komputasi awan. Namun, Amazon menghadapi kompetisi yang kian sengit dari Microsoft dan Alphabet Inc., induk usaha Google.
Amazon juga kian serius membidik pasar Asia Tenggara. Ditandai dengan pembukaan layanan Prime Now di Singapura. Layanan ini memastikan barang sampai kepada konsumen dalam waktu dua jam sejak pemesanan. Untuk keperluan ini, Amazon tak segan membangun gudang barang yang sangat besar di Singapura.
Sejatinya, sejak awal tahun ini, Bezos sudah masuk ke dalam radar orang-orang terkaya sedunia dengan nilai kekayaan bersih sekitar $82,8 miliar. Menurut Forbes, Bezos masuk dalam daftar 400 orang Amerika terkaya pada 1998, atau hanya setahun setelah Amazon.com mencatatkan sahamnya di bursa. Saat itu kekayaan bersih Bezos baru sebesar $1,6 miliar.
Mengawali tahun ini, Bezos mencatatkan diri orang keempat terkaya di dunia. Namun, sejak itu, nilai kekayaannya terus bertambah hingga menyalip kekayaan Warren Buffet dan Amancio Ortega.
- Baca juga: Revolusi Belanja ala Amazon Go
Setelah kenaikan harga saham kemarin, Bezos menjadi orang Amerika ketiga yang berhasil menyabet predikat orang terkaya sejagad. Kita sudah tahu siapa dua orang lain: Bill Gates dan Warren Buffet (pendiri sekaligus CEO Berkshire Hathaway). Sayang, saat ini Buffet hanya berada di urutan keempat indeks Bloomberg dengan kekayaan bersih sebesar $74,5 miliar.
Dibanding kedua mantan orang terkaya sejagad tersebut, Bezos mempunyai perbedaan mencolok. Baik Gates maupun Buffet telah berkomitmen untuk mendonasikan minimal separuh harta untuk kegiatan amal. Keduanya juga mendorong para miliarder lain untuk mengikuti jejak mereka.
Sementara Bezos, sejauh ini, belum membuat komitmen serupa. Mungkin saja Bezos akan segera menyusul kedua rekannya itu. Setidaknya, pertengahan tahun lalu, lewat akun Twitter-nya, Bezos meminta para followers-nya untuk memberi saran, bagaimana sebaiknya ia mendonasikan kekayaannya.
Bezos saat ini menguasai 17% saham perusahaan yang ia dirikan tersebut. Bila dihitung sejak awal tahun hingga Rabu (26/7), harga saham perusahaan yang berpusat di Seattle ini telah melesat 40%. Alhasil, kekayaan bersih pria berumur 53 tahun ini meningkat $24,5 miliar.
- Baca juga: Jalan Jeff Bezos Jadi Orang Terkaya di Dunia
Namun, melihat sepak terjang bisnis Amazon, sepertinya hanya tinggal masalah waktu saja Bezos menjadi orang terkaya sedunia.
Penulis: Asih Kirana Wardani
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti