tirto.id - Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menyoroti nama-nama eks jenderal atau purnawirawan (purn) yang diduga memiliki perusahaan di bidang tambang, energi, migas, kelapa sawit, dan pembangkit energi listrik.
Di antaranya, kata dia, ada nama Luhut Binsar Pandjaitan, pendiri dan pemilik Toba Bara Sejahtera dan Prabowo Subianto, pemilik Nusantara Energy Resources dengan 17 anak perusahaannya.
Kepala Kampanye Jatam, Melky Nahar menduga, ada kepentingan bisnis dengan pendekatan dengan kekuasaan.
Melalui akses ini, Melky ada upaya melakukan ekspansi bisnis dari keterlibatannya dalam pemerintahan.
"Masuknya nama-nama ini patut diduga sebagai bagian dari upaya merebut dan mempertahankan kekuasaan untuk mengamankan dan membuka bisnis baru di industri ekstraktif Indonesia," ucap Melky kepada wartawan usai konferensi pers di sekretariat Kontras, Jumat (12/4).
Diketahui, Luhut Pandjaitan kini jadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman.
Sebelumnya, ia jadi Kepala Kantor Staf Presiden dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Ia menilai, kewenangan Luhut dalam pemerintahan juga tergolong besar seperti terlibat dalam polemik tiket pesawat hingga sawit.
Ke depannya, kata dia, bila paslon nomor urut 01 menang, Melky mengatakan tidak menutup kemungkinan bila sosok yang sama nantinya akan menduduki posisi strategis dan memengaruhi arah kebijakan.
Di sisi lain, kata Melky, tidak menutup kemungkinan terkait Prabowo bila terpilih nanti semakin membuka peluang bagi masuknya kepentingan yang lebih besar dalam pengelolaan SDA.
"Nama itu punya peran menentukan arah kebijakan dan lain sebagainya. Dan itu memengaruhi kubu 01. Kalau Jokowi terpilih lagi maka ini hanya akan melancarkan saja aktivitas-ativitas yang sudah ada," ujar dia.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali