tirto.id - “Saya enggak tahu,” kata Rahayu Saraswati, jubir tim sukes Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
“Tidak ada hubungan langsung dengan Pak Prabowo,” kata Ariseno Ridhwan, tim sukses bidang media dan informasi dari kubu Prabowo-Sandiaga.
“Saya enggak tahu, simpatisan Pak Prabowo saja mungkin,” kata Antony Leong, kolega Ariseno.
“Ya memang ada beberapa sekelompok orang dekat dengan Pak Prabowo mencoba membuat penerbitan itu, setahu saya,” kata Muzani, sekretaris jenderal Partai Gerindra.
Itu adalah beragam jawaban untuk pertanyaan terkait siapa pemilik mingguan Independent Observer. Koran berbahasa Inggris ini sempat menjadi sorotan karena kritik yang tidak habis-habis terhadap pemerintahan Jokowi dan memberi ruang pada gagasan capres dan cawapres Prabowo-Sandiaga.
Tapi pertanyaan itu wajar belaka ditujukan ke tim sukses Prabowo-Sandiaga dan Gerindra. Sebab, dalam struktur redaksi Independent Observer, ada sejumlah nama yang terkait dengan Partai Gerindra.
CEO Independent Observer, misalnya, dijabat oleh Angga Raka Prabowo, wakil sekjen Gerindra yang pernah menjadi ajudan Prabowo. Ada pula nama Irawan Ronodipuro, wakil ketua bidang hubungan luar negeri Gerindra yang menjadi editor in chief (pemimpin redaksi).
Independent Observer berada dalam naungan PT Media Pandu Bangsa. Ia pertama kali terbit pada 15 Desember 2017, selang empat bulan setelah PT Media Pandu Bangsa berdiri pada Agustus 2017. Media baru ini merilis edisi perdana dengan mengangkat laporan utama tentang daya beli yang lemah. Isu ini sejalan dengan isu yang digaungkan Partai Gerindra pada saat itu.
Dalam profil perusahaan PT Media Pandu Bangsa, Angga Raka Prabowo tercatat sebagai direktur. Posisi komisaris ditempati Fernando Jose Lemos Osorio Soares, yang juga menjabat direktur. Keduanya masih muda: Angga kelahiran tahun 1989, sedangkan Fernando kelahiran 1987.
Perusahaan ini disuntik dengan modal dasar Rp44 miliar, dan Rp11 miliar yang disetor sebagai saham. Saham itu dipegang oleh dua perusahaan, yakni PT Garuda Pandu Nusantara (Rp5,61 miliar dengan 5.610 lembar saham) dan Koperasi Garuda Yaksa Nusantara (Rp5,39 miliar dengan 5.390 lembar saham).
Aliran Duit Prabowo
Dua perusahaan yang menggelontorkan uang untuk Independent Observer itu dibuat oleh Prabowo. Koperasi Garuda Yaksa Nusantara adalah koperasi besutan Prabowo, sampai saat ini ia masih tercatat sebagai ketua koperasi.
Koperasi ini didirikan pada Desember 2015 dan beralamat di Jl Harsono RM No. 54, Ragunan, Pasar Minggu. Alamat itu adalah alamat yang sama dengan kantor DPP Gerindra. Koperasi itu menempati gedung di sisi selatan dan berada di lantai 2.
Pelaksana harian koperasi ini dipegang oleh Jasmin Setiawan, caleg Gerindra Dapil Bogor. Tirto mengonfirmasi tentang koperasi itu tapi para pengurus koperasi tidak bersedia diwawancarai.
Sementara dalam dokumen profil PT Garuda Pandu Nusantara, Prabowo tercatat sebagai direktur utama sekaligus pemegang saham terbesar (Rp10,45 miliar). Anak semata wayang Prabowo, Ragowo Hediprasetyo, menjabat sebagai komisaris dengan kepemilikan saham senilai Rp550 juta.
PT Garuda Pandu Nusantara adalah perusahaan sapu jagad yang bergerak di banyak bidang. Dari konsultasi dan pembuatan cooking class hingga perkebunan. Perusahaan ini didirikan pada April 2017 dengan alamat di Menara Bidakara 1 lantai 9.
Tirto mengonfirmasi soal duit Prabowo untuk Independent Observer melalui dua perusahaan ini ke Angga Raka Prabowo dan Irawan Ronodipuro, tapi keduanya tidak merespons. Sementara para tim sukses Prabowo-Sandiaga berkata tidak tahu apa pun soal duit Prabowo untuk membiayai Independent Observer.
“Silakan tanya ke beliau, kami tidak tahu,” kata Ariseno.
Sepak Terjang Media Kampanye Prabowo
Investasi Prabowo Subianto di Independent Observer menegaskan sikap keredaksian. Sejak terbitan awal, serangan terhadap pemerintah dan secara khusus terhadap Jokowi terus dilancarkan. Dari 54 terbitan Independent Observer, ada 12 laporan utama yang memajang ilustrasi Jokowi.
Dari ilustrasi Jokowi memanggul karung bertuliskan “Rice For The People” dengan stempel “import” hingga terbitan paling akhir yang menggambarkan Jokowi memotong ranting pohon yang ia duduk sendiri. Terbitan paling akhir itu mengungkap blunder Jokowi dan ketakutannya kehilangan jabatan pada Pilpres 2019.
Selain Jokowi, beberapa menteri di kabinet Jokowi turut menjadi laporan utama. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Menteri BUMN Rini Soemarno.
Sementara Prabowo dari semua terbitan hanya muncul tiga kali dalam cover story. Kali pertama adalah ilustrasi Prabowo pada edisi 32 dengan judul "New Hope vs Unfulfilled Promises". Itu pun ada ilustrasi muka Jokowi yang juga dipampang. Edisi ini yang sempat memicu kegaduhan soal siapa pemilik Independent Observer.
Laporan sampul kedua dengan ilustrasi Prabowo pada edisi ke-51. Judulnya: Prabowo Subianto’s national address "Indonesia Wins". Ilustrasinya, Prabowo berdiri mengenakan jas hitam, menggambarkan sang patron saat berpidato “Indonesia Menang” di JCC Plenary Hall, Jakarta. Sementara laporan ketiga merupakan ulasan debat Pilpres yang menampilkan Prabowo tengah berjoget.
Tapi, media yang memoles Prabowo tak cuma Independent Observer.
Bila mingguan itu lebih banyak mengkritik pemerintahan Jokowi, media online indonesiaraya.co.id memuat hampir seluruh beritanya soal kegiatan Prabowo dan Sandiaga Uno.
Laman media online itu tidak mencantumkan susunan redaksi. Padahal, laman "tentang kami" memuat keterangan, “Media Indonesia Raya Group menerima undangan Press Conference, permintaan wawancara eksklusif (atau liputan khusus), publikasi Press Release, dan dukungan Media Partner, serta kerjasama bisnis lainnya.”
Media ini tercatat sebagai milik Budi Purnomo lewat PT Media Indonesia Raya. Nama Budi Purnomo juga tercatat dalam boks redaksi Independent Observer sebagai Senior Editorial Advisor. Selain itu, Purnomo tercatat sebagai wakil direktur komunikasi dan media dalam Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga.
Tirto berupaya mengonfirmasi kepada Purnomo lewat telepon, tapi panggilan telepon diterima oleh stafnya. Ia memberitahu Budi Purnomo sedang sakit dan tengah dirawat di rumah sakit. Staf itu membenarkan perihal kepemilikan media daring tersebut.
“Indonesia Raya benar punya Pak Budi, tapi kalau Independent Observer, saya tidak tahu,” katanya.
Selain dua media itu, ada satu buletin kecil yang diproduksi oleh relawan Prabow-Sandiaga. Buletin ini memuat beberapa informasi dari buku Prabowo yang berjudul Paradoks Indonesia. Buletin ini ditemukan Tirto di beberapa warung Tegal di sekitar Kemang, Jakarta Selatan.
Buletin Paradoks Indonesia berukuran A5 dan dicetak berwarna. Tidak ada keterangan siapa yang memproduksi buletin ini. Meski demikian, ada logo Garuda Merah yang menjadi logo Koalisi Prabowo-Sandiaga pada sampul kepala buletin.
Rahayu Saraswati, jubir tim sukses Prabowo-Sandiaga, membenarkan buletin itu dibuat oleh relawan. Namun, ia tidak mengetahui detail relawan mana yang membuatnya.
“Kontennya benar ini dari kami, tapi yang cetak ini, kami tidak tahu. Relawan ini, simpatisan,” ujarnya.
Editor: Fahri Salam