Menuju konten utama

Indonesia Prioritaskan Tiga Agenda Utama Presidensi G20

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Indonesia bakal mengusung tiga agenda utama Presidensi G20.

Indonesia Prioritaskan Tiga Agenda Utama Presidensi G20
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. ANTARA/HO-BPMI Setpres/pri

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan Indonesia bakal mengusung tiga agenda utama Presidensi G20. Tiga agenda tersebut mengarahkan kerja sama kelompok negara-negara besar untuk menciptakan hasil yang konkret.

Ketiga agenda tersebut yakni reformasi arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital dan transisi energi.

Agenda pertama yaitu reformasi arsitektur kesehatan global, dapat diwujudkan dengan penyelarasan standar protokol kesehatan global, serta pembentukan Joint Finance and Health Task Force guna mengembangkan mekanisme pembiayaan yang inovatif dan cepat. Tujuannya, untuk pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi penyakit menular di masa depan.

”Kita akan mendorong transfer teknologi produksi vaksin agar vaksin terdistribusi merata ke seluruh negara di dunia. Kita telah berkomitmen untuk memenuhi deklarasi KTT G20 Roma untuk mencapai target vaksinasi sekurang-kurangnya 70 persen dari populasi dunia pada pertengahan 2022 ini,” jelas Menko Airlangga dalam pernyataannya, Rabu (30/3/2022).

Agenda kedua yakni transformasi ekonomi berbasis digital, antara lain dengan pengembangan literasi dan keterampilan digital yang lebih inklusif dan produktif. Digitalisasi diumpamakan seperti dua sisi mata uang. Satu sisi, pertumbuhan yang cepat dapat membantu pemulihan ekonomi, sisi lainnya menyebabkan ketimpangan-ketimpangan antarnegara.

UNESCO mencatat baru 55 persen rumah tangga di dunia yang terkoneksi internet. Bahkan di negara berpendapatan rendah, persentasenya di bawah 20 persen. Melihat situasi itu, Presidensi G20 Indonesia berupaya mendorong peningkatan infrastruktur digital yang dapat membantu negara tertinggal seperti pemanfaatan low earthorbit satelite, serta mendorong pelatihan keterampilan dan literasi digital, seperti yang dilakukan di Indonesia melalui program Kartu Prakerja.

Agenda ketiga, lanjut Airlangga adalah mencapai kesepakatan global dalam mempercepat transisi energi yang lebih bersih dan hijau melalui perluasan akses energi yang tidak hanya adil tetapi juga terjangkau, baik dari sisi teknologi maupun pembiayaannya.

Presidensi Indonesia akan mendorong mobilisasi dana untuk transisi energi, serta menekankan pentingnya prinsip common but differentiated responsibilities sesuai kerangka PBB.

Selain itu, Indonesia meningkatkan inklusivitas sekaligus memastikan koherensi dalam agenda yang dipromosikan oleh berbagai Working Group dan Engagement Group yang merupakan bagian dari G20. Ini adalah mandat dari Presidensi sebelumnya seperti Seoul 2010 dan Cannes 2011.

Dalam konteks itu, peran kaum muda dan akademisi dalam upaya pemulihan global tidak bisa dikesampingkan. Melalui Engagement Group Youth20, Think20 atau Science20 dengan berbagai platform partisipasi dan event yang diselenggarakan, peran pelajar di dalamnya akan memiliki andil besar dalam menentukan arah kebijakan dan manfaat dari pemulihan itu sendiri.

Airlangga mengatakan, para mahasiswa, generasi milenial dan Gen-Z yang saat ini sedang berinvestasi pengetahuan di perguruan tinggi yang tersebar di seluruh dunia merupakan para calon pemimpin Indonesia di masa depan. Mereka adalah generasi yang akan menentukan pencapaian Indonesia Emas pada tahun 2045.

”Generasi saya dan yang bekerja pada saat ini akan digantikan oleh para generasi muda. Oleh karena itu manfaatkan masa-masa investasi pengetahuan ini dengan sebaik-baiknya, dan tugas Pemerintah adalah mempersiapkan peralihan generasi nanti berjalan sesuai yang diharapkan,” tutup Airlangga.

Baca juga artikel terkait PRESIDENSI KTT G20 atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri