tirto.id - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akan mendivestasi sebagian sahamnya pada tahun ini, yakni paling lambat Oktober 2019 mendatang.
Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin mengakui perusahaannya tertarik membeli sebagian saham Vale. Namun, Budi menegaskan, Inalum menunggu penugasan dari pemerintah untuk melaksanakan pembelian saham Vale.
Budi menjelaskan nikel, yang selama ini diproduksi Vale, merupakan komoditas tambang penting di masa mendatang.
"Nikel itu penting sekali untuk baterai di masa depan, jadi kalau saya ditanya penting atau tidak ya penting,” kata Budi saat pembukaan Lembaga Riset bentukan Inalum, di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan pada Jumat (1/2/2019).
“Apakah mau diambil sahamnya atau tidak? Tergantung penugasan [dari pemerintah], mestinya tanya Menteri BUMN," Budi menambahkan.
Sementara Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan Vale sudah mengirimkan surat pemberitahuan dan penawaran kepada pemerintah mengenai divestasi saham perusahaan tambang itu yang akan dilakukan pada tahun ini.
"Kami sih berminat, tapi belum ada penugasan. Inalum katanya berminat, semuanya juga berminat. Tapi kami belum ada penugasan," ujar Fajar.
Mayoritas saham Vale Indonesia kini tercatat dikuasai oleh Vale Canada Limited dan sebagiannya lagi dimiliki oleh Sumitomo Metal Mining. Sekitar 20 persen dikuasai oleh pemegang saham publik.
Vale Indonesia merilis perusahaan itu membukukan EBITDA, atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi, senilai 235,7 juta dolar AS pada 2018.
Pendapatan Vale itu ditopang salah satunya oleh kenaikan harga nikel pada 2018 sebesar 27 persen dibanding tahun sebelumnya, demikian siaran pers perusahaan itu pada 1 Februari 2019.
Sementara data penjualan Vale Indonesia selama 2018 mencapai 776,9 juta dolar AS atau tumbuh 23 persen dibanding tahun 2017, yang sebesar 629,3 juta dolar AS.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom