tirto.id -
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, dari segi pendapatan holding meningkat 30 persen dibandingkan tahun lalu yaitu mencapai Rp60 triliun.
"Harga (komoditas) lagi bagus, jadi pendapatan dan laba juga terdongkrak naik," kata dia di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (1/2/2019).
Sebagai informasi, Inalum pada tahun 2017 mencatatkan pendapatan holding sebesar Rp93 triliun. Kemudian di tahun 2018 pendapatan Inalum Holding bertambah 74 persen atau mencapai Rp162 triliun.
Semantara berdasarkan kas yang dicatat oleh holding pertambahan nilai tercatat naik 25 persen dibanding tahun 2017. Sehingga pendapatan di tahun 2018 menjadi Rp 23 triliun dari Rp 18,3 triliun.
Selain mencatatkan pendapatan, Inalum juga mencatatkan utang holding pertambangan yang tercatat mengalami peningkatan signifikan menjadi Rp 72,7 triliun di tahun 2018.
Angka ini naik sebesar 417 persen dari sebelumnya Rp14 triliun di tahun 2017.
Sedangkan ekuitas alias modal juga mencatat kenaikan menjadi Rp 74,3 triliun di 2018. Setelah sebelumnya di tahun 2017 hanya Rp66 triliun.
Sebagai informasi, holding industri pertambangan resmi dibentuk pada 27 November 2017 di mana Inalum menjadi Induk Usaha Holding dan PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Freeport Indonesia sebagai anggota Holding. Inalum memegang 65% saham PT Aneka Tambang Tbk, 65.02% saham PT Bukit Asam Tbk, 65% saham, PT Timah Tbk, dan 51,2% saham PT Freeport Indonesia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Agung DH