Menuju konten utama

Ikut Demo di DPR, Andovi da Lopes Bawa 17+8 Tuntutan Rakyat

Influencer Andovi da Lopez dan Jovial da Lopez, menghadiri demo di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (1/9/2205) sore.

Ikut Demo di DPR, Andovi da Lopes Bawa 17+8 Tuntutan Rakyat
Influencer sekaligus Aktor Indonesia, Andovi dan Jovial Da Lopez di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (1/9/2025). tirto.id/Nabila Ramadhanty Putri Darmadi.

tirto.id - Influencer Andovi da Lopez dan Jovial da Lopez, menghadiri demo di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (1/9/2205) sore. Berdasarkan pantauan reporter Tirto di lokasi, keduanya tampak kompak menggunakan pakaian serba hitam serta membawa selembaran kertas yang bertuliskan 17+8 Tuntutan Rakyat, Transformasi, Reformasi, dan Empati.

Mulanya, tuntutan tersebut digaungkan di media sosial menyusul serangkaian aksi demonstrasi yang digelar di sejumlah kota Indonesia. Bahkan, terdapat tenggat waktu untuk pemerintah agar segera merealisasikan beberapa tuntutan tersebut. Menurut Andovi, 17+8 adalah aspirasi dan tuntutan dari seluruh masyarakat sipil yang sudah dikerjasamakan.

“Sama seperti yang diunggah semua orang pagi tadi dan semua rangkuman dari netizen, dari masyarakat sipil, dari rakyat. Kami sudah membuat 17 plus 8 tuntutan rakyat yang berbasis 3 poin penting. Transparansi, reformasi, dan empati,” kata Andovi kepada wartawan di depan Gedung DPR RI.

Serangkaian tuntutan itu, jelas dia, ada tuntutan jangka pendek yang diberi tenggat waktu pada 5 September 2025. Sedangkan pemerintah dituntut untuk merealisasikan tuntutan jangka panjang pada 31 Agustus 2026.

“Ada jangka pendek ya dalam seminggu, kita minta 17 tuntutan ini, dan 8 tuntutan jangka panjang,” ucapnya.

Andovi menyoroti poin terpenting, yakni pengusutan kasus kematian pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan (21) yang dilindas mobil Brimob di tengah aksi unjuk rasa, pekan lalu. Tragedi itu terjadi di Petamburan, Jakarta pada Kamis (28/8/2025).

“Yang paling penting nomor 1 adalah bentuk tim investigasi independen kasus Affan Kurniawan, Umar Amaruddin, maupun semua korban kekerasan dan pelanggaran HAM oleh aparat lainnya selama demonstrasi kemarin dengan mandat jelas dan transparan,” tegas Andovi.

Dalam kesempatan yang sama, Jovial Da Lopez menyoroti tuntutan jangka panjang, terkait reformasi partai politik dan DPR. Dia menyinggung sejumlah anggota DPR yang dinonaktifkan oleh masing-masing partai dari jabatannya akibat memicu polemik di tengah masyarakat, baik perilaku dan perkataan.

“Karena kita sekarang lagi senang banget cuma lihat orang diturunin, orang diturunin. Itu sebenarnya bukan intinya. Intinya, bersihin reformasi DPR besar-besaran,” kata Jovial dengan lantang.

Jovial mengatakan rakyat menuntut agar pemerintah mereformasi DPR dengan mengaudit independen yang diumumkan ke publik. Dia lantas mempertanyakan para anggota dewan sebetulnya bekerja untuk rakyat atau dengan ketua partai.

"Selama ini kita tahu, bahkan Ahmad Sahroni kemarin ngomong kok, ‘eh KPK kalo mau nangkep, telepon ketua partai dulu’. Ini orang-orang DPR itu kerja untuk ketua partai atau kerja untuk rakyat? Kalau kita benar-benar mau reformasi DPR besar-besaran, kerja untuk rakyat, titik,” ucap Jovial.

Baca juga artikel terkait DEMO DPR atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Flash News
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama