Menuju konten utama

IDI: Dokter yang Gugur Akibat COVID-19 Bertambah Jadi 136 Orang

IDI mencatat dalam sepekan terakhir ada empat dokter yang meninggal dunia akibat COVID-19.

IDI: Dokter yang Gugur Akibat COVID-19 Bertambah Jadi 136 Orang
Sejumlah tenaga kesehatan membawa peti berisi jenazah almarhum dokter Jhon Andi Zainal yang meninggal akibat COVID-19, di halaman RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (24/9/2020). ANTARA FOTO/FB Anggoro/aww.

tirto.id - Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat jumlah dokter yang gugur akibat COVID-19 bertambah menjadi total 136 orang.

Menurut siaran pers IDI yang diterima di Jakarta, Kamis (15/10/2020), dalam sepekan terakhir ada empat dokter yang meninggal dunia akibat infeksi SARS-CoV-2, virus corona penyebab COVID-19.

IDI menyebutkan bahwa dokter yang meninggal dunia akibat COVID-19 terdiri atas 69 dokter umum termasuk empat guru besar, 63 dokter spesialis termasuk di antaranya lima guru besar, serta dua residen atau dokter spesialis yang sedang menjalani tugas penempatan.

Dokter-dokter yang meninggal dunia akibat infeksi virus corona tercatat berasal dari Jawa Timur (32), Sumatra Utara (23), DKI Jakarta (19), Jawa Barat (12), Jawa Tengah (9), Sulawesi Selatan (6), Bali (5), Sumatra Selatan (4), Kalimantan Selatan (4), Aceh (4), Kalimantan Timur (3), Riau (4), Kepulauan Riau (2), Yogyakarta (2), Nusa Tenggara Barat (2), Sulawesi Utara (2), Banten (2), dan Papua Barat (1).

Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Ari Kusuma Januarto mengatakan bahwa kematian tenaga kesehatan akibat COVID-19 masih terjadi dan semakin mengkhawatirkan.

"Harus ada kerja sama menyeluruh baik dari pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan sehingga para tenaga medis dan tenaga kesehatan dapat melanjutkan pekerjaan penting mereka tanpa mempertaruhkan nyawa mereka sendiri," kata Ari.

Ketua Tim Pedoman dan Protokol Kesehatan Tim Mitigasi PB IDI, Eka Ginanjar mengatakan bahwa masih banyak warga yang setengah hati dalam menjalankan protokol kesehatan.

Menurut dia, hal itu terlihat dari dari banyaknya orang yang belum memakai masker secara benar, berkumpul tanpa mengenakan masker, jarang mencuci tangan, serta abai berganti pakaian setelah beraktivitas di luar rumah.

Eka menekankan pentingnya kepatuhan menjalankan protokol kesehatan untuk menghindari risiko penularan virus dari orang yang terserang COVID-19 tetapi tidak mengalami gejala atau hanya mengalami gejala ringan.

"Orang yang merasa baik-baik saja padahal sebenarnya membawa virus ini biasanya belum pernah melakukan testing COVID-19, kemudian melakukan aktivitas di luar rumah dengan mengabaikan protokol kesehatan, dan lalu menularkannya pada orang lain yang rentan," kata eka.

"Orang yang mengalami gejala seperti flu walaupun hanya ringan janganlah meremehkan hal ini. Hindari keluar rumah ataupun berkumpul dan segera lakukan testing. Dalam banyak hal, orang-orang masih sulit mempercayai keberadaan COVID-19 saat ini," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait NAKES MENINGGAL

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Gilang Ramadhan