Menuju konten utama

Home Screen Unlock: Fitur Sepele yang Sangat Penting

Home screen unlock merupakan gerbang pengguna ponsel memasuki perangkatnya. Dari sana, kekuatan ponsel bisa dimanfaatkan.

Home Screen Unlock: Fitur Sepele yang Sangat Penting
Ilustrasi home screen unlock. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Selepas hingar bingar kehadiran Samsung Galaxy S8 dengan konsep layar tanpa batasnya, dunia teknologi menanti kehadiran pesaing terberat untuk menjadi penguasa dunia ponsel pintar. Apple, sang pesaing berat itu, kini tengah disorot akan kehadiran lini ponsel pintar terbaru mereka yakni iPhone 8.

Seperti biasa, dalam urusan menjaga kerahasiaan, Apple terbilang sosok tangguh. Perusahaan itu, tak memberikan bocoran apa pun tentang bagaimana iPhone 8 kelak akan mewujud menghampiri masyarakat. Tapi, jika kita menengok pada media-media teknologi dunia, bocoran bagaimana tampang iPhone 8, cukup rajin menyapa pembacanya. Merujuk tren dunia ponsel pintar kini, iPhone 8 kelak yang akan meluncur ke pasaran, dipercaya akan mengusung konsep nihil bazel pada flagship baru mereka tersebut.

Paling tidak, itulah yang diungkapkan oleh Ming-Chi Kuo, analis dari KGI Securities yang oleh Cult of Mac, media online yang mengkhususkan diri menyajikan berita seputar Apple, disebut sebagai “analis Apple paling hebat di planet ini.” Kuo memang terbilang tenar soal prediksi tentang Apple. Apa yang ia utarakan, ramai dikutip media-media teknologi guna memberikan minuman pelepas dahaga bagi fanboy Apple.

Dalam analisis yang diutarakan Kuo, iPhone 8 kelak akan mengusung konsep screen-to-body ration yang besar. Karena konsep tersebut, Apple harus menanggalkan salah satu fitur andalannya yakni Touch ID, sebuah sensor sidik jari yang bisa dipakai pengguna untuk pengamanan ponsel pintar premium tersebut. Dengan meninggalkan Touch ID, Apple, menurut analisis Kuo, akan mengusung teknologi 3D Depth Sensing pada kamera yang berada di bagian depan ponsel pintar tersebut. Teknologi tersebut berguna untuk meningkatkan kemampuan teknologi face recognition atau pengenalan wajah yang bisa dipakai untuk keamanan, termasuk melakukan prosesi home screen unlock, menggantikan Touch ID yang akan ditinggalkan. Selain berguna untuk sisi keamanan, teknologi tersebut juga berguna untuk membuat hasil selfie fanboy Apple menjadi lebih ciamik.

Secara teknis, ada dua teknik bagaimana 3D Depth Sensing diterapkan dalam iPhone 8. Pertama, menggunakan Time of Flight alias ToF. ToF merupakan modul yang berfungsi untuk menentukan jarak objek berdasarkan kecepatan cahaya. Hal demikian bisa dilakukan dengan mengukur waktu pelepasan sinyal cahaya antara kamera dan objek pada setiap titik gambar. ToF, secara sederhana, merupakan LIDAR (Light Detection and Ranging) dalam bentuk kecil. LIDAR, merupakan teknologi peraba jarak jauh yang umumnya ditemukan pada mobil swakemudi yang saat ini banyak dikembangkan perusahaan besar. Teknik ToF tersebut, selain diyakini akan digunakan oleh Apple guna menghadirkan 3D Depth Sensing, sebelumnya telah digunakan oleh Google dalam proyek augmented reality dalam proyek Tango.

Selain menggunakan teknik ToF, 3D Depth Sensing juga bisa dihadirkan melalui teknik Structured Light. Structured Light merupakan teknik pemindaian 3D, di mana suatu pola yang telah dikenal diproyeksikan dalam suatu objek. Penerapan 3D Depth Sensing ini tak lain hanya untuk peningkatan keamanan iPhone.

Jika ditengok lebih dalam, 3D Depth Sensing merupakan peningkatan fitur face recognition yang telah ada sebelumnya. Face recognition, merupakan bagian dari fitur kemananan yang lazim ditemui di perangkat ponsel pintar kelas medium ke atas. Fitur tersebut digunakan untuk membuka ponsel yang terkunci untuk menuju home screen sebuah perangkat. Sayangnya, face recognition yang telah ada, mudah dikelabui saat hendak membuka ponsel pintar yang terkunci. Dengan hanya memanfaatkan foto wajah si pemilik, face recognition seringkali terkecoh dan menyangka foto tersebut merupakan tuannya yang benar.

Dalam dunia ponsel pintar, fitur membuka kunci memang terlihat sepele, tetapi sebenarnya sangat penting. Fitur tersebut, merupakan gerbang bagi pengguna untuk menuju home screen perangkat, dan dari sana, pengguna dapat mengakses seluruh kekuatan ponsel pintar yang dimilikinya. Fitur tersebut pula-lah yang menjadi gerbang seseorang yang tidak memiliki hak, bisa atau tidak memperoleh akses pada ponsel pintar.

Jon Jackson, CEO Mobile Posse, dalam tulisannya yang dipublikasikan Wired mengungkapkan, home screen adalah Cawan Suci bagi ekosistem mobile. Dari home screen, pengguna melakukan berbagai aktivitas terkait dengan perangkat yang dimilikinya. Menurut Jackson, setiap harinya, lebih dari 100 kali pengguna melakukan cek terhadap ponsel mereka. Ini artinya, pengguna melakukan lebih dari 100 kali pula berinteraksi dengan fitur membuka kunci home screen.

Fitur membuka kunci telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Mulai dari teknik yang sederhana yang bisa ditemukan pada ponsel feature dari zaman Nokia masih berjaya hingga teknik tinggi yang memanfaatkan sistem biometri ataupun teknik teknologi tinggi lainnya. Di ranah ponsel pintar, fitur membuka kunci memiliki ragam tingkat kemananan yang berbeda-beda. Mulai dari swipe-to-unlock yang sederhana hingga sidik jari yang rumit.

infografik home screen unlock

Guna mengamankan ponsel, banyak ragam fitur membuka kunci ponsel pintar yang bisa digunakan pengguna. PIN, yang biasanya berupa 4 digit angka, merupakan salah satu fitur membuka kunci ponsel yang biasa dianggap paling aman. Ini karena PIN memungkinkan adanya 10.000 kemungkinan kombinasi digit PIN. Hal demikian, terbilang susah ditembus oleh peretas. Apalagi ada dukungan sistem penundaan beberapa waktu jika pengguna salah memasukan PIN dalam beberapa kali. Hal demikian tentu membuat peretas sulit menembus ponsel pintar yang dilindungi PIN.

Sayangnya, banyak pengguna yang memanfaatkan PIN secara serampangan. Biasanya, pengguna memanfaatkan PIN yang sama dengan layanan-layanan yang ia miliki. Mengutip eSecurity Planet, banyak pengguna, menggunakan PIN yang mudah ditebak. PIN seperti 1212 atau yang memiliki pola serupa, seringkali digunakan pengguna. Selain itu, PIN semisal 2480, yang membentuk garis baik vertikal, horizonal, maupun diagonal, sering pula dipakai pengguna. Hal demikian, memudahkan peretas menebak PIN yang digunakan pengguna ponsel.

"Ini artinya, menebak PIN seperti menebak satu dalam sepuluh, hal demikian terjadi lantaran orang-orang memilik PIN yang mudah ditebak," ujar Ben Schlabs, ahli kemananan dari Security Research Labs.

Selain PIN, ada pula Pattern Unlock. Pattern Unlock, lazim ditemukan di perangkat Android untuk masuk ke dalam home screen perangkat tersebut. Mengutip Wired, Pattern Unlock terbilang cukup baik menjaga keamanan pengguna Android. FBI bahkan gagal membuka akses Samsung Exhibit II milik tersangka kasus prostitusi di San Diego karena tak bisa menaklukkan fitur keamanan tersebut. FBI bahkan meminta pada pengadilan untuk memerintahkan Google membantu mereka membuka perangkat Android tersebut.

Namun, Marte Loge, peneliti dari Norwegian University of Science and Technology mengungkapkan bahwa Pattern Unlock bisa mudah ditebak. "Katakan pada ku siapa kamu dan saya akan memberi tahu apa lock screen pattern-mu. Pattern Unlock, meskipun terlihat baik, sayangnya, sebagaimana penggunaan PIN, banyak pengguna yang memilik pola yang mudah ditebak untuk mengamankan ponsel pintarnya," ujarnya..

Selain fitur-fitur tersebut, ada pula sistem kemananan berbasis biometri yang digunakan untuk mengamkan sebuah ponsel pintar. Fingerprint dan Iris Scanning, lazim ditemui di ponsel pintar menengah ke atas.

Baca juga artikel terkait SAMSUNG GALAXY S8 atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti