tirto.id - Proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang menjadi sorotan masyarakat, kini memasuki tahap akhir. Setelah melalui berbagai tahapan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akhirnya menyelesaikan penghitungan suara untuk Provinsi Jakarta.
Selama masa kampanye, berbagai misinformasi tersebar di media sosial. Meski jumlahnya mulai menurun, disinformasi dan misinformasi pilkada masih bertebaran di media sosial setelah hari pencoblosan.
Tirto menemukan sebuah unggahan (arsip) mencurigakan di X (dulu Twitter), yang menggunakan keterangan yang diklaim berasal dari Ketua KPU Jakarta, Wahyu Dinata.
"Ketua KPU: "Alhamdulillah... Akhirnya bebas dari tekanan, yang penting menjaga amanah rakyat, masalah hidup dan mati ada di tangan Allah"., tulis akun bernama @03__nakula dalam unggahannya.
Unggahan yang diunggah pada Senin (09/12/2024) tersebut menampilkan tangkapan layar artikel berita dari media online, Detik, dengan judul “Ketua KPU Jakarta Nangis Tutup Rekapitulasi Hasil Pilgub”.
Unggahan ini telah mengumpulkan atensi yang cukup besar. Hingga Kamis (12/12/2024), tercatat telah dilihat lebih dari 375 ribu pengguna, mengumpulkan lebih dari 10,1 ribu tanda suka, dan diunggah ulang sebanyak 931 kali. Sejumlah balasan cuitan teratas juga menunjukkan bahwa beberapa orang percaya dengan narasi ini.
Lantas, benarkah ada pernyataan Ketua KPU Jakarta soal tekanan Pilkada 2024 tersebut?
Penelusuran Fakta
Sebagai konteks, KPU Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan hasil rekapitulasi suara Pilkada Jakarta tingkat provinsi pada Minggu (8/12/2024). Penetapan suara di tingkat provinsi dilakukan usai rekapitulasi di tingkat kabupaten/kota rampung dilaksanakan KPU sehari sebelumnya.
Hasilnya, pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno, unggul dengan perolehan 2.183.239 suara setara 50,06 persen. Sementara gubernur dan wakil gubernur nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono mendapatkan suara sebanyak 1.718.160 suara, atau 39,40 persen. Adapun paslon independen nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardhana mendapatkan suara sebanyak 459.230 atau 10,53 persen.
Terkait tangkapan layar yang beredar di X, Tim Riset Tirto melakukan penelusuran dengan memasukkan kata kunci sesuai judul, “Ketua KPU Jakarta Nangis Tutup Rekapitulasi Hasil Pilgub”.
Hasil pencarian teratas mengarahkan ke artikel dari Detik pada Minggu (08/12/2024). Artikel tersebut memberitakan KPU Jakarta, Wahyu Dinata, yang tak kuasa menahan tangis saat menutup rapat pleno rekapitulasi hasil Pilkada Jakarta yang digelar pada hari itu di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat. Dalam pidatonya, Wahyu menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung KPU Jakarta selama proses Pilkada.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang telah ikut serta dalam Pilkada Jakarta. Wahyu memuji partisipasi mereka dalam menjaga kelancaran proses pemilu hingga selesai. Selain itu, Wahyu juga menyampaikan rasa terima kasih kepada jurnalis dan masyarakat Jakarta yang berperan aktif dalam mendukung proses Pilkada.
Ketika mengulas kinerja KPU selama proses Pilkada, Wahyu tampak terharu hingga menangis.
“Kami memastikan bahwa proses sudah kami laksanakan secara maksimal, mengerahkan seluruh tenaga kami dan pikiran kami untuk memastikan,” ucapnya dengan suara terbata-bata akibat tangis haru berdasar laporan detik.
Setelah meminum air untuk menenangkan dirinya, Wahyu menambahkan bahwa ia “memastikan proses Pilkada di Daerah Khusus Jakarta berjalan secara maksimal dan sesuai dengan aturan main yang ada.”
Dalam artikel tersebut, Tirto tidak menemukan pernyataan langsung seperti pada keterangan penyerta dalam unggahan di X.
Kemudian untuk memastikan kembali, Tirto menonton kembali tayangan Langsung Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Suara Pilkada Jakarta 2024 melalui kanal Youtube KompasTV.
Pesan penutup yang Wahyu sampaikan terdapat di sekitar garis waktu 3:00:06, selama kurang lebih tiga menit. Dalam pernyataannya tidak ada narasi Wahyu menyatakan terbebas dari tekanan, seperti narasi yang tersebar di media sosial.
Hoaks ini memanfaatkan kata “tekanan” untuk menciptakan narasi yang menggiring opini publik. Pernyataan ini secara implisit menggambarkan adanya tekanan besar di Pilkada Jakarta 2024, seolah-olah ada pihak yang mempengaruhi independensi KPU.
Narasi ini berhasil memancing emosi banyak pengguna media sosial. Hal ini terlihat dari komentar-komentar yang menyayangkan situasi tersebut, bahkan ada yang mulai berspekulasi tentang “tekanan” yang dimaksud.
Padahal, setelah ditelusuri, baik siaran langsung maupun berita resmi tidak ada mencantumkan pernyataan seperti itu dari Ketua KPU. Unggahan ini menunjukkan bagaimana hoaks dapat dengan mudah memanfaatkan isu sensitif untuk memantik kebingungan dan ketidakpercayaan di masyarakat terhadap KPU sebagai penyelenggara pemilu.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, unggahan yang menarasikan pernyataan langsung dari ketua KPU Jakarta bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading). Dalam siaran langsung pada Minggu (08/12/2024) tidak ditemukan pernyataan langsung dari ketua KPU Jakarta yang bersyukur lepas dari tekanan.
Tangkapan layar yang disertakan dalam unggahan, berisikan artikel dari salah satu media daring yang memberitakan Ketua KPU Jakarta yang menangis menutup rapat rekapitulasi hasil Pilgub Jakarta. Namun, artikel tersebut juga tidak memuat kutipan Ketua KPU Jakarta yang menyatakan terlepas dari tekanan.
==
Rataliya Puspita Varera berkontribusi dalam penulisan periksa fakta ini.
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Alfons Yoshio Hartanto
Penyelaras: Farida Susanty