tirto.id - Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas menyiapkan langkah antisipasi efek penurunan harga minyak dunia di kisaran 30 dolar AS per barel minyak pada operasi hulu migas tetap dapat dilaksanakan dengan baik. SKK Migas memastikan target produksi tidak terdampak oleh penurunan harga itu.
“Kami berkoordinasi dengan Kontraktor KKS untuk membahas langkah-langkah agar kegiatan operasi dan pengembangan di lapangan dapat tetap dilaksanakan sesuai Work, Program and Budget (WP&B) tahun 2020 yang sudah disepakati bersama,” kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas, Dwi Soetjipto, di Jakarta, Senin (9/3/2020).
Dilansir dari Reuters, harga minyak berjangka jenis Brent sempat anjlok ke level 31,02 dolar AS per barel minyak yang merupakan level terendah sejak 12 Februari 2016. Minyak US West Texas Intermediate (WTI) juga sempat menyentuh level 30 dolar AS per barel minyak, yang merupakan level terendah sejak 22 Februari 2016.
Dalam keterangan tertulisnya, SKK Migas menyatakan akan segera melakukan perhitungan teknis sehingga dapat diketahui mana program yang dapat dijadikan prioritas terlepas keadaan harga minyak dunia. Di sisi lain, tidak menutup kemungkinan kalau ada program yang akan direvisi menyesuaikan situasi.
Sejumlah sasaran yang akan diwujudkan oleh SKK Migas antara lain rencana pengembangan lapangan (Plan of Development), rencana program tahunan (WP&B), serta melalui persetujuan Authorization for Expenditure (AFE).
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan dari hasil kajian itu, lembaganya bakal berupaya agar target dalam WP&B tidak turun.
"Kami akan melakukan kalkulasi teknis dan ekonomis, untuk menentukan program-program mana yang prioritas dan mana yang direvisi, tanpa menurunkan target-target dalam WP&B,” ucap Julius dalam keterangan tertulis.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri