Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Hakikat Takut Kepada Allah SWT (Khauf) dan Tanda-tandanya

Hakikat takut kepada Allah SWT (khauf), pengertian khauf dan tanda-tanda khauf.

Hakikat Takut Kepada Allah SWT (Khauf) dan Tanda-tandanya
Ilustrasi berdoa. foto/istockphoto

tirto.id - Perasaan takut termasuk salah satu sifat orang yang bertakwa dan ini merupakan bukti keimanan makhluk terhadap pencipta-Nya.

Dalam Al-Qur'an surah Al-Hajj ayat 1-2, Allah secara tegas memerintahkan umat manusia untuk takut kepada-Nya. Firman Allah SWT:

يٰۤـاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوۡا رَبَّكُمۡ‌ۚ اِنَّ زَلۡزَلَةَ السَّاعَةِ شَىۡءٌ عَظِيۡمٌ, يَوۡمَ تَرَوۡنَهَا تَذۡهَلُ كُلُّ مُرۡضِعَةٍ عَمَّاۤ اَرۡضَعَتۡ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمۡلٍ حَمۡلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكٰرٰى وَمَا هُمۡ بِسُكٰرٰى وَلٰـكِنَّ عَذَابَ اللّٰهِ شَدِيۡدٌ‏

Yaaa ayyuhan naasuttaquu Rabbakum; inna zalzalatas Saa'ati shai'un 'aziim; Yawma tarawnahaa tazhalu kullu murdi'atin 'ammaaa arda'at wa tada'u kullu zaati hamlin hamlahaa wa tarannaasa sukaaraa wa maa hum bisukaaraa wa lakinaa 'azaabal laahi shadiid

Artinya: "Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar; (Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (goncangan itu), semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras." (QS. Al-Hajj: 1-2).

Ayat ini mengimbau agar manusia mawas diri serta menjaga diri-nya dari azab Allah pada hari Kiamat dengan beriman dan bertakwa.

Manusia harus menyimak pesan Allah dengan cara beriman dan melaksanakan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.

Sesungguhnya meski kita belum mengalami, guncangan hari Kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar, menyebabkan manusia takut, panik dan tak tahu harus berbuat apa.

Dalam ayat ini diterangkan betapa dahsyatnya peristiwa yang terjadi pada hari Kiamat itu dan betapa besar pengaruhnya kepada seseorang, di antaranya:

  1. Pada hari itu ibu yang sedang menyusukan anaknya lalai dari anaknya.
  2. Pada hari Kiamat itu gugurlah semua kandungan perempuan yang hamil.
  3. Pada hari itu manusia kelihatan seperti orang yang sedang mabuk, padahal ia bukan sedang mabuk.
Contoh keadaan dan peristiwa yang diterangkan di atas adalah untuk melukiskan dan menggambarkan kepada manusia, betapa dahsyatnya malapetaka yang terjadi pada hari Kiamat itu, sehingga gambaran itu dapat menjadi pelajaran dan peringatan bagi mereka, kendati pun kejadian yang sebenarnya lebih dahsyat lagi dari yang digambarkan itu.

Sedang kejadian yang sebenarnya yang terjadi pada hari Kiamat itu tidak dapat digambarkan kedahsyatannya, karena tidak ada suatu kejadian yang terjadi sebelumnya yang dapat dijadikan sebagai perbandingan.

Tingkatan Rasa Takut kepada Allah (Khauf)

Seperti dikutip dari e-Modul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X, ayat ini tegas menyerukan kepada manusia agar takut terhadap siksa Allah SWT.

Rasa takut kepada Allah mempunyai beberapa tingkatan. Tingkatan yang pertama dinamakan dengan khauf, yaitu rasa takut kepada Allah atas dasar iman.

Orang yang beriman pasti akan mempunyai rasa takut kepada Allah. Semakin mendalam iman, akan semakin mendalam rasa takut kepada Allah.

Tingkatan yang kedua dinamakan dengan khasyyah; khasay, ini adalah rasa takut kepada Allah atas dasar iman dan ilmu.

Semakin bertambah ilmu, maka orang tersebut akan semakin bertambah pula rasa takut kepada Allah.

Apabila ada orang yang bertambah ilmunya, tetapi tidak bertambah rasa takutnya kepada Allah, maka dia akan semakin jauh dari Allah.

Selanjutnya tingkatan yang ketiga dinamakan dengan haibah, yaitu rasa takut kepada Allah atas dasar iman, ilmu dan ma’rifah (mengenal) Allah. Semakin mengenal Allah, niscaya akan semakin kokoh rasa takut kepada-Nya.

Ada pula Al-huznu, yakni rasa sedih dan gelisah yang disebabkan oleh hilangnya sesuatu yang bermanfaat atau mendapatkan musibah.

Serta Ar-rahbu merupakan padanan kata (sinonim) dari kata al-khaufu adalah rasa takut yang diiringi dengan pengagungan atas sesuatu yang ditakuti tersebut.

Kata khauf secara etimologis berarti khawatir, takut, atau tidak merasa aman.

Rasulullah SAW pernah bersabda:

”Seandainya kamu sekalian mengetahui apa yang aku ketahui niscaya kamu sekalian akan sedikit sekali tertawa dan pasti akan banyak menangis”. Kemudian para sahabat Rasulullah Saw. menutup mukanya sambil terisak-isak (menangis).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Menurut Imam al-Ghazali, takut kepada Allah SWT dapat berupa rasa takut tidak diterimanya taubat, takut tidak mampu istikamah dalam beramal saleh, takut akan mengikuti hawa nafsu, takut tertipu oleh gemerlap duniawi, takut terperosok dalam jurang maksiat, takut atas siksa kubur, takut terjebak pada kesibukan yang melalaikan dari Allah SWT, takut menjadi sombong karena memperoleh nikmat dari Allah SWT, takut mendapatkan siksaan di dunia dan takut tidak mendapatkan nikmat surga.

Adanya sifat khauf ini akan menjadi benteng penahan agar manusia tetap rendah hati dan tidak takabur.

Tanda-Tanda Takut kepada Allah (Khauf)

Berikut ini tanda-tanda seseorang yang takut kepada Allah SWT (khauf):

Selalu tampak dari ketaatannya kepada Allah SWT dengan ciri kepatuhannya untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

  1. Menjaga lisan dari perkataan dusta, di mana orang tersebut akan selalu berhati-hati dalam bertutur kata agar tak menyakiti orang lain, dan memastikan perkataannya mengandung nilai manfaat.
  2. Menghindari iri dan dengki. Untuk menumbuhkan rasa syukur ini dapat dilakukan dengan selalu menerima kenyataan dengan ikhlas dan melihat sisi positif dari setiap peristiwa hidup.
  3. Menjaga pandangan dari kemaksiatan, termasuk memandang lawan jenis dengan pandangan yang diliputi oleh hawa nafsu.
  4. Menjauhi makanan haram dengan cara senantiasa mengkonsumsi makanan dan minuman halal nan sehat yang disediakan
  5. Menjaga kaki dan kedua tangan dari sesuatu yang haram. Orang-orang ini biasanya bertindak dengan penuh hati-hati agar terjaga hubungan baik dengan sesama muslim dan mendapat rahmat dari Allah SWT.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom