tirto.id - Presiden Joko Widodo berkelakar kehabisan bahan untuk menyampaikan sambutan di Muktamar PKB ke-VI. Jokowi beralasan bahan untuk sambutannya telah "diborong" oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
"Saya mau berbicara apa tuh bingung karena semua sudah diborong oleh Ketua Umum PKB. Dari A sampai Z yang saya mau ngomong di sini sudah disampaikan," kata Jokowi saat menghadiri acara Muktamar PKB di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali pada Selasa (20/8/2019).
Kemudian, Jokowi pun mengalihkan pembicaraan ke topik yang terkait dengan kesamaan daerah lokasi Muktamar PKB ke-VI dengan Kongres V PDIP, yakni sama-sama di Bali.
Saat menyinggung hal ini, Jokowi pun kembali berkelakar dengan mengaku sempat bingung setelah mengetahui PKB menggelar Muktamar di Bali. Sebab, Bali adalah basis suara PDIP yang terkuat.
Jokowi mengaku memiliki dugaan bahwa PKB sedang mengincar suara PDIP di Bali. Dia kemudian mengingatkan Gubernur Bali sekaligus Ketua DPD PDIP Bali, I Wayan Koster untuk "mewaspadai" hal ini.
"Saya kira hanya karena coba mau peroleh suara besar di Bali. Itu secara langsung. Hati-hati pak gubernur, hati-hati," ujar Jokowi.
Setelah menyinggung lokasi Muktamar PKB, Jokowi kembali berkelakar bahwa dirinya kehabisan bahan bicara. Dia menyatakan kembali bahwa bahan pidatonya sudah dibahas Cak Imin.
"Nah, saya bingung mau ngomong apa lagi. Apa yang tertulis di sini ada semuanya disampaikan tadi, tapi baiklah," ujar Mantan Wali Kota Solo itu.
Meskipun demikian, Jokowi akhirnya berbicara serius dengan menyampaikan keinginan pemerintah menyelesaikan masalah stunting.
Dia juga membahas hasil kunjungannya ke Uni Emirat Arab. Jokowi berpendapat Indonesia harus bisa belajar dari Uni Emirat Arab yang mampu berkembang menjadi negara maju.
Sebelum Jokowi berbicara, Cak Imin memang lebih dahulu menyampaikan pidato sambutan di depan peserta peserta Muktamar PKB.
Cak Imin sempat membahas industri 4.0, penggunaan teknologi informasi, hingga keberhasilan pemerintahan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Addi M Idhom