tirto.id - Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gusdur dan Presiden ke-3 RI BJ Habibie memiliki semangat yang sama dan sering bertukar pikiran semasa hidupnya. Hal ini diungkapkan putri Gusdur, Yenny Wahid usai pemakaman Habibie di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019).
Yenny mengatakan, dirinya mengetahui hal itu ketika mendampingi sang Ayah yang tengah berkunjung ke kediaman BJ Habibie.
“Di situ [saat bertukar pikiran] memang terlihat bahwa beliau nyambung, dua-duanya nyambung kalau berbicara. Apalagi dalam semangat mengusung reformasi, demokrasi, beliau punya titik temu di sana,” kata Yenny.
Mereka berdua juga, kata Yenny, sama-sama memiliki komitmen untuk memberikan kebebasan berpendapat seluas-luasnya dan membuka ruang demokrasi sebesar-besarnya bagi bangsa Indonesia pada saat itu.
"Walaupun dua-duanya juga menjadi korban dari demokrasi itu sendiri. Artinya beliau berdua menjadi korban dikritik, disalahpahami, dan sebagainya. Tetapi ikhlas menjalaninya. Ini adalah ciri dari seorang negarawan,” kata Yenny.
Menurut Yenny, BJ Habibie sangat pantas sekali menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia. Apalagi yang sangat ia kagumi adalah sikap Habibie yang sangat mencintai istrinya, Hasri Ainun Besari.
"Beliau itu ketika mencintai sangat total, mencintai istrinya penuh totalitas sampai akhir hayatnya terus dibuktikan dengan berkunjung rutin ke makam istrinya, berbicara mengenang Bu Ainun,” kata Yenny.
Ketika masih hidup, lanjut Yenny, BJ Habibie begitu mencintai profesi yang dijalaninya sebagai seorang ilmuwan. Bahkan banyak sekali penemuannya yang ia kontribusikan kepada Indonesia maupun dunia.
"Sampai sekarang teknologi yang ditemukan Pak Habibie dipakai oleh banyak perusahaan pesawat terbang. Beliau tidak merasa harus perlu penemuannya bisa dipatenkan, yang paling penting teknologinya bisa membantu umat manusia. Itu kan mencintai dengan total," kata dia.
Lebih lanjut, ia menceritakan terakhir kali bertemu dengan BJ Habibie pada Juli kemarin. Saat itu BJ Habibie tengah berkunjung ke kediamannya dan baru pulang dari rumah sakit.
"Beliau banyak bercerita tentang konsep dari doa sebagai sebuah bentuk dari quantum fisik. Menurut saya itu luar biasa sekali. Beliau memang telaga ilmu yang luar biasa, kita menyelam pun tidak ada batasnya," kata Yenny.
Yenny merasa bersyukur pada Senin (10/9/2019), sebelum BJ Habibie wafat, dirinya sempat menjengoknya.
“Karena bagi kami, saya pribadi merasa Pak Habibie sudah seperti sosok yang sangat dekat dengan kami. Mas Ilham kebetulan, kami sangat dekat dengan Mas Ilham. Sehingga kehilangan ini bukan cuma kehilangan Mas Ilham dan keluarga, Mas Thariq, tetapi juga kehilangan kami juga,” kata dia.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Abdul Aziz