tirto.id - Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), menekankan pentingnya data dalam pelaksanaan program intervensi sosial. Menurut Mensos, data akurat bahkan menjadi faktor utama yang memastikan sebuah kebijakan intervensi sosial bisa tepat sasaran.
Gus Ipul menyatakan hal ini saat menghadiri forum NGO Connect 2025 bertema “Catalyzing Change: Leading Indonesia’s Social Transformation” yang digelar oleh Kitabisa pada Jumat (14/11/2025 di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Kalau data kita akurat, maka intervensinya menjadi akurat," ujar Gus Ipul ketika berbicara sebagai keynote speaker dalam sesi Optimalisasi Pengelolaan Lembaga Sosial yang Baik.
Gus Ipul menerangkan, setiap program kesejahteraan sosial melibatkan dua unsur utama, yaitu Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).
Terkait PPKS, Kemensos menjabarkan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) ke dalam 12 PAS (Pemerlu Atensi Sosial) yang mendasari indetifikasi kelompok target layanan sosial. Adapun PSKS merupakan kekuatan potensial masyarakat yang mesti diberdayakan dengan dukungan penuh dari pemerintah.
Dia menambahkan, penyelenggaraan kesejahteraan sosial ditopang oleh tiga pilar utama, yakni perlindungan dan jaminan sosial, pemberdayaan sosial, serta rehabilitasi sosial.
Dalam konteks itu, kata Gus Ipul, konsolidasi data penting dilakukan untuk menjadi dasar penetapan program.
Mengikuti arahan Presiden Prabowo Subianto, lanjut dia, Kemensos bersama Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan konsolidasi data dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). Data itu terus diperbarui melalui pemutakhiran yang melibatkan peran Kemensos, BPS, dan pemerintah daerah.
Menurut Gus Ipul, DTSEN tidak hanya bisa menjadi acuan pemerintah, tetapi juga lembaga non-pemerintah.
"Kalau nanti [data] dimutakhirkan terus-menerus dan makin akurat, [DTSEN] bisa menjadi pedoman bersama," tambah dia.
Gus Ipul menegaskan bahwa informasi yang benar terkait profil sasaran program bisa jadi kunci efektivitas asesmen dan intervensi sosial.
Selain itu, Gus Ipul mengapresiasi kontribusi Kitabisa dan sejumlah NGO lain yang selama ini bekerja sama dengan Kemensos. "Pemerintah tidak bisa sendirian, perlu bantuan dari NGO. Menyalurkan sumbangan-sumbangan dari masyarakat secara profesional menggunakan teknologi dan tentu dikelola secara transparan," kata dia.
Dia menilai kolaborasi Kemensos dengan berbagai NGO selama ini memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama dalam konteks respons kasus dan pemberdayaan warga.
Saat berdialog dengan CEO Kitabisa, Gus Ipul pun menjelaskan bentuk kolaborasi yang diharapkan. "Bantu masyarakat, bantu keluarga. Setelah kita bantu pada sisi perlindungan dan jaminan sosial, lewat respons kasus itu akan kita teruskan dengan pemberdayaan. Jadi tidak hanya membantu pada saat itu saja, tapi ini berkelanjutan," jelas dia.
Namun, dia mengingatkan, intervensi sosial yang baik harus dapat terukur, berkelanjutan, sekaligus mengacu pada data yang sama, yakni DTSEN.
Sementara itu, CEO Kitabisa, Vikar Ijaz, menyampaikan terima kasih atas kehadiran Mensos Gus Ipul dalam forum NGO Connect 2025. Dia pun menekankan pentingnya kolaborasi multipihak. Forum NGO Connect, lanjut dia, digelar sebagai wadah pertemuan lebih dari 100 NGO dari Indonesia untuk memperkuat ekosistem filantropi dan dampak sosial.
"Saya senang sekali karena tadi beberapa kata kunci tentang keterukuran, keberlanjutan dan kolaborasi, mudah-mudahan inilah kekuatan sumber daya kedermawanan Indonesia ini bisa maksimal dampaknya buat masyarakat," ujar Vikar.
(INFO KINI)
Penulis: Tim Media Servis
Masuk tirto.id


































