tirto.id - Kementerian Perdagangan sudah menerbitkan persetujuan untuk impor gula kristal mentah (raw sugar) sebanyak 1,4 juta ton untuk memenuhi kebutuhan selama semester I 2019. Raw sugar impor tersebut akan diolah menjadi gula kristal rafinasi (GKR) untuk kebutuhan industri.
Ketua Umum Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Rachmat Hariotomo mengatakan gula impor tersebut dijadwalkan mulai datang pada akhir Februari 2019.
"Untuk order dan pengiriman kira-kira 3 mingguan, mudah-mudahan akhir Februari sudah bisa masuk [ke Indonesia]," kata Rachmat pada Kamis (14/2/2019).
Adapun total kuota impor gula mentah sepanjang tahun 2019 yang ditetapkan oleh pemerintah mencapai 2,8 juta ton. Realisasinya dibagi menjadi dua semester. Kuota gula mentah impor itu diperuntukkan bagi 11 perusahaan anggota AGRI.
Kesebelas perusahaan itu ialah PT Angels Products, PT Jawamanis Rafinasi, PT Sentra Usahatama Jaya, PT Permata Dunia Sukses Utama dan PT Dharmapala Usaha Sukses.
Enam perusahaan lainnya: PT Sugar Labinta, PT Duta Sugar International, PT Makassar Tene, PT Berkah Manis Makmur, PT Andalan Furnindo dan PT Medan Sugar Industry.
Menurut Rachmat, kebutuhan untuk 11 perusahaan gula rafinasi tersebut pada 2019 sebenarnya mencapai 3,2 juta ton. Selain itu, masih ada sisa stok tahun lalu sebanyak 1 juta ton dan cadangan untuk 2 bulan sebanyak 600 ribu ton.
"Kami akan lakukan evaluasi triwulan untuk melihat kebutuhan riil-nya," ujar Rachmat.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan membenarkan pemerintah telah mengeluarkan izin impor gula mentah itu.
"[Izin] Sudah, untuk 11 industri AGRI," ujar dia pada hari ini.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom