tirto.id - Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan, partainya belum mengetahui siapa saja yang akan dipilih menjadi menteri oleh presiden terpilih, Joko Widodo untuk kabinet periode kedua pemerintahannya, 2019-2024.
Bahkan, Golkar baru mengetahui komposisi kabinet yakni 55 persen profesional dan 45 persen partai politik pada Rabu (14/8/2019) lalu.
"Komposisi kabinet lima tahun mendatang adalah hak prerogatif presiden," jelas Ace saat menghadiri sidang Tahunan MPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2019).
Ace menyatakan, partainya juga mempersilakan Jokowi untuk mengumumkan kabinetnya kapan saja, bahkan tak masalah bila diumumkan sebelum pelantikan pada 20 Oktober.
"Itu hak presiden karena beliau enggak ingin berlama-lama, sehingga enggak timbulkan teka-teki di masyarakat siapa saja yang duduki kabinet sebagai pembantu presiden," ucap Ace.
Golkar, lanjutnya, siap mendukung apa pun keputusan Jokowi termasuk siapa yang akan dipilihnya menjadi menteri.
"Kami akan dukung apa pun keputusan presiden dan bagi kami keputusan presiden adalah keputusan terbaik," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum (Ketum) Golkar Airlangga Hartarto mengingatkan, posisi Golkar saat ini berada di urutan kedua setelah PDIP dalam hasil Pemilu 2019.
"Golkar, kan, di bawah PDIP. Kami tidak minta yang terbanyak (menteri). Kami sediakan kader sesuai dengan permintaan. Dan menghormati hak prerogatif pak presiden," kata dia.
Saat ini Jokowi dan Ma'ruf Amin tengah menyusun komposisi kabinet. Partai koalisi yang mengusungnya, termasuk PDIP, menyodorkan nama-nama yang akan menduduki jabatan menteri.
PDIP sebagai pemenag Pemilu 2019 sekaligus pengusung Jokowi-Ma'ruf meminta jatah menteri terbanyak dibanding partai lainnya. Hal ini disampaikan langsung Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di hadapan Joko Widodo saat Kongres V PDIP di Bali pekan lalu.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno