tirto.id - Google, JD.com, dan Tencent, serta beberapa investor lainnya termasuk Mitsubishi Corporation dan Provident Capital masuk dalam daftar investor Gojek di fase pertama putaran pendanaan seri F.
"Putaran pendanaan ini juga menunjukkan kepercayaan serta keyakinan investor terhadap kemampuan tim kami dalam mewujudkan visi perusahaan," ujar Nadiem Makarim, CEO Gojek Group dalam rilis yang diterima Tirto, Jumat (1/2/2019).
Dana investasi yang terkumpul akan digunakan untuk memperdalam penetrasi pasar di Indonesia serta memperkuat ekspansi Gojek di kawasan Asia Tenggara, setelah peluncuran Gojek di Singapura, GO-VIET di Vietnam dan GET di Thailand.
Setelah putaran pendanaan Seri F ini, para pendiri Gojek akan tetap memiliki kontrol terhadap pengambilan keputusan dan penentuan arah kebijakan perusahaan.
“Kami sangat bangga karena baik investor yang telah mendukung kami sejak lama, maupun yang baru bergabung dalam putaran pendanaan ini, memahami nilai yang kami ciptakan dan mendukung visi tujuan yang ingin kami capai. Gojek merupakan investasi yang begitu unik," ujar Andre Soelistyo, Presiden GOJEK Group.
"Ini merupakan cara paling menarik untuk para investor berpartisipasi pada tahap awal transformasi ekonomi digital di Asia Tenggara menuju ekonomi digital, seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan pesat dan kepemimpinan GOJEK di Indonesia yang merupakan pasar terbesar di kawasan ini."
Alasan Google hingga JD.com Berinvestasi di Gojek
Caesar Sengupta dari Google, mengatakan Gojek membuat hidup masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara lebih mudah dan di saat yang sama mereka juga meningkatkan peluang ekonomi.
"Kami percaya kepada visi mereka, dan berkomitmen untuk terus mendukung inovasi dan pertumbuhan ekonomi yang mereka lakukan. Inilah mengapa kami sangat bersemangat untuk mendukung Gojek, karena mereka bekerja untuk melayani lebih banyak lagi masyarakat di seluruh Asia Tenggara,” ujar Caesar.
Gojek memiliki tiga pilar penting dalam mengembangkan bisnisnya yaitu Kecepatan, Inovasi dan Dampak Sosial.
Dengan tiga pilar itu, Gojek memiliki misi untuk menggunakan teknologi dalam mengatasi permasalahan sehari-hari yang dihadapi masyarakat.
Sedangkan Gojek di mata Tencent tak hanya soal visi misi yang sejalan. Perusahaan yang didirikan oleh Ma Huateng itu melihat peluang pasar di Asia Tenggara dengan menggandeng Gojek.
Pertumbuhan pesat ekonomi digital di Asia Tenggara diperkirakan akan mencapai 240 miliar dolar AS pada 2025. Nilai pertumbuhan ekonomi digital kawasan Asia Tenggara telah melewati nilai PDB lebih dari 100 negara di dunia hanya dalam waktu tiga tahun.
“Investasi kami di Gojek merupakan tonggak penting bagi Tencent di Asia Tenggara. Gojek terus mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dan pertumbuhan yang pesat pada layanan-layanan utamanya, seraya membuat perkembangan berarti pada layanan dan inovasi barunya," ujar Martin Lau, President Tencent.
"Tambahan investasi ini akan memperkuat kerja sama kami dengan Gojek di Asia Tenggara yang ekonominya tengah berkembang pesat dan memungkinkan perluasan kemitraan Tencent dengan skala global.”
Sedangkan JD.com melihat peluang kemitraan strategis dengan Gojek melalui joint venture JD.com di Indonesia, yaitu JD.id dan J-Express (JX).
JX akan berkolaborasi dengan jaringan kurir terdepan Gojek guna menyediakan layanan dan jangkauan logistik bagi para pelanggannya di seluruh Indonesia.
Selain pengiriman, dua perusahaan ini juga menjalin kemitraan dengan menghadirkan platform JD.id di aplikasi mobile Gojek.
"Sebanyak 27 juta pengguna aktif per bulan Gojek akan memiliki akses langsung ke produk-produk berkualitas yang ditawarkan oleh platform e-commerce JD.id," ujar Jon Liao, Chief Strategy Officer JD.com.
"Sumber-sumber daya yang dimiliki Gojek mulai dari marketing, branding, hingga layanan pembayaran digital akan membantu JD.id untuk memperluas cakupan konsumennya serta terus menyediakan pengalaman e-commerce terbaik untuk konsumen Indonesia."
Editor: Agung DH