Menuju konten utama

Glenny Kairupan, Kawan Lama Prabowo sejak di Lembah Tidar

Glenny Kairupan dan Prabowo Subianto masuk Akabri di tahun yang sama. Glenny lulus duluan dan akhirnya masuk Penerbangan Angkatan Darat.

Glenny Kairupan, Kawan Lama Prabowo sejak di Lembah Tidar
Glenny Kairupan. Ilustrasi/tirto.id

tirto.id - Dalam bocoran calon menterinya, Prabowo Subianto Djojohadikusumo memasukkan nama Direktur Penggalangan BPN, Glenny Kairupan, sebagai salah satu menteri. Jika Prabowo jadi presiden dan Glenny jadi menteri, kemungkinan Glenny akan diangkat sebagai Menteri Perhubungan. Ini terkait masa lalunya sebagai pilot Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad).

Putra Minahasa yang besar di Jakarta ini memilih tentara sebagai jalan hidupnya agar tidak membebani ayahnya. Kebetulan dia tetangga Hendropriyono—yang lebih senior darinya—waktu tinggal di Petojo, Jakarta. Glenny yang pintar akhirnya masuk Akabri darat di Lembah Tidar, Magelang. “Ya, saya masuk gara-gara dia [Hendropriyono] juga, karena tetangga. Rumah saya dekat dengan tempatnya,” aku Glenny seperti dikutip Inventori.

Glenny memang kawan lama Prabowo. Menurut Kivlan Zen dalam Konflik dan Integrasi TNI AD (2004: 71), pada Agustus 1985 Glenny hadir di rumah Prabowo di Lembang. Di situ ada pula Mayor Sjafrie Sjamsoedin, Mayor Kivlan Zen, dan Mayor Ismet Yusairi.

Bersama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ryamizard Ryacudu, Glenny dan Prabowo masuk bersama di Akabri Magelang pada 1970. SBY dan Glenny termasuk yang lulus duluan, yaitu pada 1973. Sementara Prabowo menyusul di tahun berikutnya hingga Prabowo termasuk Angkatan 1974.

Dari Pilot, Intel, sampai Danrem

Demi mengatasi kekurangan pilot, maka Angkatan Darat mengirim Glenny untuk belajar terbang di Curug. “Saya dan lima rekan dari TNI AD dan juga ada dari TNI AL, saat itu disertakan untuk menjadi peserta pendidikan penerbang untuk kebutuhan penerbangan TNI AD (Penerbad),” aku Glenny seperti dikutip Antara.

Mereka juga dipersiapkan menjaga kemungkinan penerbangan sipil kekurangan pilot. Glenny termasuk Angkatan ke-23 di Curug, di mana dia pernah jadi ketua alumninya. Di bidang penerbangan, dirinya mengantongi Commercial Pilot License (CPL) dan Private Pilot License (PPL).

Glenny adalah pilot militer yang sering dikirim ke daerah konflik, salah satunya Timor Timur. Zacky Anwar Makarim menyebutnya sebagai pilot pemberani. “Saya masih ingat di Timtim tahun 1978 Glen dengan helikopternya berhasil menerobos daerah pertempuran yang saat itu masih sangat rawan untuk mengambil korban- korban di pihak TNI,” tutur Zacky sebagaimana diberitakan Inventori. Sebagai perwira cemerlang, Glenny juga pernah dikirim ke luar negeri.

Pada 1995 Glenny masuk Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI. Dia pernah pula ditempatkan di Direktorat B Urusan Luar Negeri Badan Intelijen Stategis (Bais) dan sempat mengikuti pendidikan intelijen. Penugasan di luar negeri pun pernah didapatkannya, yaitu sebagai Asisten Atase Pertahanan di Filipina pada saat Presiden Marcos ditumbangkan kekuatan massa yang dikenal dengan People Power.

Glenny pernah pula jadi perwira intelijen di Kostrad. “Saya pernah jadi Danden Intel Kostrad dan Assintel Divisi 1 Kostrad. Saya bikin intelijen kayak modelnya Benny Moerdani yang low profile, senyap tapi penuh sukses,” katanya.

Glenny mengaku termasuk salah satu konseptor Gerakan Disiplin Nasional (GDN) yang menggema di akhir era Orde Baru. Dia mengaku, “suatu kebanggaan bagi saya sewaktu pemaparan GDN di Bina Graha hanya saya dan KASAD yang masuk memaparkan kepada Presiden Soeharto.”

Setelah berpangkat kolonel, Glenny masuk ke jajaran teritorial. Dia pernah menjadi Wakil Komandan Korem (Wadanrem) di Timor Timur dan Komandan Korem (Danrem) di Salatiga, Jawa Tengah pada 1995-1996. Pangkatnya ketika itu kolonel. Dia contoh langka di jajaran Danrem Indonesia—pilot Penerbad yang jadi Danrem.

Pada 1999 dia di Timor Timur lagi, kali ini pangkatnya sudah brigadir jenderal. Di tahun terakhir Timor Timur berada dalam cengkeraman Indonesia, dia pernah menjadi anggota Tim Penasehat Keamanan. Tugas di Timor Timur tidaklah mudah. Banyak nyawa melayang di sana, meski bukan oleh tangan Glenny. Dia pernah diperiksa Komisi Penyelidik Pelanggaran HAM terkait masalah yang terjadi di masa penugasannya.

Infografik Glenny Kairupan

Infografik Glenny Kairupan

Politik setelah Militer

Sebagai jenderal, Glenny bukan jenderal dengan jabatan strategis sepanjang kariernya. Bisa jadi karena dia tidak berkarier panjang di infanteri, apalagi di pasukan khusus, meski sebagai pilot bukan tidak mungkin dia ikut misi berbahaya seperti pasukan khusus. Glenny tak hanya tersalip oleh Prabowo Subianto, tapi juga tersalip oleh Sjafrie Sjamsoeddin dalam hal kepangkatan. Waktu Sjafrie sudah mayor jenderal, Glenny masih brigadir jenderal.

Kini Glenny Kairupan dikenal sebagai orang partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), yang memperjuangkan Prabowo Subianto jadi presiden. Di partai itu dia menjadi anggota Dewan Pembinan. Dalam Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Glenny menjadi Direktur Penggalangan.

Politik jadi dunianya setelah tidak berkarier di militer. Pada 2015, bersama Maya Rumantir, Glenny ikut serta sebagai calon Gubernur Sulawesi Utara. Prabowo Subianto dan Gerindra saat itu juga mendukungnya. Selain Gerindra, Partai Demokrat turut mengusungnya. Maya, pasangan Glenny dalam Pilgub tersebut, bukan orang tak dikenal. Dia artis yang populer di era 1980-an. Orang-orang yang hidup di masa Orde Baru, seperti juga dilaporkan CNN Indonesia, mengingatnya sebagai salah satu perempuan yang pernah dekat dengan Tommy Soeharto.

Glenny dan Maya tidak berjaya dalam Pilgub tersebut. Tapi Glenny tetap di dunia politik. Jika tidak bisa menjadi “raja” di Sulawesi Utara, barangkali menjadikan Prabowo sebagai “raja” di Republik Indonesia adalah hal penting. Itulah yang dilakukan Glenny Kairupan.

Baca juga artikel terkait POLITIK MILITER atau tulisan lainnya dari Petrik Matanasi

tirto.id - Politik
Penulis: Petrik Matanasi
Editor: Ivan Aulia Ahsan