Indeks Politik Militer

Saat jadi Menteri Pertahanan, Amir Sjarifuddin bikin badan-badan khusus untuk menguasai militer dan intelijen. Semua berakhir gagal.

Politikus sipil masih sibuk untuk urusan jangka pendek sehingga lupa menyiapkan figur untuk 2024.

Bagi banyak pihak, Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dianggap baik. Sebagian yang lain menganggapnya kemunduran.

Strategi menggandeng ormas dan memanfaatkan preman sudah jadi cara elite militer ikut kontestasi politik sejak dulu. Mereka membentuk simbiosis politik.

Pada zaman Soeharto banyak jenderal menduduki jabatan sipil. Biasanya mereka adalah perwira yang tidak diberi posisi penting di ABRI.

Glenny Kairupan dan Prabowo Subianto masuk Akabri di tahun yang sama. Glenny lulus duluan dan akhirnya masuk Penerbangan Angkatan Darat.

Kivlan Zen dikenal sebagai pendengung kebangkitan komunis nomor satu. Kisah karier militernya tak jauh dari Prabowo.

Ngaeran adalah bawahan Soeharto sejak di Diponegoro dan perwira Opsus-nya Ali Moertopo. Istrinya masih terhitung kerabat Tien Soeharto.

Kentot Harseno adalah mantan ajudan presiden yang pernah jadi Pangdam Jaya. Kadang-kadang dia lebih galak pada musuh Soeharto daripada Soeharto sendiri.

Beberapa mantan Danjen Kopassus terjun ke dunia politik. Di antara mereka ada Prabowo yang berseberangan dengan Agum Gumelar dalam dua pilpres terakhir.

IPKI didirikan kolonel-kolonel non-aktif pada 1950-an. Sementara PKPI dibentuk oleh jenderal-jenderal pensiunan setelah Orba tumbang.

Selama 67 tahun sejarahnya, Kopassus selalu lekat dengan paling tidak tiga hal: misteri, narasi besar, dan peran politik para pentolannya.

ABRI pernah membuat operasi besar-besaran untuk menyingkirkan personel yang ditengarai terlibat G30S.

Salah satu lapisan Peristiwa Malari adalah seleksi ulang pendukung Orde Baru.

Djatikusumo adalah Kasad pertama. Ia menolak ketika ditunjuk lagi untuk menempati jabatan yang sama.

Sejak zaman Revolusi, perkubuan besar di tubuh TNI terbagi menjadi dua antara eks KNIL dan eks PETA.

Di masa kepanglimaan Wiranto, keadaan politik-ekonomi sangat genting dan Soeharto lengser.

Pada awal 1990-an, ada isu konflik antara ABRI Merah-Putih versus ABRI Hijau. Kala Benny Moerdani jadi panglima, karier orang-orang ABRI Hijau meredup.

Feisal Tanjung dianggap tokoh ABRI Hijau. Di masa kepanglimaannya, terjadi pembersihan besar-besaran atas "orangnya Benny Moerdani".

Edi Sudradjat hanya tiga bulan jadi Panglima ABRI dan selama menjabat pernah melakukan mutasi besar-besaran. Ia dikenal dengan konsep back to basic.