tirto.id - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra Ahmad Riza Patria menjelaskan banyak pertimbangan sebelum Ketua Umum Prabowo Subianto bertemu dengan Ketum PDIP Megawati Soekarno Putri.
Menurut Riza, Gerindra mempertimbangkan kontribusi yang bisa diberikan bila nantinya akan bergabung dalam koalisi partai politik pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Kalau bersama-sama di pemerintahan tidak bisa bersinergi dengan positif maka yang dirugikan rakyat. Tentu kami tak ingin berada di pemerintahan dan tidak memberikan kontribusi yang positif," ujar dia di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta Pusat Rabu (24/7/2019).
Ia menjelaskan, begitu juga ketika Gerindra ada di luar pemerintahan. Pihaknya tak ingin sekadar ada di oposisi yang bertugas mengkritisi tanpa memberikan hasil yang positif.
"Kami tak ingin sekadar ada di oposisi yang bertugas mengkritisi atau menggonggong dan sebagainya tapi tidak memberikan kontribusi yang positif," ujar dia.
Jika melihat ke belakang, Riza menjelaskan Gerindra punya riwayat menjadi partai oposisi cukup lama. Ia mengatakan, Partai Gerindra sudah 10 tahun sebagai oposisi.
"Oposisi di periode pertama, Gerindra pernah ditawari untuk bergabung dalam pemerintahan ketika itu dan ketika itu Partai Gerindra menyatakan bahwa berada di luar pemerintahan di oposisi sesuatu yang baik sesuatu yang mulia," kata dia.
Kemudian di tahun 2014-2019, ketika Jokowi menang pemilu. Riza menjelaskan, saat ini Gerindra sedang menganalisa dan menimbang untuk masuk ke pemerintahan. Apakah sebuah keputusan yang tepat atau bukan.
"Partai yang berada di pemerintahan atau di luar pemerintahan memberikan kontribusi yang positif bagi kepentingan bangsa kepentingan negara dan kepentingan rakyat. Jadi tidak ada artinya berada di dalam pemerintahan jika tidak punya kontribusi yang positif," tandas dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Alexander Haryanto