tirto.id - Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Dokter Reisa Broto Asmoro menyatakan, Gerakan Semua Wajib Pakai Masker atau Universal Masking sudah dilakukan banyak negara karena terbukti bisa memperlambat penyebaran Covid-19.
“Di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, seruan tersebut dikenal dengan ‘Universal Masking’. Maknanya, semua orang wajib memakai masker,” ujar Dokter Reisa seperti dikutip laman resmi Satgas Covid-19.
Berdasarkan penelitian Dokter Derek Chu dan koleganya yang diterbitkan pada 1 juni 2020 tahun lalu, kata Dokter Reisa, risiko tertular percikan air atau droplet dari orang lain bisa turun 45 persen dengan memakai masker kain.
“Dan apabila memakai masker bedah, risiko makin turun ke tingkat 70 persen. Terbukti efektif kan?” terang Dokter Reisa.
Ia bilang, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC di Amerika Serikat juga pernah melakukan penelitian penggunaaan masker kain dan masker medis secara bersamaan. Mereka melakukan eksperimen untuk mencari cara meningkatkan efektivitas pemakaian masker medis, termasuk memasang masker kain di atas masker medis.
Berdasarkan hasil eksperimen itu, ditemukan bahwa pentingnya memaksimalkan fungsi masker menutupi bagian hidung dan mulut. Hasilnya menunjukkan bahwa mengenakan masker yang pas di wajah dapat membantu membatasi penyebaran virus penyebab COVID-19.
Reisa mengatakan, walaupun masker medis mengurangi tetesan droplet, namun penggunaan masker yang lebih erat dan pas di wajah, tanpa ada ruang terbuka, akan membuat partikel aerosol yang mungkin ada pada saat berada di ruang tertutup dengan orang lain dapat tertahan masker kain.
Merujuk pada penelitian CDC, Reisa menyatakan, masker medis memang lebih longgar daripada masker respirator seperti N95. Kendati demikian, efektivitas masker kain dan prosedur medis bisa ditingkatkan asalkan masker tersebut dipasang dengan benar, sesuai kontur atau bentuk wajah pemakai. Tujuannya, untuk mencegah kebocoran udara di sekitar tepi masker.
Berdasarkan penelitian CDC, menggunakan masker kain di atas masker medis atau penunggunaan masker ganda bisa meningkatkan kesesuaian masker medis di wajah dan mengurangi paparan penerima terhadap aerosol dan partikel droplet dengan ukuran kecil yang dianggap faktor utama penularan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.
“Penelitian tersebut menyatakan bahwa paparan penerima berkurang secara maksimal, lebih dari 95 persen ketika sumber dan penerima dilengkapi dengan masker ganda,” ungkap Dokter Reisa mengutip hasil penelitian CDC tersebut.
“Universal Masking itu artinya Semua Wajib Pakai Masker,” Dokter Reisa menegaskan.
Cara Memakai Masker yang Benar
Sebelum memakai masker, Dokter Reisa menyarankan untuk membersihkan tangan terlebih dahulu. Berikut tahap-tahapnya:
- Masker medis digunakan sebagai lapisan pertama. Tali masker ke telinga dapat dibuat simpul agar masker lebih rapat.
- Kawat tipis di bagian atas masker bedah ditekan ke arah wajah, sehingga mengikuti bentuk hidung. Tujuannya supaya tidak ada celah yang terbuka dari atas.
- Masker bedah dilapisi dengan masker kain yang terdiri dari 3 lapis kain. Pakailah masker kain yang ukurannya pas. Pastikan tali atau karet masker kain dikaitkan dengan baik pada telinga atau diikat di bagian belakang kepala.
- Apabila memakai dua masker, pastikan tetap bisa bernapas dengan nyaman dan tidak merasa pusing. Sebagai informasi tambahan, saturasi oksigen tidak akan berkurang apabila kita memakai masker. Jadi, kenyamananlah yang perlu disesuaikan.
Editor: Iswara N Raditya