Menuju konten utama
Advertorial

Filtrasi Lebih dari 80 Persen, Pemakaian Masker Dobel Dianjurkan

Pemakaian masker ganda memadukan masker bedah dilapisi dengan masker kain. Filtrasi masker dobel lebih dari 80 persen.

Filtrasi Lebih dari 80 Persen, Pemakaian Masker Dobel Dianjurkan
Masker kain yang dipadukan dengan masker bedah memiliki filtrasi lebih dari 80 persen. foto/istockphoto

tirto.id - Sebagai bagian dari Kampanye 3M yang terus digalakkan demi pencegahan penyebaran virus COVID-19, beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo kembali menyerukan gerakan Semua Wajib Masker. Ini adalah gerakan universal yang dapat kita temukan di seluruh dunia dalam rangka melawan COVID-19, seperti disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Dokter Reisa Broto Asmoro.

“Di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, seruan tersebut dikenal dengan ‘Universal Masking’. Maknanya, semua orang wajib memakai masker,” ujar Dokter Reisa, yang juga Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Pemerintah Republik Indonesia.

Universal Masking dianjurkan karena terbukti dapat memperlambat penyebaran COVID-19. Dokter Reisa menyebut tentang penelitian Dokter Derek Chu dan koleganya yang diterbitkan pada 1 Juni 2020. Penelitian tersebut menyatakan bahwa memakai masker akan menurunkan risiko tertular melalui percikan air atau droplet dari orang lain yang masuk ke mulut atau hidung kita. Pemakaian masker kain akan menurunkan risiko tersebut hingga 45 persen, sedangkan dengan masker bedah bisa turun ke tingkat 70 persen, sehingga terbukti efektif.

Dalam rangka melawan varian Delta yang tinggi tingkat penularannya, maka pemerintah sudah melakukan peningkatan upaya melindungi diri dari penularan COVID-19. Salah satunya adalah dengan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sebagai upaya menurunkan mobilitas dan menekan kontak antar-individu.

Bersamaan dengan PPKM, Pemerintah Indonesia juga menyatakan dimulainya kebiasaan memakai dua atau pakai masker ganda (double masking). Pemakaian masker dobel ini artinya memadukan masker bedah dilapisi dengan masker kain.

“Gunanya? Filtrasi atau daya saring masker akan semakin tinggi. Penelitian Dr. Emily Sickbert Bennet dkk, membuktikan filtrasi masker dobel naik di atas 80 persen,” ujar Dokter Reisa.

Dokter Reisa juga menambahkan bahwa penelitian penggunaan masker kain dan masker medis secara bersamaan, juga telah mendapatkan konfirmasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC di Amerika Serikat. Lembaga yang berpusat di Atlanta tersebut melakukan eksperimen untuk mencari cara meningkatkan efektivitas pemakaian masker medis, termasuk memasang masker kain di atas masker medis.

Eksperimen ini menyoroti pentingnya memaksimalkan fungsi masker menutupi bagian hidung dan mulut. Hasilnya menunjukkan bahwa mengenakan masker yang pas dan benar di wajah dapat membantu membatasi penyebaran virus penyebab COVID-19.

Penelitian CDC menemukan bahwa mengenakan masker kain di atas masker medis alias penggunaan masker ganda dapat meningkatkan kesesuaian masker medis di wajah. Masker medis secara substansial mengurangi tetesan droplet. Sedangkan pemakaian masker kain yang lebih erat dan pas di wajah, tanpa ada ruang yang terbuka, akan dapat menahan paparan partikel aerosol yang mungkin ada pada saat pemakainya berada di dalam ruang tertutup bersama dengan orang lain.

Penelitian CDC tersebut juga menunjukkan bahwa masker medis memang ditemukan lebih longgar daripada masker respirator seperti N95, tetapi efektivitas masker kain dan prosedur medis dapat ditingkatkan. Caranya adalah dengan memastikan bahwa masker tersebut dipasang dengan baik, sesuai kontur atau bentuk wajah pemakai untuk mencegah kebocoran udara di sekitar tepi masker. Juga disarankan untuk mengikat tali masker medis dengan bentuk simpul dan meratakan masker medis mengikuti bentuk wajah.

“Penelitian tersebut menyatakan bahwa paparan penerima berkurang secara maksimal, lebih dari 95 persen ketika sumber dan penerima dilengkapi dengan masker ganda,” Dokter Reisa mengutip hasil penelitian CDC tersebut.

CDC juga menyatakan bahwa sebelum kekebalan populasi dapat tercapai berkat program vaksinasi, Universal Masking adalah cara yang sangat efektif untuk memperlambat penyebaran SARS-CoV-2.

Hanya saja, perbedaannya adalah kalau kekebalan kelompok dapat dicapai dengan cakupan vaksinasi lebih dari 70 persen populasi, Universal Masking harus dilakukan semua orang dalam populasi tersebut. Tanpa kecuali.

Jadi, apabila merujuk temuan Satgas Penanganan COVID-19 yang menyatakan kepatuhan memakai masker nasional baru di tingkat 91 persen, Dokter Reisa mengatakan bahwa peluang virus menjangkiti orang lain masih terus terbuka.

“Menurut Profesor Wiku Adisasmito, masih ada sekitar 27,03 persen desa atau kelurahan di Indonesia memiliki kepatuhan rendah dalam menggunakan masker,” tambah Dokter Reisa. “Bagi yang belum disiplin memakai masker, mari kita menghormati hak orang lain untuk tetap sehat dan menjadi warga yang bertanggung jawab,” ajaknya.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam tertib mengenakan masker, pemerintah juga telah melakukan tindakan nyata membagikan bantuan masker, berikut vitamin, obat, dan hand sanitizer kepada masyarakat.

“Pembagian dilakukan melalui posko di desa dan kelurahan. Puluhan juta masker dibagikan di ribuan posko desa di Jawa Bali. Diharapkan, masyarakat yang kesulitan mendapatkan masker akan dapat terbantu oleh pembagian masker ini. Jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak memakai masker, dan mari kita kenakan masker ganda untuk perlindungan lebih optimal,” tandas Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate.

Pemerintah menegaskan, penggunaan masker ganda yang dikombinasikan dengan tindakan perlindungan lainnya akan menurunkan jumlah kasus harian.

Baca juga artikel terkait MASKER atau tulisan lainnya

tirto.id - Kesehatan
Oleh: Advertorial

Artikel Terkait