tirto.id - PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) berencana menaikkan porsi Dana Pihak Ketiga (DPK) dari ritel atau tabungan konsumen perorangan guna menurunkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR).
“Cost of fund DPK retail lebih murah dari DPK institusi. Selisihnya bisa 1-2 persen. Kita bisa lebih irit dan bunga KPR bisa lebih murah dari masa lalu,” kata Direktur Finance, Treasury, and Strategy BTN, Nixon L.P. Napitupulu, Selasa (03/09/2019)
Nixon menjelaskan DPK retail sebenarnya lebih menguntungkan perbankan lantaran biaya atau imbal hasil yang diberikan kepada konsumen relatif rendah. Hal ini berbeda ketimbang DPK dari institusi, di mana biaya yang ditanggung bank lebih besar.
Saat ini, pendanaan BTN lebih banyak berasal dari institusi. Porsinya mencapai 70 persen. Sementara sisanya 30 persen berasal dari ritel. Ke depan, BTN menargetkan porsi DPK ritel mencapai di atas 50 persen, seperti porsi bank-bank besar lainnya.
“DPK retail kami masih di bawah 50 persen. Kami akan coba DPK retail ke 60 persen dan sisanya institusi,” tambah Nixon.
Sementara itu, Plt Direktur Utama BTN Oni Ferbirarto Rahardjo menuturkan BTN akan mendorong kantor-kantor cabang BTN untuk fokus mengejar DPK retail. Untuk mengejar target itu, BTN akan menaikkan volume transaksi yang perlu didukung dengan fasilitas, seperti layanan digital hingga mobile banking.
Dia optimistis target DPK ritel tersebut bisa terealisasi mengingat nasabah BTN terus bertambah hingga 150.000-200.000 nasabah setiap tahun. Jika potensi ini bisa dimanfaatkan, target DPK ritel BTN terealisasi terbuka lebar.
“Makanya kami tadi akan menjadi transaction based. Bank yang sudah sediakan semuanya itu pasti akan transaksi di situ terus nasabahnya. Duitnya akan ditabung di situ terus,” ucap Oni.
Editor: Ringkang Gumiwang