tirto.id - Sepeda motor bukan hanya tentang mesin dan roda, sistem kelistrikannya adalah nyawa bagi performa dan kenyamanan berkendara. Bayangkan jika lampu depan tiba-toba mati di malam hari, klakson tidak berbunyi saat darurat, atau motor sulit distarter.
Di balik semua sistem vital ini, ada komponen kecil bernama relay yang berkerja tanpa henti. Relay mungkin jarang diperhatikan, tetapi fungsi relay pada motor sangat krusial.
Jika fungsi relay pada motor terganggu, sistem kelistrikan motor rentan terhadap kerusakan, mulai dari korsleting hingga keausan komponen.
Lantas, bagaimana sebenarnya cara kerja relay pada motor? Mengapa komponen ini disebut sebagai "penjaga" kelistrikan? Simak penjelasannya berikut ini.
Apa Itu Relay pada Motor?
Relay adalah komponen elektromekanis yang bertindak sebagai "sakelar otomatis" dalam sistem kelistrikan motor. Berbeda dengan saklar biasa yang dioerasikan manual, cara kerja relay menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menghubungkan atau memutus arus listrik.
Secara fisik, relay terdiri dari kumparan (coil), kontak logam, dan pegas. Secara umum, cara kerja relay pada motor memanfaatkan arus listrik dan medan magnet yang terbentuk untuk menarik kontak logam.
Gerakan ini menghubungkan sirkuit arus tinggi yang langsung terhubung ke baterai. Ketika arus ke kumparan diputus, pegas mengembalikan kontak ke posisi semula.
Contoh sederhana penggunaan relay adalah saat menyalakan lampu depan motor. Tanpa relay, arus besar dari baterai harus melewati saklar di stang, yang berisiko membuat saklar panas atau rusak. Dengan adanya fungsi relay, saklar hanya mengirim sinyal listrik kecil ke relay, lalu relay yang mengalirkan arus besar ke lampu.
Fungsi relay pada motor juga memungkinkan pemasangan aksesoris tambahan seperti lampu LED atau klakson ekstra, tanpa membebani sistem kelistrikan utama. Dengan kata lain, fungsi relay pada lampu motor adalah menjadi "jembatan" yang melindungi komponen kecil dari beban arus berlebih.
7 Fungsi Relay pada Motor yang Wajib Diketahui
Relay bukan sekadar saklar otomatis, komponen ini memiliki peran multidimensional dalam menjaga kinerja sistem kelistrikan. Berikut ini fungsi relay pada motor yang wajib dipahami:
1. Mengurangi Beban pada Saklar Utama
Fungsi relay pada motor adalah mengurangi beban pada saklar utama. Saklar utama motor, seperti tombol lampu atau starter, dirancang untuk arus rendah, biasanya di bawah 5 ampere. Jika arus tinggi (10-30 ampere) dialirkan langsung melalui saklar, komponen ini akan cepat panas dan rusak. Fungsi relay pada lampu motor mengambil alih tugas mengalirkan arus besar dari baterai ke komponen target seperti lampu atau klakson.Contohnya, saat menyalakan klakson berdaya tinggi, relay akan menerima sinyal dari tombol klakson di stang. Arus kecil ini mengaktifkan kumparan relay, lalu kontak logam di dalamnya menghubungkan arus besar langsung dari baterai ke klakson. Dengan demikian, tombol klakson di stang tidak terbebani arus tinggi, sehingga lebih awet.
2. Menjaga Stabilitas Sistem Kelistrikan
Sistem kelistrikan motor rentan terhadap fluktuasi tegangan, terutama saat aksesori seperti lampu atau injektor bekerja bersamaan. Fungsi relay pada motor adalah sebagai stabilisator dengan memastikan suplai daya ke setiap komponen tetap konsisten. Misalnya, relay pada sistem pengapian (ignition coil) memastikan tegangan yang masuk ke busi tidak terganggu oleh aktivitas komponen lain.Jika fungsi relay pada lampu motor terganggu, fluktuasi tegangan bisa menyebabkan lampu redup saat motor idle atau ECU (Engine Control Unit) error karena ketidakstabilan daya.
3. Memperpanjang Usia Komponen Kelistrikan
Kabel, sekring, dan soket pada motor memiliki batas kapasitas arus. Jika arus melebihi batas, kabel bisa meleleh atau soket mengelupas. Fungsi relay pada motor mencegah hal ini dengan menjadi “gerbang” yang mengatur besaran arus yang mengalir.Contoh nyata adalah pada sistem starter. Saat menyalakan motor, relay starter mengalirkan arus tinggi (20-30 ampere) dari baterai ke motor starter. Tanpa relay, arus ini harus melewati kunci kontak, yang berisiko merusak kunci atau kabel utama.
4. Mengontrol Arus ke Aksesori Tambahan
Pemasangan aksesori seperti lampu LED, USB charger, atau alarm membutuhkan relay untuk mengatur daya. Fungsi relay pada motor memastikan aksesori hanya menyala saat mesin hidup, sehingga baterai tidak tekor. Selain itu, relay juga mencegah arus balik (back current) yang bisa merusak aksesori atau baterai.Misalnya, fungsi relay pada lampu motor kabin akan memutus daya otomatis saat mesin mati, meskipun saklarnya masih dalam posisi “ON”.
5. Mencegah Korsleting dan Hubungan Pendek
Relay dilengkapi dengan sistem isolasi internal yang memisahkan sirkuit arus kecil (saklar) dan arus besar (baterai). Jika terjadi hubungan pendek di aksesori (misalnya kabel lampu terkelupas), fungsi relay akan segera memutus aliran arus besar sebelum terjadi korsleting yang merusak seluruh sistem.Pada beberapa motor modern, fungsi relay pada motor juga terintegrasi dengan sekring (fuse) sebagai lapisan pengaman ganda.
6. Mengoptimalkan Kerja Starter Motor
Saat menyalakan mesin, relay starter bekerja sebagai “jembatan” yang mengalirkan arus tinggi dari baterai ke motor starter. Tanpa relay, arus ini harus melewati kunci kontak, yang berpotensi menyebabkan panas berlebih dan kerusakan.Relay starter memastikan motor starter mendapat daya maksimal, sehingga putaran mesin lebih cepat dan mudah hidup, bahkan di suhu dingin.
7. Mengamankan Sistem Pengisian Daya (Charging System)
Fungsi relay pada sistem pengisian (charging system) berperan mencegah overcharging baterai. Saat mesin hidup, alternator menghasilkan listrik yang mengisi baterai. Relay (biasanya di modul rectifier-regulator) memastikan tegangan yang masuk ke baterai tidak melebihi 14,4 Volt.Jika tegangan terlalu tinggi, relay akan memutus sementara aliran listrik untuk mencegah baterai bocor atau meledak.
Cara Kerja Relay pada Motor
Cara kerja relay pada motor didasarkan pada konversi energi listrik menjadi gerakan mekanis melalui prinsip elektromagnetik. Berikut tahapan cara kerja relay:
1. Aktivasi oleh Arus Kecil
Saat pengendara menekan saklar (misalnya tombol lampu), arus listrik kecil (5-10% dari arus total) mengalir ke kumparan (coil) di dalam relay.2. Pembentukan Medan Magnet
Arus listrik pada kumparan menghasilkan medan magnet yang menarik plat kontak logam (armature) di dalam relay.3. Penghubungan Kontak Utama
Plat kontak yang tertarik akan menyambungkan dua terminal arus tinggi (biasanya berlabel 30 dan 87 pada relay standar), sehingga arus besar dari baterai mengalir ke komponen target seperti pada lampu, klakson, dan komponen lainnya.4. Pemutusan Arus saat Saklar Dimatikan
Ketika saklar dilepas, arus ke kumparan terputus. Medan magnet hilang, dan pegas di dalam relay mengembalikan plat kontak ke posisi semula. Aliran arus besar pun terputus. Proses ini terjadi dalam 1-10 milidetik, sehingga relay bekerja sangat cepat dan presisi. Kecepatan ini mencegah percikan api (arcing) yang bisa merusak kontak logam.Selain komponen utama, relay pada motor juga memiliki komponen pendukung yang memiliki peranan penting untuk menjaga kinerja relay tetap stabil. Komponen pendukung dalam relay antara lain:
Dioda atau Resistor
Komponen ini berfungsi menyerap tegangan induksi dari kumparan saat relay dimatikan, sehingga dapat mencegah kerusakan pada ECU atau saklar.Housing Plastik
Komponen pendukung pada relay motor ini melindungi komponen internal dari debu, air, dan getaran.Soket Konektor
Fungsi soket konektor dapat mempermudah instalasi dan penggantian relay pada motor.Dari penjelasan di atas, fungsi relay pada motor jelas sangat krusial. Komponen kecil ini tidak hanya melindungi saklar dan kabel dari keausan, tetapi juga menjaga stabilitas seluruh sistem kelistrikan. Mulai dari lampu, starter, hingga pengisian baterai—semua bergantung pada kinerja relay.
Pemahaman tentang cara kerja relay pada motor juga membantu pemilik melakukan perawatan preventif. Misalnya, jika lampu depan tiba-tiba redup atau starter tidak merespon, relay bisa menjadi penyebabnya. Dengan rutin memeriksa soket relay dan mengganti relay yang rusak, performa motor tetap optimal dan hemat biaya servis.
Jadi, jangan anggap remeh relay! Meski ukurannya mini, perannya sangat besar dalam menjamin keamanan dan kenyamanan berkendara Anda.
Editor: Robiatul Kamelia & Yulaika Ramadhani