Menuju konten utama

Ketahui Ciri Kampas Rem Motor & Mobil yang Habis

Kampas rem yang kosong biasanya dapat dirasakan ketika kita menginjak rem pada mobil. Jika pada saat melakukan pengereman mulai merasakan pijakan yang terlalu dalam dan jauh, kemungkinan besar kampas rem hampir habis atau bahkan kosong.

Ketahui Ciri Kampas Rem Motor & Mobil yang Habis
Ilustrasi pria mengendari motor. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Sebelum bepergian dengan kendaraan pribadi, tidak ada salahnya untuk selalu memperhatikan kondisi kendaraan, terutama pada sistem pengereman. Sebab ini menjadi salah satu bagian terpenting dalam keselamatan berkendara.

Pada sistem pengereman terdapat beberapa komponen penting yang saling berkaitan satu sama lain. Salah satunya adalah kampas rem, sebuah plat yang digesekkan terhadap piringan pada saat rem digunakan.

Seiring dengan pemakaian yang terus menerus, pengikisan pada plat pun tak bisa terelakan. Kampas yang semakin tipis dapat menyebabkan kerusakan pada komponen lain bahkan berpengaruh pada kenyamanan dan keselamatan saat berkendara.

Pasalnya kampas rem yang habis atau sudah aus akan membuat sistem pengereman tidak bekerja maksimal. Tak ada lagi alat yang menahan gesekkan sehingga dapat menyebabkan kendaraan sulit direm atau mengalami rem blong.

Apalagi pada sepeda motor yang tidak didukung dengan sistem engine brake dan pemidah daya, di mana sistem pengereman menjadi satu-satunya cara deselerasi atau daya untuk mengurangi kecepatan.

Untuk itu, tidak ada salahnya agar selalu memeriksa kondisi rem agar tetap prima. Kampas rem yang habis atau kosong sebenarnya dapat dengan mudah dikenali. Berikut tips mengetahui kondisi kampas rem pada mobil dan sepeda motor.

Mobil

Kampas rem yang kosong biasanya dapat dirasakan ketika kita menginjak rem pada mobil. Jika pada saat melakukan pengereman mulai merasakan pijakan yang terlalu dalam dan jauh, kemungkinan besar kampas rem hampir habis atau bahkan kosong.

Kemudian, menurut laman Nissan, masalah ini juga dapat diindikasikan dengan rem yang bergetar. Getaran tersebut biasanya muncul karena kampas rem yang menipis memiliki permukaan yang tidak rata.

Sehingga pencengkraman pada piringan cakram rem tidak lagi bekerja secara maksimal. Bahkan jika kondisinya sudah cukup parah, getaran itu dapat terasa hingga setir mobil.

Selain itu, ciri lain dari masalah ini ialah menimbulkan bunyi decitan saat melakukan pengereman. Hal ini lantaran kampas rem yang menipis hanya akan menyisakan besi di dalamnya.

Besi-besi itu lah yang menyebabkan timbulnya bunyi berdecit. Sebab besi-besi tersebut akan langsung bergesekan karena tak ada lagi medium tempat untuk menahan gesekan.

Kampas rem yang habis juga dapat dideteksi dari minyak rem pada kendaraan. Jika posisi minyak berada dibawah ambang batas normal atau turun, itu berarti kampas rem mulai menipis, demikian ditulis laman Honda Solo Baru.

Dengan begitu, tidak ada salahnya untuk segera melakukan perawatan ketika menemukan ciri-ciri di atas. Selain mencegah kendaraan dari kerusakan yang semakin parah, keselamatan dan kenyamanan saat berkendara pun tetap terjamin.

Sepeda Motor

Dilansir dari Indoparts, kampas rem yang habis pada sepeda motor juga dapat diindikasi dengan merasakan gejalanya. Ketika tuas rem ditekan sangat dalam dan motor masih dapat berjalan, hal itu menandakan bahwa kampas rem kemungkinan besar sudah harus diganti dengan yang baru.

Sama halnya dengan mobil, sepeda motor juga memiliki wadah minyak rem, khususnya yang menggunakan rem cakram. Wadah ini bisa menjadi alat untuk mengindikasikan kampas rem yang menipis.

Sementara itu, kampas rem yang habis juga dapat diperhatikan secara langsung. Jika masih lebar berarti kampas rem masih bagus, tapi sebaliknya jika sudah mepet atau terlihat tipis.

Dengan mengetahui ciri-ciri kampas rem yang habis, Anda bisa menentukan sendiri kapan waktu yang tepat untuk menggantinya. Ada baiknya sesegara mungkin dilakukan perbaikan agar kendaraan tidak cepat rusak, demikian dikutip dari Federal Oil.

Baca juga artikel terkait KAMPAS REM MOTOR atau tulisan lainnya

tirto.id - Otomotif
Editor: Nur Hidayah Perwitasari