tirto.id - Equinox merupakan fenomena astronomi yang terjadi ketika matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa. Kondisi ini dapat berdampak pada perairan di Sumatera Barat sampai 28 Maret mendatang.
"Fenomena equinox terjadi hari ini, hal itu juga berpengaruh pada tinggi gelombang," kata Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Teluk Bayur Kota Padang, Yosyea Oktaviandra, Jumat (23/3/2018).
Akibat fenomena ini, gelombang tinggi diperkirakan terjadi di sekitar perairan Sumatera Barat, antara lain wilayah laut lepas Samudra Hindia. Mulai 23-28 Maret 2018, tinggi gelombang berkisar 2 hingga 3,5 meter.
Hal tersebut disebabkan oleh tekanan rendah yang ada di sekitar perairan Samudra Hindia sebelah barat Kepulauan Mentawai yang merupakan dampak dari fenomena equinox.
Pihaknya mengemukakan untuk penyeberangan kapal penumpang masih aman, karena wilayah perairan pulau Sumatera hingga Kepulauan Mentawai dikategorikan stabil. Ini disebabkan gelombang tinggi terhalang oleh pulau-pulau yang ada di Mentawai.
Namun BMKG Teluk Bayur sudah memberi peringatan waspada kepada jasa transportasi laut serta nelayan ketika gelombang tinggi sudah di atas dua meter untuk wilayah perairan Sumbar hingga Mentawai.
"Kalau untuk wilayah Bengkulu di atas 2,5 meter," ujarnya.
Ia mengimbau agar jasa transportasi laut dan nelayan agar meningkatkan kewaspadaannya dan tidak memaksakan diri untuk tetap melaut ketika gelombang tinggi.
Sementara untuk cuaca di daratan, selama hingga 25 Maret 2018 diprediksi hujan pada sore hingga malam hari.
"Akibat equinox, pada siang hari akan terasa cukup terik namun berpotensi hujan mulai sore," kata Kepala seksi Observasi dan Informasi BMKG Ketaping, Budi Samiadji.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari