Gelombang tinggi ini disebabkan adanya tekanan rendah yang ada di sekitar perairan Samudra Hindia sebelah barat Kepulauan Mentawai sebagai dampak equinox.
"Kami perkirakan hari Rabu (21/3/2018) pekan ini, itu posisi matahari tepat berada di garis ekuator [khatulistiwa]. Pastinya semakin terik sinar matahari dan gampang dehidrasi," tegas Zakaria.
Menurut pakar Iklim Lingkungan dari Fakultas Geografi UGM Emilya Nurjani, fenomena equinox di Indonesia tidak menyebabkan kenaikan suhu udara secara drastis, tetapi masih dalam batas wajar.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang menegaskan Equinox merupakan fenomena alamiah, sehingga tidak benar pada saat kejadian suhu udara di Indonesia akan mencapai 40 derajat Celcius.
BMKG memastikan fenomena equinox yaitu matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa akan melintasi tiga daerah di Sumatera Barat yaitu Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Pasaman, dan Kabupaten Pasaman Barat.