Menuju konten utama

LAPAN Jelaskan Pengertian Hari Tanpa Bayangan dan Equinox

Fenomena alam hari tanpa bayangan terjadi pada hari ini, 21 Maret di sekitar garis khatulistiwa.

LAPAN Jelaskan Pengertian Hari Tanpa Bayangan dan Equinox
Warga melintas di padang rumput saat matahari terbenam di Depok, Jawa Barat, Jum'at (22/9/2017). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

tirto.id - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan mengenai fenomena Equinox dan Hari Tanpa Bayangan yang terjadi pada hari ini, Rabu (21/3/2018).

Menurut Humas Lapan, Mega Mardita, Equinox adalah fenomena saat matahari melintas di garis khatulistiwa. Sedangkan Hari Tanpa Bayangan adalah efek yang terjadi karena adanya equinox.

"Nah, karena matahari ada persis di atas kepala, maka tidak akan ada bayangan," jelas Mega kepada Tirto, hari ini.

Fenomena hari tanpa bayangan ini akan terjadi di daerah-daerah yang dilewati garis khatulistiwa yakni Pontianak, Bonjol, Riau, Parigi Moutong, Kepulauan Kayoa, Amberi, dan Gebe. Demikian pula dengan kota-kota yang dekat dengan garis khatulistiwa. Fenomena serupa akan kembali terjadi di kota-kota tersebut pada 23 September mendatang.

Sedangkan kota lain di Indonesia dapat juga mengalami fenomena serupa pada tanggal berbeda. Di Denpasar fenomena hari tanpa bayangan bakal terjadi pada 26 Oktober. Di Jakarta pada 9 Oktober dan di Sabang pada 8 September mendatang.

Dampak dari fenomena hari tanpa bayangan ini matahari akan lebih terik 9 persen dibandingkan saat titik balik matahari (solstice). Dampak lain, mulai terjadi perubahan musim di wilayah Indonesia.

Mega menjelaskan bahwa fenomena hari tanpa bayangan ini tidak akan meningkatkan suhu di sekitar garis equator. Kisaran temperatur akan tetap normal.

"Enggak akan ada yang aneh. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan," jelas Mega.

Baca juga artikel terkait FENOMENA EQUINOX atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH