tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa fenomena hari tanpa bayangan atau equinox pada 21 Maret 2018 berpotensi menyebabkan peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Sumatera Barat. Hal itu dikatakan oleh Budi Samiadji selaku Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Ketaping Padang Pariaman.
"Mulai 20 hingga 23 Maret 2018 penguapan cukup tinggi sehingga curah hujan diperkirakan meningkat," katanya di Padang, Selasa (20/3).
Equinox, lanjutnya merupakan fenomena astronomi yang terjadi ketika matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa. Saat hari tanpa bayangan ini berlangsung, durasi siang dan malam di seluruh bagian bumi relatif hampir sama, termasuk pada wilayah subtropis di bagian utara maupun selatan.
Fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, karena equinox bukan merupakan fenomena seperti heatwave yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah, yang dapat meningkatkan suhu udara secara besar dan bertahan lama.
"Namun sebaliknya, fenomena ini akan meningkatkan curah hujan," jelas Budi.
Fenomena hari tanpa bayangan biasa terjadi setiap Maret dan September dan melintasi beberapa provinsi di wilayah Indonesia mulai dari Ternate, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Barat, dan berakhir di Pulau Telo Sumatera Utara.
Setiap tahun, Sumatera Barat turut mengambil bagian dalam merayakan dengan istilah perayaan titik kulminasi tepatnya di garis khatulistiwa yakni Kabupaten Pasaman.
"Ini juga menjadi daya tarik wisata karena tidak semua provinsi mengalami fenomena ini," kata Budi.
Sementara daerah yang berpotensi hujan lebat disertai petir atau kilat mulai 20 hingga 23 Maret, yakni wilayah Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pasaman Barat, Limapuluh Kota, Agam, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Kota Payakumbuh, Bukittinggi, Padang Panjang, dan Padang.
Sedangkan untuk suhu udara sekitar 19-30 derajat celsius dengan kelembaban udara 80-95 persen. Sementara kecepatan angkin 20 km per jam yang berhembus dari barat daya menuju timur laut.
BMKG Stasiun Ketaping Padang Pariaman mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir terhadap fenomena equinox tersebut. Kendati demikian Budi meminta masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrologi seperti genangan air, banjir, dan longsor.
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Ibnu Azis