Menuju konten utama

Faktor Apa Saja yang Memengaruhi Curah Hujan?

Curah hujan yang turun dipengaruhi oleh faktor geografis, angin monsoon, serta penyebab curah hujan tinggi, yang membentuk pola curah hujan.

Faktor Apa Saja yang Memengaruhi Curah Hujan?
Ilustrasi jas hujan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Curah hujan merupakan salah satu fenomena alam yang dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai dari letak geografis, suhu udara hingga kondisi atmosfer, dapat berperan dalam memengaruhi jumlah hujan yang turun. Lantas, faktor apa saja yang menjadi penyebab curah hujan tinggi?

Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan selama periode tertentu.

Letak geografis Indonesia yang terletak di kawasan tropis dan dikelilingi oleh perairan sangat memengaruhi curah hujan di negara ini.

Perbedaan suhu antara daratan dan lautan, serta pergerakan angin muson yang membawa kelembapan dari laut ke daratan, menciptakan kondisi yang mendukung pembentukan awan hujan dan pola curah hujan di Indonesia.

Hal ini menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia menerima curah hujan yang cukup tinggi sepanjang tahun.

BMKG rilis potensi gelombang tinggi dan hujan deras
Petugas Stasiun Meteorologi Maritim Serang menunjukkan peta potensi pembentukkan siklon di Samudera Pasifik dan bisa memicu hujan deras serta gelombang tinggi di Indonesia di Serang, Banten, Kamis (11/7/2024). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/nym.

Faktor yang Memengaruhi Curah Hujan

Curah hujan yang turun dipengaruhi oleh berbagai faktor alam, mulai dari atmosfer hingga keberadaan geografi yang mempengaruhi pola cuaca.

Menurut Dr. Emilya Nurjani, S.Si, M.Si, peneliti sekaligus pengamat iklim dan lingkungan Universitas Gadjah Mada, curah hujan di suatu wilayah secara geografis dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain elevasi atau ketinggian tempat/wilayah, jarak dari sumber air, barisan pegunungan serta luasan daratan dan perairan secara lokal.

Selain itu, faktor regional seperti Monsoon, ENSO, DMI, Jullian Madden Oscillation, hingga Inter Trade Convergen Zone (ITCZ) dan Siklom Tropis juga menjadi faktor curah hujan yang mempengaruhi cuaca di suatu wilayah.

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi curah hujan:

1. Elevasi/Ketinggian Wilayah

Curah hujan yang turun dipengaruhi oleh wilayah dengan elevasi tinggi, seperti pegunungan, cenderung mengalami curah hujan lebih besar karena udara yang naik dan mendingin akan mengkondensasi uap air, menghasilkan hujan. Semakin tinggi suatu wilayah, semakin banyak uap air yang terkondensasi.

2. Jarak dari Sumber Air

Wilayah yang dekat dengan sumber air juga menjadi penyebab curah hujan tinggi. Wilayah yang dekat dengan laut atau danau, memiliki kelembapan udara lebih tinggi, yang mendukung pembentukan awan hujan. Wilayah jauh dari perairan mungkin lebih kering karena udara tidak mengandung cukup uap air.

3. Barisan Pegunungan

Pegunungan berperan dalam fenomena hujan orografik, di mana udara yang melewati pegunungan naik, mendingin, dan menyebabkan kondensasi uap air yang membentuk awan hujan.

Proses ini sering terjadi di sisi barat pegunungan yang terkena angin lembap. Pola curah hujan di Indonesia juga dipengaruhi oleh banyaknya pegunungan yang ada di Indonesia.

4. Luasan Daratan dan Perairan

Curah hujan yang turun dipengaruhi oleh luasnya perairan dan daratan di suatu wilayah. Luasnya peraian dan daratan ini berperan dalam mengatur sirkulasi udara.

Wilayah dengan banyak perairan memiliki curah hujan yang lebih stabil, sementara daerah yang lebih kering, seperti gurun, cenderung memiliki curah hujan rendah.

5. Monsoon

Angin muson menjadi salah satu penyebab curah hujan tinggi. Angin muson membawa kelembapan dari laut ke daratan dapat menyebabkan musim hujan yang panjang. Monsoon barat daya, misalnya, membawa hujan ke Indonesia selama musim hujan yang dipicu oleh pergeseran angin global.

6. El Niño-Southern Oscillation (ENSO)

Faktor curah hujan lainnya adalah fenomena ENSO. Faktor ini memengaruhi curah hujan secara global.

Selama El Niño, curah hujan cenderung lebih sedikit, menyebabkan kekeringan, sementara selama La Niña, curah hujan meningkat, menyebabkan banjir di beberapa wilayah.

Dampak banjir bandang di Sibolangit
Warga melakukan pencarian korban hilang akibat banjir bandang di Dusun II, Desa Martelu, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu (24/11/2024). Banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (24/11) malam tersebut mengakibatkan empat warga meninggal dunia, sembilan warga mengalami luka dan dua warga belum ditemukan. ANTARA FOTO/Yudi Manar/agr

7. Dipole Mode Index (DMI)

Perbedaan suhu antara Samudra Hindia bagian barat dan timur juga mempengaruhi pola curah hujan. Indeks DMI tinggi dapat menyebabkan musim hujan yang lebih intensif di Indonesia, sedangkan nilai rendah menyebabkan kekeringan.

8. Julian-Madden Oscillation

Perubahan suhu permukaan laut di kawasan tropis mengubah pola sirkulasi atmosfer, yang pada gilirannya memengaruhi curah hujan. Fenomena ini memiliki siklus 30 hingga 60 hari yang memengaruhi pola hujan di berbagai belahan dunia.

9. Inter-Tropical Convergence Zone (ITCZ)

ITCZ adalah wilayah pertemuan angin dari belahan bumi utara dan selatan yang menyebabkan udara lembap naik, mendingin, dan menghasilkan hujan. Pergerakan ITCZ secara musiman memengaruhi intensitas dan distribusi curah hujan di kawasan tropis.

10. Siklon Tropis

Siklon tropis adalah sistem cuaca dengan tekanan rendah yang dapat membawa hujan lebat. Wilayah yang dilalui siklon tropis sering mengalami curah hujan sangat tinggi, yang dapat menyebabkan banjir dan kerusakan.

11. Kelembapan Udara

Curah hujan yang turun dipengaruhi oleh kelembapan udara. Kelembapan udara yang tinggi akan meningkatkan potensi terjadinya kondensasi, yang pada gilirannya dapat membentuk awan hujan.

Wilayah dengan kelembapan tinggi, seperti kawasan pesisir atau dekat badan air besar, memiliki potensi curah hujan yang lebih tinggi karena lebih banyak uap air tersedia untuk dikondensasikan.

12. Pengaruh Urbanisasi

Salah satu penyebab curah hujan tinggi adalah pengaruh urbanisasi. Perubahan penggunaan lahan, khususnya urbanisasi, dapat memengaruhi pola cuaca lokal.

Pembangunan kota mengubah karakteristik permukaan bumi, yang dapat menyebabkan peningkatan suhu lokal dan perubahan arah angin.

Hal ini bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya hujan di wilayah perkotaan karena efek pemanasan yang terjadi di area tersebut.

Erupsi Gunung Ruang
Gunung Ruang mengeluarkan asap putih dari permukaan kawahnya di Kabupaten kepulauan Sitaro (Siau Tagulandang Biaro), Sulawesi Utara, Jumat (19/4/2024). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat terjadinya kembali erupsi G. Ruang pada pukul 17:06 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 400 m di atas puncak (± 1.125 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah selatan. ANTARA FOTO/HO PVMBG/adw/aww.

13. Aktivitas Gunung Berapi

Faktor curah hujan juga dapat disebabkan oleh aktivitas gunung berapi. Letusan vulkanik dapat memengaruhi curah hujan dalam beberapa cara.

Asap dan abu vulkanik yang dihasilkan dapat mengganggu proses kondensasi di atmosfer dan mengurangi jumlah hujan. Namun, dalam beberapa kasus, letusan besar dapat meningkatkan curah hujan karena partikel vulkanik dapat meningkatkan pembentukan awan hujan.

14. Kondisi Laut

Suhu permukaan laut yang lebih tinggi, terutama di kawasan tropis, menyebabkan peningkatan penguapan yang menghasilkan lebih banyak uap air di atmosfer.

Uap air ini akan terkondensasi dan berpotensi menyebabkan hujan. Proses ini sangat penting bagi wilayah-wilayah yang terletak dekat dengan laut atau samudra besar, yang sering kali mengalami hujan lebih banyak selama periode perairan hangat.

15. Garis Lintang

Garis lintang merujuk pada garis imajiner yang mengelilingi bumi secara horizontal, sejajar dengan ekuator.

Garis lintang digunakan untuk mengukur jarak utara atau selatan dari ekuator. Lokasi di dekat ekuator (0°) cenderung memiliki iklim tropis dan curah hujan tinggi, sementara wilayah yang lebih dekat dengan kutub (garis lintang tinggi) cenderung lebih kering dan memiliki iklim yang lebih dingin.

Indonesia sendiri terletak di antara garis lintang 6° LU (Lintang Utara) hingga 11° LS (Lintang Selatan), yang berarti sebagian besar wilayahnya berada di kawasan tropis.

Letak ini membuat Indonesia memiliki iklim yang panas dengan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun, terutama di daerah pesisir dan pegunungan, serta musim hujan yang dipengaruhi oleh pergerakan angin monsoon dan faktor atmosfer lainnya.

Baca juga artikel terkait SUPPLEMENT CONTENT atau tulisan lainnya dari Robiatul Kamelia

tirto.id - Edusains
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Robiatul Kamelia & Yulaika Ramadhani