Menuju konten utama

Fakta-Fakta Pembakaran Al-Quran di Swedia & Situasi Terkini

Berikut fakta-fakta pembakaran Al-Quran di Stockholm, Swedia pada Sabtu (22/1/2023) dan situasi terkini.

Fakta-Fakta Pembakaran Al-Quran di Swedia & Situasi Terkini
Seorang personel polisi berdiri di dekat bus yang terbakar setelah demonstrasi yang diselenggarakan oleh Rasmus Paludan, pemimpin garis keras partai politik sayap kanan Denmark berubah menjadi kekerasan, di Rosengard, Malmo, Swedia 16 April 2022. johan nilsson/AP

tirto.id - Aksi pembakaran Al-Quran di Swedia terjadi selama protes di Stockholm, Sabtu (21/1/2023). Pembakaran kitab suci umat Islam itu dilakukan oleh aktivis sekaligus politikus bernama Rasmus Paludan.

Berdasaran video yang diunggah di Youtube TRT World, Paludan tampak berdiri di area terbuka dengan pakaian serba hitam. Di tangan kanannya, Paludan sedang membawa salinan Al-Qur'an berukuran sebesar telapak tangan.

Selanjutnya, Paludan memantik api dan langsung membakar Al-Qu'ran yang ia pegang di depan banyak orang. Aksinya tersebut tentu memicu beragam respons dari banyak negara.

Ditambah potongan video yang sedang membakar Al-Qur'an semakin beredar pesat di internet dan berbagai platform media sosial.

Fakta-Fakta Pembakaran Al-Quran di Swedia

Peristiwa protes disertai aksi bakar Al-Qur'an di Swedia menyita banyak perhatian publik. Berikut ini Tirto menghimpun fakta-fakta pembakaran Al-Quran di tengah aksi protes di Stockholm, Sabtu:

1. Dilakukan di depan kantor Kedutaan Turki

Pembakaran Al-Qur'an yang dilakukan oleh Rasmus Paludan berlangsung di depan kantor Kedutaan Turki untuk Swedia yang ada di Stockholm.

Aksi protes tersebut dihadiri sekitar 100 orang dan kerumunan wartawan. Melansir The Guardian, sebelum menjalankan aksinya tersebut Paludan telah mendapatkan izin dari pihak kepolisian.

Pemimpin partai sayap kanan Denmark itu diketahui memberikan pidato selama satu jam menentang Islam dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, kemudian, di akhir orasinya Paludan membakar Al-Qur'an.

2. Berlangsung di tengah tiga protes yang berbeda

Aksi pembakaran Al-Qur'an pada Sabtu lalu bertepatan dengan situasi panas di Swedia.

Dikutip dari France 24, pada saat yang sama setidaknya terjadi tiga aksi protes di ibu kota Swedia, Stockholm. Ketiga aksi protes tersebut mengusung tiga tuntutan yang berbeda.

Pertama adalah menentang pemerintahan Turki, kedua mendukung Kurdi, dan ketiga menentang tawaran Swedia untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Ketiga protes sama-sama sudah mendapatkan izin dari pihak kepolisian di Swedia.

3. Perdana Menteri Swedia angkat bicara

Perdana Menteri (PM) Swedia Ulf Kristersson akhirnya angkat bicara menyusul peristiwa pembakaran Al-Qur'an di Stockholm.

Melalui Twitter, ia mengkritik bahwa tindakan membakar Al-Qur'an adalah sesuatu yang tidak sopan meskipun untuk alasan kebebasan pendapat.

"Kebebasan berekspresi adalah hal fundamental dari demokrasi. Apa yang legal belum tentu sesuai," cuitnya melalui akun Twitter @SwedishPM, Minggu (22/1/2023).

"Membakar buku yang suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan. Saya ingin mengungkapkan simpati saya untuk semua Muslim yang tersinggung dengan apa yang terjadi di Stockholm hari ini,” lanjut dia.

Situasi Terkini pasca Pembakaran Al-Quran di Swedia

Situasi terkini pasca pembakaran Al-Qur'an di Swedia menyebabkan sejumlah negara melakukan protes.

Melansir Aljazeera, negara yang mengecam aksi Paludan itu termasuk negara-negara mayoritas Muslim, termasuk Arab Saudi, Yordania, Kuwait, Pakistan, dan Somalia.

Selain itu, kritik juga datang dari Jerman dan Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa tindakan Paludan "tidak terhormat."

Protes juga disampaikan oleh pemerintah Indonesia melalui pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu).

"Indonesia mengutuk keras aksi pembakaran Al-Qur'an yang dilakukan oleh Rasmus Paludan, politisi Swedia di Stockholm (21/1)," cuit Kemlu melalui Twitter @Kemlu_RI, Minggu (22/1/2023).

"Aksi penistaan kitab suci ini telah melukai dan menodai toleransi umat beragama. Kebebasan ekspresi harus dilakukan secara bertanggung jawab," lanjut Kemlu.

Sementara itu, aksi protes besar sempat berlangsung di Turki sehari setelah peristiwa pembakaran terjadi. Melansir AP News sebanyak 250 orang berkumpul di depan kantor Konsulat Swedia di Istanbul dan menyampaikan protes atas tindakan yang dinilai intoleran tersebut.

Para demonstran membawa foto aktivis Rasmus Paludan dan membakarnya sebagai bentuk protes.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Addi M Idhom