tirto.id - Beberapa kota di Swedia dilanda kerusuhan setelah insiden pembakaran Alquran. Menurut berita terbaru, ada tiga orang di kota Norrkoping yang terluka dan membutuhkan perawatan medis setelah terkena peluru polisi.
Reuters melaporkan, di beberapa tempat, pengunjuk rasa menyerang polisi. Selama beberapa hari terakhir, polisi dan pengunjuk rasa terlibat dalam bentrokan serius, di mana beberapa polisi mengalami luka-luka dan beberapa kendaraan dibakar.
"Tiga orang tampaknya telah terkena pantulan dan sekarang dirawat di rumah sakit. Ketiga orang yang terluka ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan," kata polisi dalam sebuah pernyataan online.
Kronologi Kasus Pembakaran Alquran Hingga Kerusuhan di Swedi
Sebelumnya, ada rencana demonstrasi yang dipimpin oleh Rasmus Paludan dan partainya Stram Kurs. Dia adalah pemimpin garis keras partai politik sayap kanan Denmark. Demo itu dimaksudkan untuk membakar Alquran, demikian The Guardian melaporkan.
Stram Kurs sudah diberi izin untuk menggelar demonstrasi di lingkungan Skaggetorp, tapi mereka tidak bisa memulainya karena polisi sedang menangani peserta unjuk rasa yang lain.
"Ada orang-orang bertopeng di tempat kejadian yang melempari polisi dengan batu," kata sebuah pernyataan dari polisi daerah.
Tetapi, pernyataan tersebut tidak mengidentifikasi apakah para perusuh itu adalah bagian dari protes yang dijadwalkan.
Sementara itu, BBC melaporkan, Rasmus Paludan yang dikenal sebagai ekstremis Denmark-Swedia sekaligus pemimpin gerakan Stram Kurs, mengatakan kalau dia telah membakar teks paling suci Islam. Dan dia mengaku akan mengulangi perbuatan tersebut.
Paludan bahkan mengancam akan mengadakan rapat umum lagi di Norrkoping pada hari Minggu lalu, untuk mendorong demonstran tandingan untuk berkumpul di sana. Pemerintah Irak dan Iran telah memanggil utusan Swedia untuk memprotes pembakaran tersebut.
Dalam kasus terkini, insiden pembakaran Alquran tersebut telah memicu bentrokan di beberapa kota di Swedia. Media lokal mengatakan, pada hari Minggu, tiga orang terluka di kota timur Norrkoping saat polisi melepaskan tembakan peringatan ke arah perusuh.
Sedikitnya, 17 orang ditangkap dan beberapa kendaraan dibakar. Pada hari Sabtu, kendaraan termasuk bus dibakar di kota selatan Malmo selama demonstrasi sayap kanan.
Insiden ini juga pernah terjadi sebelumnya di tahun 2020, di mana protes terhadap rencana Stram Kurs untuk membakar Alquran telah berubah menjadi kekerasan. Pada tahun 2020, pengunjuk rasa membakar mobil dan merusak bagian depan toko dalam kerusuhan di Malma.
Akhirnya, Paludan dipenjara selama satu bulan di tahun 2020 karena berbagai pelanggaran, termasuk rasisme di Denmark dan berusaha merencanakan pembakaran Alquran di negara-negara Eropa lainnya, termasuk Prancis dan Belgia.
Editor: Iswara N Raditya