Menuju konten utama
Berita Internasional Terkini

Ada Apa dengan Sri Lanka: Penyebab Kerusuhan & Kondisi Terkininya?

Anggota Kabinet Sri Lanka mundur secara massal, apa yang sedang terjadi di sana? Berikut berita terkininya. 

Ada Apa dengan Sri Lanka: Penyebab Kerusuhan & Kondisi Terkininya?
Tentara Sri Lanka tiba di lingkungan kediaman pribadi Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapksa yang dirusak setelah bentrokan semalam di Kolombo, Sri Lanka, Jumat, 1 April 2022. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

tirto.id - Negara Sri Langka sedang dilanda kerusuhan besar. Menurut berita terbaru, orang-orang di beberapa kota turun ke jalan dan bentrok dengan pasukan keamanan. Mereka memprotes buruknya kinerja pemerintah dalam menangani krisis ekonomi. Lantas bagaimana kondisi terkininya?

BBC melaporkan, pengunjuk rasa di ibu kota Kolombo, Sri Lanka, sempat berhadapan dengan petugas keamanan selama beberapa jam, akhirnya bubar dengan damai. Kondisi sedikit berbeda di kota Kandy, polisi menembakkan gas air mata dan meriam air ke arah mahasiswa.

Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa memberlakukan jam malam setelah bentrok di dekat kediamannya. Aturan itu melarang orang-orang berada di jalan umum, taman, kereta api dan tepi pantai kecuali mendapat izin tertulis dari pihak berwenang.

Kondisi Terkini Kerusuhan di Sri Lanka

Akses terhadap media sosial di Sri Lanka juga diblokir sementara. Jam malam juga masih akan berlaku hingga hari ini, Senin, 4 April 2022 waktu setempat.

Pada hari Minggu, tentara bersenjata lengkap menahan ratusan pengunjuk rasa yang berbaris di Lapangan Kemerdekaan di ibu kota.

Kepada kantor berita AFP, anggota parlemen oposisi Harsha de Silva mengatakan: "Presiden Rajapaksa lebih baik menyadari bahwa gelombang telah mengubah pemerintahan otokratisnya."

Sedangkan anggota parlemen oposisi lainnya, Eran Wickramaratne, mengatakan: "Kami tidak bisa membiarkan pengambilalihan militer. Mereka harus tahu kami masih demokrasi."

Kericuhan Sri Lanka

Pemimpin oposisi Sri Lanka Sajith Premadasa, kiri, bersama dengan anggota parlemen oposisi lainnya meneriakkan slogan-slogan anti pemerintah selama protes di Kolombo, Sri Lanka, Minggu, 3 April 2022. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

Di kota Kandy, polisi menembakkan gas air mata ke ratusan mahasiswa yang memprotes di dekat Universitas Peradeniya.

Awalnya, protes yang dilakukan hari Kamis di luar rumah Presiden Rajapaksa di Kolombo berjalan dengan damai, tetapi para peserta mengatakan, keadaan berubah menjadi kekerasan setelah polisi menembakkan gas air mata dan meriam air, memukuli para demonstran.

Para pengunjuk rasa membalas dengan melempari polisi dengan batu dan setidaknya dua belas personel polisi dilaporkan terluka, dengan sejumlah kendaraan juga dibakar.

Kabinet Menteri Sri Lanka Mundur Secara Massal?

Menteri Pendidikan Dinesh Gunawardena mengatakan, anggota kabinet Sri Lanka juga telah mengundurkan diri secara massal dari jabatan mereka ketika protes anti-pemerintah sedang berkecamuk.

Total ada 26 menteri yang mengundurkan diri dalam pertemuan larut malam, termasuk kakak laki-laki Presiden Gotabaya, Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa.

Kericuhan Sri Lanka

Sebuah keluarga Sri Lanka bergabung dalam protes menuntut pengunduran diri pemerintah selama jam malam di Kolombo, Sri Lanka, Minggu, 3 April 2022. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

“Semua menteri mengajukan surat pengunduran diri agar presiden dapat membentuk kabinet baru,” kata Gunawardena sebagaimana dikutip Al Jazeera.

Tiga anggota lain dari keluarga Rajapaksa juga mengundurkan diri di tengah meningkatnya kemarahan publik terhadap kekurangan makanan, bahan bakar dan obat-obatan yang melanda Sri Lanka.

Apa Penyebab Unjuk Rasa di Sri Lanka?

Sri Lanka sudah dihantam krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948. Sebagian masalah ini disebabkan oleh kurangnya mata uang asing yang dipakai untuk membayar impor bahan bakar.

Akhirnya, hal itu menyebabkan seringnya pemadaman listrik, bahkan bisa berlangsung setengah hari atau lebih. Masalah kekurangan makanan, obat-obatan dan bahan bakar juga menyebabkan kemarahan publik sehingga mencapai titik tertinggi baru.

Ini adalah salah satu tantangan dari popularitas Presiden Rajapaksa, yang meraih kekuasaan dengan kemenangan mayoritas pada 2019. Kala itu, dia menjanjikan stabilitas dan pemerintahan yang kuat.

Pemblokiran media sosial itu mendapat kritik dari keponakan presiden sendiri, Namal Rajapaksa. Melalui twit dia menuliskan: "Saya tidak akan pernah memaafkan pemblokiran media sosial. Ketersediaan VPN, seperti yang saya gunakan sekarang, membuat larangan seperti itu sama sekali tidak berguna."

Baca juga artikel terkait POLITIK atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya