Menuju konten utama

Erick Thohir, Sobat Dekat Sandiaga, Bos Media, Pilihan Jokowi

Erick Thohir mengaku akan profesional dalam Pilpres 2019: takkan mencampuri pemberitaan di media miliknya untuk mendukung Jokowi.

Erick Thohir, Sobat Dekat Sandiaga, Bos Media, Pilihan Jokowi
Ilustrasi Pilpres 2019: Erick Thohir. tirto.id/Lugas

tirto.id - Erick Thohir berkaca-kaca ketika mendengar kabar Sandiaga Salahuddin Uno, sobat dekatnya, menjadi calon wakil presiden pilihan Prabowo Subianto. Ia terharu. Maka, ketika bertemu dengan Sandiaga, ia pun langsung memeluknya.

Keharuan itu karena Thohir senang semata mengingat sahabatnya mendapatkan sesuatu yang membanggakan, bukan karena perbedaan pilihan politik.

“Saya rasa kalau seorang sahabat sejati, temannya dapat sesuatu, entah bisnis yang bagus, entah posisi yang bagus, saya mah orangnya jujur, pasti terharu, orang terharu macam-macam ekspresinya, bisa berkaca-kaca,” kata Thohir saat menghadiri peluncuran buku TGB Zainul Majdi di Hotel Ayana Midplaza, 14 September 2018.

Setelah Sandiaga sah sebagai cawapres Prabowo, giliran Thohir yang ketiban pulung. Presiden Jokowi meminangnya sebagai ketua tim pemenangan.

Sandiaga dan Thohir memang berteman sejak kecil. Mereka bahkan kerap bermain basket bersama. Ketika sama-sama sekolah di Amerika Serikat, keduanya pun sering saling mengunjungi.

Sepulang ke Indonesia, mereka kembali bertemu di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Sewaktu Sandiaga menjadi ketua umum asosiasi pengusaha itu pada 2005, Thohir menjadi salah satu pengurusnya. Meski tidak ada kongsi bisnis, tapi kakak Thohir, Garibaldi, adalah rekan bisnis Sandiaga di Adaro Energy.

Melalui PT Trinugraha Thohir, Sandiaga membeli saham Adaro Energy Tbk sebesar 60 persen pada 2005. Tahun 2017, Sandiaga melepas Rp540 miliar sahamnya di Adaro Energy. Menurut Thohir, sampai saat ini Sandiaga masih memiliki saham di sana.

“Mestinya masih punya, mestinya ada,” kata Thohir.

Bisnis Media Erick Thohir

Berbeda dari lini bisnis Garibaldi dan Sandiaga Uno, Erick Thohir lebih fokus pada bisnis media dan olahraga. Di bisnis olahraga, ia memiliki klub sepakbola Seri A Italia, Internazionale Milan. Ia juga membeli DC United dan Persib Bandung. Sementara di basket, ia ikut memiliki klub NBA Philadelphia 76ers dan Satria Muda.

Di Mahaka Group, Thohir memiliki sejumlah media di Jakarta. Beberapa di antaranya Radio 98.7 Gen FM, 101 Jak FM, Jak TV, Prambors Channel, Delta FM, FeMale Radio, Sin Chew Indonesia, Majalah a+, Golf Digest, Republika, dan ANTV. Ia juga pernah memiliki saham di tvOne.

Di antara media miliknya itu, Republika adalah yang paling unik segmennya. Koran ini menyasar pembaca muslim perkotaan. Republika dibeli Thohir pada 2000 saat kolaps menghadapi krisis dan usai rezim Orde Baru tumbang.

Janet Steele, profesor jurnalisme dari George Washington University yang meneliti Republika dalam Jurnalisme Kosmopolitan di Negara-Negara Muslim Asia Tenggara (2018), mengisahkan bahwa koran ini lahir atas restu Presiden Soeharto dan pendanaan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia. Koran yang dibikin pada 1993 ini memiliki misi yang jelas: melayani komunitas muslim.

Thohir melihat Republika sebagai bisnis yang menjanjikan karena memiliki pasar besar. Karena itu ia memberanikan diri mengambil alih. Meski demikian, Thohir tidak pernah intervensi.

Satu-satunya rubrikasi yang diberikan ruang untuk Thohir adalah rubrik olahraga. “Itu benar, hanya di urusan olahraga. Jika ada sesuatu terkait politik, yang terjadi adalah diskusi dengan saya dan siapa pun di redaksi," kata mantan pemimpin redaksi Ikhwanul Kiram Mashuri dalam buku Steele (hlm. 106).

Pada Pilpres 2014, ketika pasangan Jokowi-JK melawan Prabowo-Hatta, pemberitaan Republika, terutama Republika Online, cenderung menyerang Jokowi. Padahal redaksi sendiri sudah memutuskan bahwa Republika mendukung kedua capres, baik Jokowi dan Prabowo.

Soal pemberitaan yang menyerang Jokowi itu, Joko Sadewo, editor Republika Online, beralasan semata-mata alasan trafik berita. Menurutnya, sebagian besar pembaca Republika adalah warga Muhammadiyah yang menyukai tulisan yang menyerang Jokowi.

Tulisan yang menyerang Jokowi itu menurutnya disukai oleh "cyber army Prabowo". Sehingga, mereka memanfaatkan berita Republika untuk menyerang lawan politik.

Cyber army mereka bekerja menyebarluaskan tulisan-tulisan itu. Jadi, memang kelihatannya seakan-akan Republika itu pro-Prabowo,” kata Sadewo, seperti ditulis Steele (hlm. 108).

Infografik HL Indepth Politik 2019

Erick Thohir Memilih, Jokowi Meminta

Terlepas dari pemberitaan Republika, Thohir dalam hati sudah memilih Jokowi sebagai arah politiknya. Ia menilai Jokowi bekerja untuk rakyat dan karena itu ia menjatuhkan pilihannya mendukung Jokowi.

Dukungan pada Jokowi itu jauh sebelum ia ditunjuk sebagai ketua tim kampanye Jokowi. “Dan ketika orang tanya ke saya, 'Pak bagaimana posisinya?' Ini pilihan. Pilihan itu berdasarkan hati nurani, bukan kepentingan,” katanya.

Omongan Thohir sudah dibuktikan saat ia dipercaya oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menjadi ketua INASGOC, yang mengurusi Asian Games 2018. Menurut Thohir, tidak ada satu pun media milikinya menerima iklan Asian Games.

“Semua pada dapat, lho, kita enggak dapat sendiri. Kan, itu menunjukkan saya coba bertindak profesional,” kata Thohir.

Saat bekerja untuk Asian Games, Thohir memilih nonaktif mengurusi bisnis Mahaka Group. Dua pekerjaan yang tidak bisa ia tinggalkan adalah direktur ANTV dan mengurusi Internazionale Milan.

Alasan profesionalisme ini pula yang membuat Jokowi memilih Thohir sebagai ketua tim sukses. “Setiap hal yang dia pimpin selalu mendapatkan kesuksesan. Terakhir, tentu saja, kami masih ingat dia ketua INASGOC Asian Games 2018,” kata Jokowi.

Sebagai manajer kampanye Jokowi, Thohir mengaku akan tetap profesional. Ia tidak akan melakukan intervensi ke perusahaan miliknya.

“Profesional. Saya profesional tidak digaji,” ujarnya, berusaha bercanda.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Mawa Kresna

tirto.id - Politik
Reporter: Mawa Kresna
Penulis: Mawa Kresna
Editor: Fahri Salam