tirto.id - Menteri BUMN, Erick Thohir, tak menampik pembentukan BPI Danantara masih banyak diragukan berbagai pihak. Erick juga menyatakan Danantara kerap disamakan dengan lembaga investasi 1MDB milik Malaysia yang bernasib apes digerogoti skandal megakorupsi.
Erick meminta agar seluruh pihak melihat contoh lembaga investasi kekayaan negara (SWF) yang berjalan sukses di negara lain. Misalnya, kata dia, Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi dan Qatar Investment.
"Hari ini mungkin market masih berpikir negatif kepada Danantara. Pak, nanti Danantara [sama kayak] 1MDB loh. Jangan melihat [cuma 1MDB] itu, ada juga yang PIF di Saudi bagus. Ada Qatar Investment, di Qatar yang bagus," kata Erick kepada awak media di Bandara Soekarno Hatta, Banten, Sabtu (1/3/2025).
Erick meluruskan bahwa dana yang dikelola Danantara bukan duit pribadi masyarakat yang tersimpan di bank. Namun, hasil deviden perusahaan-perusahaan BUMN.
Ia menyampaikan akan ada 47 BUMN yang akan dikelola oleh Danantara. Namun, baru ada 7 BUMN yang dikelola asetnya di tahap awal ini oleh Danantara, meliputi PLN, Mind ID, BRI, BNI, Pertamina, Bank Mandiri, dan Telkom Indonesia.
Menurut Erick, ia tak ingin setengah hati melakukan transformasi dengan hanya menggaet segelintir BUMN ke dalam Danantara. Meskipun begitu, Erick mengaku akan tetap mengawasi perusahaan BUMN secara menyeluruh.
Lewat UU BUMN yang sudah direvisi bulan lalu, Erick menyatakan bahwa dirinya masih punya wewenang untuk menyetujui rencana kerja korporasi, memastikan dividen dan suntikan modal, hingga menindak jika terjadi kasus korupsi di tubuh perusahaan BUMN.
"Kalau kita mau mendukung perubahan bangsa ini, saya sebagai Menteri BUMN [tidak] setengah-setengah. Toh kita enggak ada yang diumpetin," tegas Erick.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Anggun P Situmorang