tirto.id - Menjelang diresmikannya Erick Thohir sebagai Ketua Tim Pemenangan (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan kecemasannya. Sandiaga mengumbar seberapa dekat hubungannya dengan Erick pada awak media. Hal itu yang menjadi alasan Sandiaga untuk berharap, Thohir menolak ajakan Jokowi.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengklaim bahwa, dia kerabat dekat Thohir sejak SD hingga menempuh jenjang pendidikan tinggi. Intimnya persahabatan itu, menurut Sandiaga membuat keluarganya turut berhubungan dekat dengan famili Thohir. Sandiaga mencontohkan, istrinya dengan istri Thohir mengikuti arisan dan pengajian yang sama. Anak-anak mereka pun saling akrab.
"Kami bareng waktu SD dan SMA, serta bersahabat waktu kuliah," kata Sandi seperti dikutip dari Inews seusai peluncuran relawan Prabowo-Sandi Digital Team (Pride) di Jalan Widya Candra, Jakarta Selatan, Kamis (6/9/2018).
Untuk mendalami seberapa dekat hubungan Sandiaga dan Thohir, saya bertemu dengan Karmin, 68 tahun. Karmin bekerja sebagai penjaga sekolah SD Kwitang Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta (PSKD) 6 di Bulungan, Jakarta Selatan. Sudah 45 tahun Karmin menekuni profesi itu.
Lamat-lamat Karmin mencoba membongkar ingatannya soal salah satu murid di sekolah tersebut yaitu Sandiaga.
"Saya pernah lihat Pak Sandiaga ketika dia masih sekolah di sini. Dia itu angkatan yang lulusnya tahun 1981," kata Karmin kepada reporter Tirto di salah satu sudut SD 6 PSKD, Senin (10/9/18). Jika Sandiaga lulus tepat waktu, itu artinya ia mulai masuk sekolah pada tahun ajaran 1975 atau 1976.
Karmin menuturkan, sejak Sandiaga lulus, ia baru bertemu lagi dengan bakal calon wakil presiden dalam Pilpres 2019 tersebut sekitar tahun 2007. Saat itu SD 6 PSKD angkatan 1981 tengah menggelar reuni di lantai 5 Hotel Ritz-Carlton, Jakarta Selatan. Tapi Sandiaga tak ikut acara itu secara penuh, dia terburu-buru pamitan.
"Eh, Pak Karmin, apa kabar? Sehat? Saya duluan ya, mau ada rapat lagi," kata Karmin mengenang apa yang diucapkan Sandiaga saat itu.
Pada tahun 2007 itu, Sandiaga memang sibuk dengan bisnisnya. Dia telah menjadi ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi). Kala itu perusahaan Sandiaga, PT Recapital Advisors dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk telah berkembang dan dia merambah ke situs iklan properti melalui PT Web Marketing Indonesia (WMI).
Menurut Karmin, Sandiaga juga pernah hadir di reuni akbar SD 6 PKSD pada tahun 2009 yang berlokasi di sekolah tersebut. Acara temu kangen itu ramai, diikuti kurang-lebih 10 angkatan. Selain Sandiaga, beberapa orang ternama juga hadir seperti politikus PDIP Maruarar Sirait, presenter televisi Nico Siahaan, penyiar berita Putra Nababan, hingga pendeta Andi Panggabean.
"Setelah itu hingga saat ini, angkatan Sandiaga, tahun 1981, pernah tiga kali reuni tapi Pak Sandiaga tak pernah datang. Saya tahu karena saya selalu diundang," kata Karmin.
Saya mencoba mencari tahu lebih jauh tentang Sandiaga melalui dokumen atau arsip yang dikelola sekolahan itu. Saya bertemu dengan Kartono, 57 tahun yang bekerja sebagai staf Tata Usaha SD 6 PSKD. Dia mengaku arsip terkait Sandiaga tak ada.
"Yang paling jauh kami punya itu cuma lulusan tahun 1983, artinya ini dua tahun di bawah Pak Sandiaga. Di atasnya lagi kami tidak punya, mungkin karena ruang tata usaha sempat pindah-pindah," kata Kartono.
Tak Pernah Satu Sekolah
Sandiaga dan Thohir tak pernah mengenyam pendidikan dalam satu SD yang sama. Dari penelusuran tim riset Tirto, Thohir tercatat menempuh pendidikan dasar di SD Santo Fransiskus Asisi yang berada di Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan.
Novia, salah satu pegawai Tata Usaha SD Asisi, mengkonfirmasi informasi itu. "Iya, benar Erick Thohir pernah sekolah di sini. Dari tahun 1977 hingga 1983. Kalau SMP-nya saya kurang tahu beliau di mana," katanya kepada reporter Tirto, Senin (10/9/18).
Jika Thohir lulus tahun 1983, itu artinya ia berada dua tahun di bawah Sandiaga.
Menginjak Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sandiaga memilih SMP Negeri 12 Wijaya, Jakarta Selatan, sebagai studi lanjutannya. Tak ada data yang jelas kapan ia mulai dan mengakhiri sekolah di situ.
Jika merujuk informasi bahwa Sandiaga lulus dari SD 6 PSDK pada tahun 1981 dan masuk ke SMA Pangudi Luhur pada tahun 1984, berarti ia secara penuh menjadi siswa di SMP Negeri 12 Wijaya pada tahun 1981 hingga 1984.
Suwarsih, salah satu mantan guru SMP Negeri 12 Wijaya, mengaku pernah mengajar Sandiaga pada tahun-tahun itu. Namun guru perempuan yang sudah pensiun sejak 10 tahun lalu itu mengaku, tak pernah ingat ada murid yang bernama Thohir bersekolah di situ.
"Kalau Erick Thohir saya kurang paham. Seingat saya teman angkatannya itu Beno Benyamin [putra Benyamin Sueb]," kata Suwarsih saat dihubungi reporter Tirto, Senin (10/9/18).
A.Y. Pudyartana, 79 tahun, sedang santai di teras rumahnya saat saya mendatanginya. Sebelum berobat ke rumah sakit, ia menyempatkan diri menerima saya. Lelaki yang akrab disapa Michael tersebut pernah selama 14 tahun menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur, sekolah menengah Katolik periode 1978 hingga 1992.
Pudyartana masih mengingat pernah ada siswanya yang bernama Sandiaga. Menurutnya Sandiaga menyelesaikan studi tepat waktu, dari tahun 1984 hingga 1987.
"Intinya Sandiaga anaknya baik, sekolahnya juga lancar, tak pernah bermasalah," katanya dengan suara yang parau.
Warto, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur, memberikan beberapa data kepada Tirto mengenai masa-masa di saat Sandiaga bersekolah di Pangudi Luhur.
Dari data kelulusan EBTA-SMA Pangudi Luhur tahun 1987, tercatat Sandiaga Uno pernah seangkatan dan sekelas di jurusan IPS dengan politikus PDIP Sihar Sitorus dan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Rosan Perkasa Roeslani.
Michael juga menambahkan tak pernah ada siswa yang bernama Thohir. Ia juga ingat kakak Sandiaga, Indra Cahya Uno juga alumni SMA Pangudi Luhur tapi angkatan 1982. Indra satu angkatan dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro.
Saya lantas bertanya pada Sandiaga, seperti apa kedekatan antara dirinya dengan Thohir. Sebab mereka berdua tidak pernah bersekolah di SD hingga SMA yang sama. Bahkan keduanya berbeda angkatan. Umur mereka berdua pun selisih satu tahun.
"Ya kedekatan zaman now," kata Sandiaga yang enggan menjelaskan lebih rinci pada reporter Tirto, Senin (10/9/18).
Mantan wakil ketua dewan pembina Partai Gerindra itu, hanya mengungkapkan, ia pernah bermain dan berlatih dalam satu tim basket yang sama dengan Thohir. “Kami sama-sama main basket. Di Tunasnya [klub basket] kami sama-sama," tutupnya.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Dieqy Hasbi Widhana