Menuju konten utama

Rekam Jejak Erick Thohir, Sahabat Sandiaga dan Ketua Timses Jokowi

Diseretnya Erick ke kubu Jokowi, menjadi beban berat bagi Sandiaga Uno. Erick adalah teman dekatnya sejak SD dan ketika dewasa mereka menjadi partner bisnis.

Rekam Jejak Erick Thohir, Sahabat Sandiaga dan Ketua Timses Jokowi
Ketua INASGOC Erick Thohir berpose di sela-sela peninjauan pengerjaan pemasangan pelapis "armor deck" untuk persiapan pembukaan Asian Games 2018 di lapangan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Selasa (22/5/2018). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

tirto.id - Erick Thohir resmi didapuk menjadi ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf. Keputusan itu diambil oleh Jokowi berdasarkan masukan dari partai pendukung, relawan, dan beberapa tokoh penting.

"Bahwa ketua dewan pengarah tim kampanye nasional adalah Bapak Haji Muhammad Yusuf Kalla. Ketua Tim Kampanye Nasional adalah Bapak Erick Thohir," kata Jokowi, Jumat (7/9/2018).

Jokowi turut menyinggung peran Erick sebagai pebisnis dan pemilik beberapa klub sepakbola. Selain itu menurut Jokowi, Erick kerap sukses memimpin beberapa pagelaran penting.

Erick Thohir memang terlahir dari keluarga pebisnis. Ayahnya bernama Teddy Thohir. Saudara kandungnya ialah Garibaldi Thohir, Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang pada 2015 harta kekayaannya tercatat sebesar 605 juta dolar AS. Di perusahaan yang sama, bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno sempat menjabat sebagai direktur. Namun pada 16 April 2015, Sandiaga mengundurkan diri.

Persahabatan bisnis Erick dan Sandiaga berumur panjang. Keduanya sudah berteman sejak SD hingga saat ini. Mereka berdua pernah bergabung dalam Angel-eQ Network, jaringan angel investor orang-orang Indonesia.

Sandiaga pernah mengungkapkan kecemasannya soal Erick yang didapuk menjadi ketua TKN Jokowi-Ma’ruf. Sandiaga mengaku berteman dekat dengan Erick sejak Sekolah Dasar hingga kuliah. Istri Sandiaga dengan istri Erick mengikuti arisan dan pengajian bersama. Anak-anak mereka pun juga berteman dekat.

"Ya tentu secara jujur ya khawatir, ini pertemanan, secara riil pasti kami khawatir bahwa anak-anak kami, terutama istri saya pasti khawatir," kata Sandiaga di Jakarta, Kamis (6/9/2018).

Mantan Wagub DKI Jakarta tersebut sempat berharap Erick menolak tawaran Jokowi untuk menjadi ketua tim kampanye Jokowi-Ma’ruf. Meski menurut Sandiaga, akan sangat sulit tak menuruti permintaan dari Jokowi yang saat ini sedang berkuasa di pemerintahan.

"Sebagai pengusaha, Pak Erick pasti tidak mau seperti posisi ini, saya yakin," kata dia.

Nama Erick belakangan melesat karena menjadi ketua panitia penyelenggara Asian Games 2018. Dia terpilih secara otomatis mengisi posisi tersebut karena menjadi ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) periode 2015-2019. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui kerja Erick di bidang olahraga. Namun dia belum melihat hasil kerja Erick di bidang politik.

"Ya, saya belum tahu. Kalau soal kerja, Erick hebat. Buktinya Asian Games. Tapi saya belum tahu di bidang politik," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (6/9/2018).

Ditariknya Erick dalam kubu politik Jokowi, juga memunculkan respons dari beberapa pengajar ilmu politik. Dosen politik dari Universitas Indonesia, Cecep Hidayat menilai Erick bisa menjadi pancingan untuk menggaet generasi milenial.

Dia juga berujar, latar belakang Erick yang bukan kader politik akan menguntungkan Jokowi-Maruf. Sebab kehadirannya akan memperkecil potensi konflik internal di koalisi yang terdiri dari 10 parpol itu.

"Jokowi mencitrakan diri sebagai tokoh milenial, sedangkan Ma'ruf Amin akan sukar. Jika mengambil Erick bisa jadi daya rebut, vote getter [pendulang suara] buat Jokowi-Ma'ruf," kata Cecep kepada reporter Tirto, Kamis (30/8/2018).

Senada dengan Cecep, analis politik dari Universitas Brawijaya, Wawan Sobari, mengungkapkan Erick akan mampu mengimbangi citra yang dibangun Sandiaga Uno.

"Branding Erick sebagai pengusaha, ketimbang politisi. Ia bisa menyumbangkan banyak gagasan untuk kampanye dan menggaet milenial, tapi parpol juga harus mendorongnya," ujar Wawan kepada reporter Tirto.

Bisnis Olahraga & Media

Erick merangsek ke pasar sepakbola Italia dengan mendominasi saham klub Inter Milan. Klub itu dia beli dari Massimo Moratti, pada 15 Oktober 2013. Harga pembelian klub itu 350 juta euro atau setara Rp 5,3 triliun. Kemudian pada Juni 2016, Suning Holdings Group co resmi mengakuisisi klub Inter Milan. Mereka membeli 40 persen saham milik Erick dan 30 persen saham Massimo Moratti. Harga pembelian mencapai 270 Juta euro.

Namun hingga kini, pria yang mendapatkan gelar master di bidang administrasi dan bisnis dari National University of California pada tahun 2013 tersebut, masih menjabat sebagai presiden FC Internazionale Milano karena masih memiliki saham yang tersisa. Ia menggantikan Moratti yang menjadi presiden klub selama lebih dari 18 tahun.

Pada Juli 2012, Erick juga membeli D.C. United dari William HC Chang. D.C. United adalah sebuah klub sepakbola profesional asal Amerika Serikat yang bermarkas di Washington. Erick menjadi pemilik saham mayoritas. Pada tahun itu nilai D.C. United sebesar 71 juta dolar AS sedangkan pada 2015 nilainya meningkat, menjadi 140 juta dolar AS. Kini, Erick menjabat sebagai managing patner D.C. United.

Di Indonesia, Erick menjadi Komisaris Persib Bandung. PT Persib Bandung Bermartabat tercatat dimiliki oleh enam pihak. Kelima orang pemilik pribadi saham PT Persib ialah manajer tim Persib dan pengusaha Umuh Muhtar, pengacara Kuswara S. Taryono, mantan Panglima Kodam III Siliwangi Zainuri Hasyim, mantan Ketua Kadin Jawa Barat Iwan Dermawan, dan mantan bos Harian Pikiran Rakyat Yoyo Adisuredja.

Badan hukum yang menguasai saham perusahaan tersebut ialah PT Surya Eka Perkasa, perusahaan milik keluarga Thohir yang dipimpin Glenn Sugita.

Basket juga menjadi ruang bisnis olahraga yang menjanjikan. Maka dari itu Erick juga menjamah olahraga ini. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) periode 2006 hingga 2010.

Selanjutnya, ia terpilih menjadi Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA) sebanyak dua periode, yaitu periode 2006 hingga 2010 dan 2010 hingga 2014. Hal itulah yang mendorong Erick mendirikan klub Bola Basket Mahaka Satria Muda Jakarta dan Mahaputri Jakarta.

Berikutnya klub-klub lain juga diakuisisi oleh Erick Thohir, mulai dari klub bola basket Amerika: Serikat Philadelphia 76ers (NBA), klub Satria Muda, dan Indonesia Warriors (ABL). Kepemilikannya di klub sepakbola antara lain: D.C. United (AS), Internazionale (Italia), dan Persib Bandung.

Pada sisi lain, Erick juga merambah ke bisnis media. Ia adalah pendiri dan pemilik Mahaka Group. Konsorsium perusahaan itu memiliki empat media daring, empat media cetak, dan empat media berbasis broadcasting. Beberapa di antaranya seperti Jak TV, Gen FM, Harian Republika, Parents Indonesia, hingga republika.co.id.

Dia juga sempat menjabat sebagai ketua umum Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) periode 2010-2013.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Dieqy Hasbi Widhana

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi & Lalu Rahadian
Penulis: Dieqy Hasbi Widhana
Editor: Dieqy Hasbi Widhana