Menuju konten utama

Ekonomi RI Solid, Ekonom Prediksi BI Pertahankan Suku Bunga

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai BI berpotensi melakukan normalisasi suku bunga acuan BI7RR pada tahun ini.

Ekonomi RI Solid, Ekonom Prediksi BI Pertahankan Suku Bunga
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.

tirto.id - Bank Indonesia (BI) diproyeksikan kembali menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,5 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Kamis (23/6/2022) siang ini. Pertimbangan itu tidak terlepas dari faktor fundamental ekonomi dalam negeri masih cukup solid.

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, saat ini BI mempertimbangkan inflasi fundamental sebagai indikator utama dalam menentukan arah kebijakan moneternya. Meskipun inflasi umum diperkirakan akan berada di atas level 4 persen hingga akhir tahun ini, bank sentral belum akan menormalisasi suku bunga acuannya pada semester II- 2022 ini.

"Kenaikan inflasi hingga saat ini ini lebih dipengaruhi oleh supply side inflation sehingga inflasi fundamental belum menunjukkan peningkatan yang signifikan," kata Josua kepada Tirto, Kamis (23/6/2022).

Namun, hingga akhir tahun ini BI diperkirakan akan mempertimbangkan untuk menormalisasi suku bunga acuannya sebesar 50-75 basis poin. Penyesuaian ini dalam rangka menjangkar ekspektasi inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.

Meskipun BI berpotensi melakukan normalisasi suku bunga acuan BI7RR pada tahun ini. Josua menilai transmisinya terhadap suku bunga perbankan tidak terlalu signifikan. Terutama suku bunga kredit yang diperkirakan masih akan bervariasi dan terdapat waktu penyesuaian dari industri perbankan. Selain itu, kondisi likuiditas perbankan yang masih cenderung longgar diperkirakan juga akan tetap membatasi peningkatan suku bunga perbankan yang signifikan.

"Oleh sebab itu, dampak dari kenaikan Fed terhadap suku bunga perbankan diperkirakan akan cenderung marginal," jelasnya

Seperti diketahui, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 1,75 persen pada rapat FOMC bulan ini. Kenaikan suku Fed Funds Rate (FFR) tersebut mempertimbangkan kondisi di pasar tenaga kerja AS yang masih ketat serta inflasi AS yang juga masih cenderung tinggi.

Baca juga artikel terkait SUKU BUNGA ACUAN BI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin