Menuju konten utama

DPR Sebut Ada Kelalaian Publik di Kasus Balita Tewas Cacingan

Marwan mempertanyakan warga yang tinggal di sekitar keluarga Raya yang tak kunjung melaporkan kondisi Raya yang sudah memprihatinkan.

DPR Sebut Ada Kelalaian Publik di Kasus Balita Tewas Cacingan
Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang di Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI, Jakarta, Rabu (20/8/2025). tirto.id/Nabila Ramadhanty Putri Darmadi.

tirto.id - Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang, menilai adanya kelalaian dari Pemerintah Daerah (Pemda) dan masyarakat setempat sehingga memicu bocah tewas.

Pernyataan Marwan menanggapi tewasnya bocah perempuan bernama Raya (4) dari Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Raya menghembuskan nafas terakhirnya pada 22 Juli 2025 akibat tubuhnya dipenuhi oleh cacing.

“Jangan kan Pemda, masyarakat sekelilingnya lalai kok. Kalau Pemda sudah pasti sangat lalai,” kata Marwan kepada wartawan di Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI, Jakarta, Rabu (20/8/2025).

Marwan pun mempertanyakan orang-orang yang tinggal berdampingan di sekitar keluarga Raya tidak pernah melaporkan kondisi Raya. Ia pun menambahkan, Raya hanya hidup bersama kedua orang tuanya yang memang kondisinya juga memprihatinkan sehingga tak punya kapasitas lebih untuk memperhatikan bocah perempuan itu.

Ibu Raya diketahui merupakan seorang penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sementara ayahnya mengalami sakit-sakitan.

“Sungguh tragis juga buat dia (Raya) menuju meninggal tidak ada yang memberitakan, setelah meninggal juga lama sekali baru terangkat (beritanya). Jadi kita menyarankan kepada masyarakat lingkungan bila ada hal-hal yang perlu dapat dukungan, ayolah kita sampaikan,” kata Marwan.

Kemudian, Marwan juga menyoroti fungsi Kementerian Sosial (Kemensos) yang seharusnya turut andil dalam membantu meringankan beban sosial masyarakat lantaran kondisi kedua orang tua Raya yang seharusnya sudah masuk Desil 1 di dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTESEN). Desil 1 menunjukkan keluarga dalam kelompok 10 persen terendah tingkat kesejahteraannya.

“Jadi kalau kita abai terhadap itu bisa saja ketidakmampuan pemerintah daerah atau abai karena apa gitu, jadi itu sungguh sangat menyedihkan. Apalagi terkait anak, nah karena itu kita minta pihak-pihak untuk segera melakukan, kalau perlu penindakan ya penindakan,” jelasnya.

Politikus PKB ini mengatakan pemerintah sudah menggelontorkan anggaran untuk sejumlah program sosial seperti Penerima Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), hingga pemberian sembako. Dengan begitu, dia mempertanyakan mengapa peristiwa naas itu masih terjadi, terutama pada keluarga dengan tingkat kesejahteraan yang rendah.

“Nah itu aspek dari ketidakmampuan orang tua. Saya kira mestinya dalam situasi kecanggihan media ini, itu mestinya tidak terjadi,” katanya.

“Ular saja meloncat Itu masuk di media sosial, ini (malah orang) sampai meninggal,” imbuhnya.

Kisah Raya ini mencuat di medsos dan menjadi viral setelah diunggah di akun Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin pada 14 Agustus 2025. Akun relawan sosial itu memperlihatkan bagaimana mereka menemukan Raya dan membawa Raya ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan.

Raya yang sudah tidak sadarkan diri mendapatkan perawatan untuk mengeluarkan cacing dari dalam tubuhnya. Setelah sembilan hari dirawat, Raya dinyatakan meninggal dunia. Raya dievakuasi oleh tim Rumah Teduh Sahabat Iin pada Minggu, 13 Juli 2025 dalam keadaan sudah tidak sadarkan diri. Mereka langsung membawa Raya menuju RSUD Sukabumi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Ketika ditanya mengapa Raya sampai dibiarkan sakit dan tidak dibawa ke rumah sakit, ibu Raya hanya menjawab jika mereka tidak mempunyai biaya. Setelah diperiksa dokter, dari hasil CT Scan di tubuh Raya dipenuhi oleh cacing gelang yang hidup dengan menyerap nutrisi dan oksigen dari tubuhnya. Cacing dan telurnya bahkan telah sampai di otak Raya membuatnya kehilangan kesadaran.

Setiap hari, dari tubuh Raya dikeluarkan cacing-cacing hingga seberat satu kilogram dan mirisnya cacing yang keluar tersebut kebanyakan masih dalam keadaan hidup.

Dalam kasus Raya, lingkungan tempat tinggal Raya memang terbilang tidak sehat. Ia hidup di sebuah rumah bilik dengan di bagian bawahnya dipenuhi dengan kotoran ayam. Sejak kecil, Raya hidup bersama dengan ayam-ayam tersebut dan kerap bermain di kolong rumahnya.

Baca juga artikel terkait CACINGAN atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Flash News
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Andrian Pratama Taher