tirto.id - Direktur Utama PT Garam (Persero), Budi Sasongko, menyebut banjir garam impor membuat harga di tingkat petambak dan produksi dalam negeri jatuh.
Bahkan, PT Garam bahkan ikut menanggung kerugian karena harga yang terus anjlok sepanjang 2019.
Laba bersih PT Garam di tahun lalu tercatat hanya sebesar Rp12,1 miliar atau menurun dari 2018 yang mencapai Rp131 miliar.
"PT Garam dari target rata-rata harga tahun yang lalu sekitar Rp 1.200 per kilogram, tahun ini hanya bisa menjual rata-rata Rp600," tuturnya dalam rapat bersama komisi IV DPR, Selasa (21/1/2020)
Padahal, dari sisi penjualan, PT Garam mengalami pertumbuhan cukup signifikan dibandingkan tahun 2018.
Berdasarkan data BPS, impor garam sepanjang 2019 mencapai 2.724.772,
Sementara itu, produksi garam di dalam negeri mencapai 2.327.078 ton ditambah pasokan awal tahun mencapai 1.394.042 ton.
Dengan penggunaan garam di tahun 2019 yang hanya sebesar 5.096.359 ton, stok garam di dalam negeri tersisa sebanyak 1.900.747 dan membuat harga menjadi jatuh.
"Tahun 2019 harga kita jatuh luar biasa. Hancur. tetapi kalau dilihat dari sebelumnya penjualan kita dari bahan baku maupun di olahan ada growth semuanya, tidak linier," imbuhnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Gilang Ramadhan