Menuju konten utama

Di Tengah Pandemi Corona, Ekspor Sektor Peternakan Melonjak 30%

Ekspor sektor peternakan di bulan Maret melonjak 30 persen dibandingkna Januari dan Februari 2020.

Di Tengah Pandemi Corona, Ekspor Sektor Peternakan Melonjak 30%
Petugas UPTD Balai Ternak Non Ruminansia (BTNR) Dinas Peternakan Provinsi Aceh mengontrol peternakan ayam petelur di Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh, Kamis (27/2/2020). ANTARA FOTO/irwansyah Putra/aww.

tirto.id -

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita mengklaim adanya kenaikan ekspor ternak di tangah masa pandemi Corona atau COVID-19.

"Ekspor subsektor peternakan pada Januari sampai Februari 2020 mencapai Rp1,7 triliun atau meningkat 30 persen dibandingkan ekspor pada Januari-Februari 2019 yang tercatat sebesar Rp1,3 triliun secara year on year" kata Ketut dalam keterangan resmi yang diterima Tirto, Senin (6/4/2020).

Ia menjelaskan pada April 2020 ini, terdapat beberapa perusahaan sub sektor peternakan yang telah memastikan akan melaksanakan ekspor ke beberapa negara dengan total nilai Rp538,12 miliar. "Diharapkan nilai ini akan terus meningkat sampai akhir bulan," ucapnya.

April ini, perusahaan yang telah melaporkan rencana ekspornya antara lain PT. Sinar Indochem dan PT. Charoen Pokphand Indonesia.

Dua perusahan itu akan mengekspor pakan ternak ke Republik Demokratik Timor Leste masing masing sebanyak 240 Ton dan 60 Ton dengan total nilai ekspor mencapai Rp1,57 miliar.

Selain itu tercatat juga ada PT Greenfields Indonesia yang akan mengekspor susu dan produk susu olahan ke Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam sebanyak 417 Ton dengan nilai mencapai Rp5,67 miliar.

Sementara PT. Japfa Comfeed Indonesia akan mengekspor Hatching Egg ke Myanmar serta Day Old Chicken (DOC) ke Timor Leste sebanyak masing-masing 625.000 butir dan 18.000 ekor dengan total nilai mencapai Rp3 miliar.

Sementara itu, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Kementerian Pertanian Fini Murfiani menjelaskan, perusahaan yang memproduksi Sarang Burung Walet (SBW) yaitu PT. Ori Ginalnest Indonesia juga akan mengekspor SBW ke Amerika Serikat, Cina, dan Australia sebanyak 780 kg dengan nilai sebesar Rp24,96 miliar.

Kemudian ada pula beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri obat jewan yang akan mengekspor obat hewan jenis vaksin dan biologik sebanyak 343.582.000 dosis, farmasetik dan premix sebanyak 23.922 Ton ke negara Cina, Jepang, Australia, dan ke lebih dari 30 negara lainnya.

"Nilai ekspor obat hewan tersebut mencapai nantinya mencapai Rp502,66 M,” terang dia.

Fini mengakui bahwa pandemi Covid-19 yang menyebar secara masif di dunia, membuat beberapa negara terdampak mengeluarkan kebijakan pembatasan keluar masuknya barang dan manusia dari dan ke negara mereka, bahkan ada yang mengambil kebijakan lockdown, hal ini menurutnya membuat aktivitas perdagangan pun mengalami tekanan.

Namun dengan melihat pencapaian kinerja ekspor sub sektor peternakan pada Januari-Februari 2020, dan rencana ekspor para pelaku usaha pada bulan April tersebut, Ia optimis bahwa ekspor produk sub sektor peternakan dapat bertahan dalam ketidakpastian perekonomian akibat pandemi COVID 19 saat ini.

“Sektor pertanian harus menjadi sektor yang paling tangguh dalam menghadapi berbagai krisis, tidak hanya fokus dalam peningkatan produksi, tetapi juga berupaya untuk mencari pasar alternatif tujuan ekspor," tandas dia.

Baca juga artikel terkait PETERNAKAN atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana