tirto.id - Kementerian BUMN menepis dugaan bagi-bagi jabatan di tubuh perusahaan plat merah.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengklaim, tidak pernah membahas bos Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA untuk ditempatkan sebagai komisaris Inalum.
"Kami enggak tahu. Kami enggak tahu karena itu kan urusan beliau. Kami enggak ngerti," kata Arya di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat pada Minggu (19/1/2020).
Arya menyebut Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Inalum untuk menentukan komisaris telah rampung pada Desember 2019 lalu. Selama proses itu pihaknya tidak pernah mendapat arahan untuk menempatkan Denny JA.
Sebelumnya beredar tangkapan layar percakapan WhatsApp yang diduga berasal dari Direktur LSI Denny JA.
Dalam percakapan itu Denny mengingatkan Menteri Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Panjaitan soal rencana penempatan dirinya sebagai komisaris Inalum.
Konsultan politik itu bertanya soal kemungkinan dirinya memempati pos di perusahaan tambang plat merah tersebut. Denny mengaku dirinya cepat belajar dan mampu menyelesaikan pelbagai masalah.
Denny pun telah buka suara atas hal itu. Melalui status Facebook, Denny menyebut tidak ada yang salah jika seseorang hendak mengisi jabatan di BUMN. "Bukankah itu memang jabatan terbuka yang bisa diisi siapa saja yang kompeten?” tulisnya.
Di sisi lain ia mengaku dirinya juga kerap dihantam fitnah, salah satunya tudingan adanya aliran uang Rp45 miliar untuk memenangkan Joko Widodo pada Pilpres 2019.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Zakki Amali