tirto.id - Debat kedua Pilgub Banten 2024 diselenggarakan Kamis malam (7/11/2024). Pasangan calon Andra Soni-Dimyati Natakusumah dan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi saling adu gagasan hingga lempar sindiran dalam debat kedua ini.
Pada debat kedua yang diselenggarakan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, itu mengusung tema “Peningkatan Pelayanan Masyarakat dan Penyelesaian Persoalan Daerah Provinsi Banten.” Jika dirangkum, maka debat kedua ini menyoroti hal-hal berikut ini:
Calon Gubernur Banten Nomor Urut 1, Airin Rachmi Diany, berjanji dirinya akan memberikan beasiswa bagi murid di sekolah swasta bila terpilih. Dengan begitu, dia berharap kesetaraan antara murid sekolah negeri dan swasta akan terwujud.
“Kami ada beasiswa subsidi per siswa anak-anak di Banten yang sekolah di swasta. Apa yang didapat siswa di sekolah negeri hari ini, tentunya rupiahnya harus bisa dirasakan oleh anak-anak Banten yang sekolah di swasta,” kata mantan Wali Kota Tangerang Selatan itu dalam debat.
Hal itu dipandang Airin menjadi solusi perbaikan kualitas pendidikan di Provinsi Banten karena jika hanya sekadar sekolah gratis, maka partisipasinya masih rendah.
Di sisi lain, Airin mengatakan, untuk mewujudkan pelayanan berbasis digital diperlukannya literasi merata bagi masyarakat. Dia memandang percuma jika aplikasi pelayanan masyarakat diciptakan, tetapi justru mempersulit masyarakat karena ketidakpahamannya.
“Bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan literasi digital sangat penting, bagaimana kita bisa menyosialisasikan kepada masyarakat? Di saat masyarakat belum bisa menggunakan aplikasi, maka ada customer service dari Pemerintah Provinsi Banten atau kabupaten/kota," ucap Airin.
Hal itu pun disanggah oleh Andra Soni yang memandang bahwa sebelum berbicara mengenai kemampuan penggunaan aplikasi, masyarakat harus dijamin dahulu ketersediaan internetnya.
“Bukan rahasia lagi walaupun berdekatan dengan Jakarta, masih banyak blank spot di wilayah Banten, sehingga proses-proses pelayanan publik sampai dengan hari ini belum bisa dimaksimalkan,” tutur Soni.
Pandangan serupa juga diutarakan Dimyati yang menyatakan bahwa penyediaan pelayanan internet murah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Sebab, internet adalah kebutuhan pokok masyarakat saat ini.
“Oleh sebab itu, internet harus hadir di publik, di kantor kecamatan, di kantor desa, maka menjadi desa tangguh, sehingga (internet) lebih murah,” ujar Dimyati.
Beda Cara Atasi Stunting
Pada segmen lain, pasangan Cagub-Cawagub Nomor Urut 1, Airin-Ade, memaparkan program mengatasi stunting di Provinsi Banten. Ade menilai bahwa asisten rumah tangga (ART) memiliki andil dalam pencegahan stunting bagi anak.
Dia mengemukakan, stunting dapat menyerang orang kaya sekalipun karena pola asuh yang salah. Oleh karenanya, bagi keluarga yang menitipkan anaknya diasuh oleh ART, maka pembekalan bagi pengasuhnya harus mencakup pencegahan stunting.
“Maka ajari pembantu kita cara pola asuh anak agar tidak sunting,” kata Ade.
Sementara itu, Cawagub Nomor Urut 2, Dimyati, mengaku bahwa dirinya memiliki pengalaman berhasil mengatasi stunting di Kabupaten Pandeglang saat menjabat bupati. Jika terpilih nanti, dia akan membentuk tim pengendali stunting di kabupaten/kota.
Menurut Dimyati, penanganan stunting harus dimulai dari penanganan kesehatan ibu hamil hingga 1000 hari pertama setelah kelahiran. Makan bergizi dan imunisasi harus terpenuhi bagi ibu serta bayinya.
Dimyati juga berjanji akan merealisasikan pemberian makan siang bergizi gratis sebagaimana program pemerintah pusat. Kemudian, kata dia, penyediaan air bersih nantinya dilakukan demi menunjang pencegahan stunting itu.
“Apa yang dilakukan Pak Prabowo dengan makan siang gratis itu bagian dari perbaikan gizi. Dan maka, kita harus mempersiapkan air bersih. Permasalahan air itu harus bisa dikendalikan dengan baik,” kata Dimyati.
Ade Sindir Kemiskinan di Pandeglang dan Soni Ungkit Korupsi
Debat kedua Pilgub Banten ini tak terlepas dari aksi saling sindir antara kedua paslon. Masing-masing dari mereka ada yang mengungkit kinerja dalam jabatan sebelumnya, bahkan hingga rekam jejak keluarga.
Salah satu yang disinggung dari debat ini adalah kinerja Dimyati saat menjadi Bupati Pandeglang. Ade menyentil Dimyati dengan kondisi Pandeglang yang penuh jalan rusak.
Ade menuturkan, di Lebak tempatnya memang masih banyak jalan rusak, namun Pandeglang lebih banyak. Tak hanya itu, kemiskinan tertinggi juga ada di Pandeglang.
“Di Pandeglang ini infrastrukturnya sangat-sangat parah. Di Lebak pun juga masih banyak jalan rusak, tapi di Pandeglang benar-benar parah, bagaiamana Batu Hideng selama ini belum ada pembangunan. Kalau infrastruktur terus-menerus seperti ini, maka kemiskinan ini tidak akan tertuntaskan,” ucap Ade.
Ade pun memastikan bahwa dirinya bersama Airin akan memfokuskan pembangunan jalan poros desa yang hancur. Sebab, jika infrastuktur terpenuhi, maka ekonomi masyarakat dipastikan ikut meningkat.
Sementara itu, serangan dari Paslon Nomor Urut 2, Soni-Dimyati, mengarah kepada Airin. Singgungan kasus korupsi yang menjerat keluarga Ratu Atut hingga menyeret suami Airin ke dalam sel pun digaungkan dalam debat.
Sejak awal menyampaikan visi-misi, Soni telah memastika bahwa jika mereka terpilih akan menjadikan pemerintahan yang bebas dari korupsi. Sebab, hal itu adalah kunci keberhasilan dalam pelayanan publik.
“Tidak akan ada pemerintahan yang berhasil jika pemerintahannya tidak bersih. Oleh karena itu, visi Banten maju, adil, merata, dan bebas korupsi harus terus kita upayakan,” tutur Soni.
Singgungan mengenai korupsi kembali diucapkan Soni saat menyampaikan kalimat penutup debat. Dia memastikan bahwa komitmen untuk mewujudkan Banten bersih dan bebas korupsi akan diwujudkan dengan transparansi anggaran.
“Setiap rupiah yang kita terima dari masyarakat harus digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan rakyat. Pemimpin itu tugasnya adalah mengabdi, bukan untuk memperkaya diri,” ujar Soni.
Pernyataan Soni pun disambut meriah oleh para pendukungnya. Sementara, Airin dan Ade tak menyinggung apa pun dari ucapan penutup itu.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Abdul Aziz