Menuju konten utama
Debat Kedua Pilgub Sumut 2024

Bobby Ungkit Infrastruktur, Edy Sindir Isu Blok Medan di Debat

Debat kedua Pilgub Sumut berjalan panas. Bobby Nasution vs Edy Rahmayadi saling sindir sejak segmen satu. Bagaimana detailnya?

Bobby Ungkit Infrastruktur, Edy Sindir Isu Blok Medan di Debat
Debat Pilgub Sumut Bobby Ungkit Infrastruktur, Edy Sindir Isu Skandal Tambang Blok Medan. foto/Nanda F Batubara

tirto.id - Aksi saling sindir antara Muhammad Bobby Afif Nasution dan Edy Rahmayadi langsung terjadi di awal Debat Kedua Pilgub Sumut 2024, di Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, Rabu (6/11/2024) malam. Tensi tinggi bahkan sudah terjadi sejak kedua calon, yakni pasangan Bobby Nasution-Surya dan Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala menyampaikan visi dan misi.

Awalnya, Bobby berjanji akan memastikan pembangunan infrastruktur di Sumut merata sampai ke daerah-darah terpencil. Program ini, kata dia, bukan sekadar wacana belaka. Ia lalu menyinggung pemerintahan sebelumnya yang dipimpin Edy.

“Ke depan, kami Bobby-Surya, memastikan bagaimana pembangunan infrastruktur di Sumut kami pastikan tidak seperti lima tahun yang lalu,” ujar Bobby dan disambut riuh penonton.

Dalam segmen penyampaian visi dan misi ini, Bobby turut mengungkit pembangunan infrastruktur di Kepulauan Nias yang menurut dia belum pernah dibangun selama lima tahun terakhir.

Di sisi lain, Bobby juga mengapungkan janji untuk menggaet para investor untuk menanamkan modal di Sumut sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan.

“Seorang gubernur dan wakil gubernur harus bisa mengambil dan menjemput investasi untuk Sumut ke depan. Bukan hanya berdiam diri,” kata Bobby.

Di ujung visi misinya, Bobby terdengar menyebut nama Presiden Prabowo Subianto dan menyanjungnya karena berniat menghapus utang para pelaku UMKM. Bobby pun berjanji setiap program unggulan pemerintah pusat akan terimplementasi dengan baik di Sumut jika ia terpilih.

“Izinkan kami dalam kesempatan ini mengapresiasi, berterima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto yang sudah menghilangkan dan menghapuskan utang kepada para pelaku UMKM, petani, nelayan,” ujarnya.

Bukan cuma Bobby, sindiran di awal debat juga dilontarkan Surya, calon wakilnya. Surya, yang sempat salah ucap Sumut jadi Asahan –salah satu kabupaten yang pernah dipimpin Surya--, menyinggung soal penanganan konflik agraria.

“Belum lagi konflik agraria yang dirasakan masyarakat yang tidak kunjung selesai sampai hari ini,” ujar Surya.

Setelah pasangan Bobby-Surya menyampaikan visi dan misinya, suasana di ruang debat seketika riuh. Moderator debat bahkan sampai berulang kali meminta agar para penonton tertib sehingga acara dilanjutkan.

Sementara itu, Edy mengawali visi misinya dengan memamerkan 98 award atau penghargaan yang diraih Pemprov Sumut selama ia menjabat gubernur. Akan tetapi, Edy tak memungkiri masih banyak kekurangan di sana-sini. Inilah alasannya mencalonkan diri kembali.

“Begitu banyak kekurangan di sana-sini, itulah yang harus segera kami tunaikan,” ujar Edy disambut riuh pendukung.

Lebih lanjut, Edy berjanji akan melanjutkan pembangunan infrastruktur jalan di Sumut sehingga 98 persen dalam kondisi mantap, mengembangan internet, investasi, dan menciptakan lapangan pekerjaan baru.

Setelah itu, ia menyinggung soal permasalahan tambang di Maluku Utara. Seperti diketahui, nama Bobby disebut-sebut dalam kasus suap izin tambang yang menjerat mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba. Dugaan skandal ini kemudian dikenal dengan istilah Blok Medan.

“Degradasi lingkungan ini sangat penting, di Sumut banyak tambang, jangan sampai ada terjadi sampai seperti di Maluku Utara,” kata Edy menyulut sorakan penonton.

Debat Pilgub Sumut

Debat Pilgub Sumut Bobby Ungkit Infrastruktur, Edy Sindir Isu Skandal Tambang Blok Medan. foto/Nanda F Batubara

Debat soal Transportasi Publik hingga Infrastruktur

Aksi saling sindir antara Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi berlanjut ke sesi-sesi selanjutnya. Termasuk saat debat memasuki topik konektivitas transportasi massal.

Awalnya, Edy mengingatkan tentang berbagai status jalan. Ada yang bertatus jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota. Untuk dapat menciptakan konektivitas transportasi yang baik, kata Edy, diperlukan koordinasi, loyalitas dan esprit de corps.

“Saudara-saudara saya, pasti kita bisa kalau kita bersatu. Bukan merasa dia yang paling berkuasa di tempat ini,” kata Edy.

Argumentasi Edy disambut Bobby dengan memamerkan ketersediaan layanan bus listrik selama ia menjabat Wali Kota Medan. Setelah itu, ia menyinggung soal infrastruktur jalan di Sumut selama lima tahun terakhir.

Menurut Bobby, program pengembangan transportasi massal tidak akan berjalan efektif bila infrastruktur jalannya masih buruk. Bobby pun menyindir Edy karena menggelontorkan dana Rp2 miliar untuk pengaspalan halaman rumah dinas di saat masih banyak jalan umum yang rusak di Sumut.

“Mohon izin Pak Edy. Saya baca-baca di media, bapak hanya untuk membenahi halaman rumah dinas gubernur saja Rp2 miliar bapak keluarkan, Pak. Tapi untuk jalan yang lain tidak ada, tidak mau. Malah kepala desa lah, bupati atau wali kota lah, pemerintah pusat lah,” kata Bobby.

Menanggapi komentar itu, Edy pun mengungkit program bus listrik yang sebelumnya dibanggakan Bobby. Edy mengeklaim kendaraan tersebut merupakan program pemerintah pusat.

Edy juga menyayangkan proses penyerahannya yang langsung kepada wali kota, bukan melalui gubernur. Hal ini, kata dia, kemudian menimbulkan masalah.

“Harusnya penyerahannya dari Jakarta itu gubernur yang diajak di situ, baru dari gubernur diserahkan ke wali kota dan ditentukan,” kata Edy.

Selain itu, Edy juga mengeklaim bahwa penggunaan bus listrik di Kota Medan hanya 20 persen. Masyarakat, kata dia, lebih memilih moda transportasi lainnya karena dianggap lebih cepat.

“Ini perlu kajian, bukan hanya sekadar pengadaan kendaraan. Semua bisa kita lakukan,” kata Edy sembari menyebut jalan-jalan rusak di Sumut berada di Kota Medan.

Perdebatan tentang bus listrik di Kota Medan tetap berlanjut meski topik sudah beralih ke ketenagakerjaan. Setelah membantah komentar rivalnya tentang jumlah Balai Latihan Kerja (BLK) di Sumut, Bobby juga menanyangkan bus listrik yang disebut Edy merupakan pemberian pemerintah pusat.

Menurut Bobby, bus listrik tersebut merupakan hasil kerja sama antara Pemkot Medan dengan swasta.

“Kami cari sendiri investornya ke Kota Medan. Kalau mau diserahkan ke provinsi, bapak ngomong baik-baik lah ke wali kotanya, Pak,” ujar Bobby.

Debat Pilgub Sumut

Debat Pilgub Sumut Bobby Ungkit Infrastruktur, Edy Sindir Isu Skandal Tambang Blok Medan. foto/Nanda F Batubara

Istilah Blok Medan Mencuat dalam Debat Pilgub Sumut

Setelah di awal debat menyinggung soal Blok Medan, Edy kembali menyinggung kasus suap tambang di Maluku Utara yang diduga ikut menyeret nama Bobby. Isu terkait skandal ini dikenal dengan istilah Blok Medan. Isu ini diungkit Edy saat debat memasuki topik penanaman modal.

Awalnya, Edy bercerita tentang isi dari Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.

Edy menjelaskan bahwa Sumut memiliki beraneka tambang. Menurut Edy, tambang-tambang ini harus dirawat. Edy lalu mengungkit soal kasus tambang di Maluku Utara.

“Sedangkan di luar Sumut saja yang kami dengar kabar, dengar berita, ada yang mengurus tentang tambang-tambang yang khususnya di Maluku Utara. Untuk itu saya ingatkan jangan ganggu tambang,” kata Edy.

Bobby awalnya merespons pertanyaan Edy dengan menjelaskan tata cara pengelolaan tambang. Menurutnya, pengelolaan tambang harus memperhatikan kondisi hutan sehingga tidak merusak kelestariannya.

Menurut Bobby, rekomendasi izin tambang dikeluarkan oleh Pemprov Sumut. Akan tetapi, kata dia, terdapat sejumlah tambang di Sumut yang berdampak buruk bagi lingkungan namun tetap dibiarkan. Selain itu, katanya, banyak operasional tambang liar yang juga mengakibatkan jalan rusak.

“Kalau mau dijaga, ya benar-benar dijaga,” ujar Bobby.

Jawaban Bobby kembali mendapat tanggapan dari Edy. Ia merasa jawaban Bobby tidak sesuai dengan arah pertanyaannya. Ia pun langsung terang-terangan menyinggung soal isu Blok Medan dalam skandal suap tambang mantan Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba.

“Medan adalah salah satu kota di Sumut. Saya tidak rela nama Medan dipakai untuk di Maluku Utara. Ini jadi isu nasional, isu internasional, saya ingin ini diklarifikasi sehingga rakyat di Sumut tahu semuanya,” kata Edy.

“Saya tidak mau menuduh karena saya mendengar itu dari pengadilan, pengadilan adalah sah, yang kedua dari media-media, berbicara tentang Blok Medan. Saya tidak mau itu disebut Blok Medan, katakanlah Blok Maluku,” kata Edy menambahkan.

Perkataan Edy kembali menyulut riuh penonton. Bobby pun mempersilakan Edy untuk melaporkan dugaan keterlibatannya dalam skandal suap tambang di Maluku Utara.

“Kalau boleh mengutip perkataan Pak Edy, kalau merasa dari kami ada yang melanggar, ya laporkan, Pak. Kami tunggu laporannya. Laporkan. Ada mekanisme hukum, ya laporkan. Silakan, Pak. Ada penegak hukum, jelas. Jangan cuma gara-gara baca di media, bapak bawa ke ranah debat,” kata Bobby.

Baca juga artikel terkait PILKADA 2024 atau tulisan lainnya dari Nanda Fahriza Batubara

tirto.id - News
Kontributor: Nanda Fahriza Batubara
Penulis: Nanda Fahriza Batubara
Editor: Abdul Aziz