Menuju konten utama

Danantara Kaji Proyek Hilirisasi Rp613,1 Triliun dari Bahlil

Danantara klaim memiliki dana cukup untuk menjembatani pembiayaan proyek hilirisasi dari Kementerian ESDM.

Danantara Kaji Proyek Hilirisasi Rp613,1 Triliun dari Bahlil
Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan keterangan kepada wartawan usai melakukan bpertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto dan petinggi perusahaan otomotif asal Vietnam VinFast di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (11/3/2025). Rosan menyebutkan VinFast berencana membangun secara bertahap 30.000 hingga 100.000 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di berbagai daerah Indonesia, terutama di Pulau Jawa dengan nilai investasi sekitar satu miliar dolar AS. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

tirto.id - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan mengkaji pembiayaan 18 proyek hilirisasi strategis senilai Rp613,1 triliun yang diserahkan oleh Ketua Satgas Hilirisasi sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.

CEO Danantara, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa pendanaan proyek-proyek tersebut dapat dilakukan secara mandiri maupun melalui skema kolaborasi.

"Pembiayaan ini tetap terbuka. Bisa dari Danantara, melalui BUMN, atau kerja sama BUMN yang ada dengan Danantara. Bisa juga antara kita mengajak dunia usaha sektor swasta lainnya, baik dalam maupun luar negeri,” kata saat ditemui di Kementerian ESDM, Selasa (22/7/2025).

Terlepas dari itu semua, terpenting menurut Rosan adalah bagaimana investasi ini dilakukan dengan pemanfaatan teknologi termutakhir. Karena itu, opsi untuk menggandeng pihak asing terbuka lebar.

"Karena kita juga memastikan pada saat investasi teknologi yang kita pakai adalah teknologi yang terbaik. Mungkin teknologi yang terbaik masih dimiliki atau dikuasai pihak asing, jadi kita juga (pertimbangan) teknologi kita gunakan, ujarnya.

Akan tetapi, lanjut Rosan, jika 18 proyek hilirisasi prioritas ini sudah memenuhi kriteria untuk pembiayaan dan bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya, Danantara pun siap untuk membiayai.

Dia pun mengungkapkan, dana yang dimiliki oleh lembaga pengelola investasi ini cukup untuk menjembatani dari sisi pembiayaan.

"Jadi, kita sih terbuka, tapi pada intinya apabila ini sudah memenuhi kriteria dari Danantara ya kita akan lanjutkan, karena Alhamdulillah dari segi pendanaan kita juga punya pendanaan yang sangat-sangat baik,” tuturnya.

Sebelumnya, Bahlil sudah menyerahkan pra-studi kelayakan 18 proyek prioritas strategis ke Danantara. Proyek tersebut mencakup sektor minerba, pertanian, kelautan, transisi energi, dan ketahanan energi.

Rinciannya, delapan proyek hilirisasi minerba dengan nilai 20,1 miliar dolar AS atau setara Rp321,8 triliun, tiga proyek hilirisasi pertanian 444,3 juta dolar AS atau setara Rp7,11 triliun.

Lalu, tiga proyek hilirisasi kelautan dan perikanan 1,08 miliar dolar AS atau 17,22 triliun, dua proyek transisi energi senilai 2,5 miliar dolar AS atau Rp40 triliun, dan dua proyek ketahanan energi 14,5 miliar atau Rp232 triliun.

Proyek-proyek ini diproyeksikan menciptakan lebih dari 270 ribu lapangan kerja. "Sebagian sudah bisa dieksekusi tahun ini, sesuai amanat Presiden," kata Bahlil.

Setelah melalui pra-studi kelayakan dan telah dibahas dalam rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto, dokumen tersebut kini diserahkan kepada Danantara untuk penyempurnaan pembiayaan.

"Kami sudah melewati proses kajian mendalam. Selanjutnya, penyempurnaan ada di tangan Danantara karena mereka yang punya dana," tegas Bahlil.

Baca juga artikel terkait ROSAN ROESLANI atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana