tirto.id - Kondisi internal Partai Golkar mulai terbelah jelang Pemilu 2024. Sejumlah kalangan mendesak untuk segera digelar Munaslub demi mengganti posisi Ketua Umum di tengah jalan. Namun, pihaknya lainnya tetap keukeuh mempertahankan Airlangga Hartarto.
Pertama, kubu yang menginginkan segera digelar Munaslub (musyawarah nasional luar biasa). Mereka ingin segera ada pergantian Ketua Umum sebelum Pemilu 2024. Artinya, posisi Airlangga Hartarto sebagai Ketum bisa saja diganti di tengah jalan lewat mekanisme Munaslub.
Kedua, pihak yang menolak Munaslub. Dengan kata lain, mereka tetap ingin mempertahankan Airlangga Hartarto sebagai Ketum hingga 2024 sesuai periode.
Di tengah desakan beberapa kalangan, mereka yang menolak Munaslub ini menilai bahwa kondisi Partai Golkar tetap solid dan aman-aman saja. Lantas, siapa kubu yang masuk sebagai pendukung Airlangga Hartarto dan yang menolak alias mendesak segera digelar munaslub Partai Golkar?
Pro Airlangga: Tetap Ketum Golkar
Pada 10 Juli 2023, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menegaskan tidak akan menggelar Munaslub pasca-rapat Dewan Pakar Partai yang berlangsung Minggu (9/7).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu menilai mekanisme untuk mengganti Ketum ialah lewat Munas, bukan Munaslub yang selama ini santer digaungkan oleh berbagai pihak.
"Forum tertinggi Rakernas (rapat kerja nasional), Rapim (rapat pimpinan), dan Munas (musyawarah nasional)," katanya, seperti dikutip Antara News.
"Munas 2024, silakan kalau berminat jadi Ketua Umum Golkar ke 2024," lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Agung Laksono menolak rencana Munaslub untuk melengserkan Airlangga dari jabatan Ketum.
"Tidak ada rekomendasi Munaslub. Saya selaku Ketua Dewan Pakar Partai Golkar menolak tegas adanya Munaslub," tutur Agung Laksono.
Senada dengan Agung Laksono, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bidang Kominfo Nurul Arifin juga menolak Munaslub dan tetap memberikan dukungan untuk Airlangga.
Nurul mengatakan kondisi di internal partai saat ini masih cukup solid dan tidak ada konflik sama sekali. "Partai Golkar tetap solid, dari semua elemen solid, tidak ada konflik," tegas anggota Komisi I DPR RI itu.
Dukungan lain untuk Airlangga Hartarto juga diberikan oleh Ketua DPD Golkar Kalimantan Barat (Kalbar) Maman Abdurrahman. Kata Maman, selama ini tidak ada pembicaraan sama sekali terkait rencana Munaslub.
Menurut dia, hanya segelintir orang yang mengangkat isu tersebut. Fokus partai saat ini adalah 2 hal: Pileg serta Pilpres 2024.
"Jadi musyawarah nasional di luar jadwal, itu berarti Munaslub. Syarat Munaslub itu didukung oleh dua per tiga DPD I seluruh Indonesia, salah satunya gua, Ketua DPD Kalbar. Nggak ada tuh yang bicara soal Munaslub, satu pun," ujar Maman.
"Memang ada 1-2 yang ngomong kaya begitu, tapi kan kita bicara platform mekanisme partai. DPD 1 asyik saja, tetap solid," sambungnya.
Senada dengan Ketua Golkar Kalimantan Barat, hal yang sama diutarakan Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Barat Khairunas.
Kata pria yang juga menjabat sebagai Bupati Solok Selatan itu, seluruh kader Golkar di Sumatera Barat mendukung penuh Airlangga Hartarto selaku Ketum dan tidak terpengaruh dengan kabar Munaslub.
"Kalau soal masalah di kubu Golkar, saya rasa itu cuma masalah kecil. Golkar adalah partai besar dan terorganisasi, tidak mudah di provokasi dengan berita-berita seperti ini," terang Khairunas.
Tolak Airlangga: Segera Munaslub
Di lain sisi, desakan untuk segera menggelar Munaslub juga datang dari internal partai berlambang pohon beringin tersebut.
Salah satunya ialah berasal dari 3 ormas pendiri Partai Golkar: Kosgoro 1957, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), dan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI).
Mereka meminta kepada Airlangga Hartarto untuk segera mundur dari posisi Ketua Umum Partai Golkar.
Lawrence TP Siburian, Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri (Soksi) menganggap arah politik partai tidak menentu.
Untuk itu, ia berharap tongkat kepemimpinan bisa diserahkan ke pihak yang lain demi meningkatkan suara Partai Golkar di Pemilu 2024.
"Pak Airlangga tidak apa-apa di kementerian. Memimpin (sebagai) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, tetapi Partai Golkar diserahkan kepada yang lebih mampu untuk menjaga dan mempertahankan paling tidak meningkatkan suara dari 14 persen naik," ucap Lawrence.
Anggota Dewan Pakar Partai Golkar, Ridwan Hisjam juga sudah menyebut 2 calon pengganti yang cocok untuk Airlangga, yakni Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet).
"Saya ini klasifikasinya biasa-biasa saja, kalau saya lihat ada beberapa nama di mana? Orang yang duduk di pemerintahan, super hebat. Siapa yang selevel oleh Pak Airlangga? Ya Opung, Luhut Binsar Pandjaitan. Itu kalau mau dilihat yang super hebat," kata Ridwan.
"Di luar pemerintahan ya calonnya itu aja ada Pak Bamsoet, ada saya, tapi tidak menutup senior kalau mau turun," lanjutnya.
Sementara itu, Bamsoet menganggap internal partai masih baik-baik saja di tengah dorongan untuk maju sebagai calon Ketum. Kendati demikian, dirinya menegaskan bakal ikut pemilihan pada Munas 2024.
"Munas Golkar itu tahun depan. Kalau ada satu kejadian yang luar biasa, itu namanya Munaslub, dan bisa dilakukan kapan saja dan kita tidak mengetahui apakah ada peristiwa luar biasa atau tidak," beber Ketua MPR RI itu.
"Dari dulu, saya sudah calon (ketua umum), tetapi saya tidak meneruskan, kan saya tidak berusaha untuk pencalonan. Mudah-mudahan tahun depan, kalau situasi memungkinkan, saya akan mencalonkan diri," sambungnya.
Berbeda dengan Bamsoet, Luhut akan memantau situasi terkait desakan maju sebagai Ketum Partai Golkar menggantikan Airlangga.
"Kita lihat aja-lah, saya itu nggak terlalu ngurusin itu kok," kata Luhut.
Sebelumnya, Menko Marves itu memberikan sinyal bakal maju jika diminta internal partai pada saat wawancara di Kompas TV yang dipandu Rosianna Silalahi.
Akan tetapi, ia tidak ingin terjadi konflik antara dirinya dengan Airlangga Hartarto apabila Munaslub Partai Golkar jadi digelar.
Yorrys Raweyai, politikus senior Partai Golkar turut memberikan perhatian terkait kondisi internal partai saat ini.
Bagi Yorrys, kegagalan Airlangga dalam mewujudkan rekomendasi Dewan Pakar Partai Golkar bisa menjadi semacam 'bom waktu' hingga muncul desakan untuk segera menggelar Munaslub.
"Karena itu, boleh jadi, dalam beberapa waktu ke depan, kegagalan Airlangga dalam mewujudkan rekomendasi Dewan Pakar Partai Golkar tersebut akan menjadi 'bom waktu' yang meledak setiap saat," ujarnya.
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto