tirto.id - Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) kembali melakukan perubahan proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara dunia. Laporan bertajuk OECD Interim Economic Outlook Forecast September 2020 mencatat hanya ada satu negara yang pertumbuhannya tidak akan terkontraksi atau mencatat angka minus pada 2020.
Negara itu adalah Cina. OECD menaikan prediksi mereka dari kontraksi 2,6 persen sesuai laporan Juni 2020 menjadi positif 1,8 persen di laporan September 2020.
Sementara itu OECD juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020. Pada laporan September 2020, OECD memperkirakan pertumbuhan RI pada 2020 akan terkontraksi 3,3 persen. Angka ini lebih buruk dari prediksi Juni 2020 kontraksi 2,8 persen.
Untuk India, OECD juga memangkas proyeksi dari semula kontraksi 3,7 persen menjadi 10,2 persen di 2020. Di samping itu, ada sejumlah negara yang mengalami perbaikan proyeksi. Amerika Serikat misalnya diprediksi naik dari kontraksi 7,3 persen menjadi hanya terkontraksi 3,8 persen di 2020. Jepang juga sama dari kontraksi 6 persen menjadi 5,8 persen.
Selain itu untuk pertumbuhan PDB G20 sendiri, OECD mengatakan terjadi perbaikan. Dari semula kontraksi 5,7 persen menjadi hanya terkontraksi 4,1 persen.
Sama halnya dengan pertumbuhan ekonomi dunia, OECD menyatakan ada perbaikan untuk tahun 2020. Dari semula kontraksi 6 persen menjadi hanya terkontraksi 4,5 persen.
“Tanpa kebijakan yang cepat dan efektif untuk mendukung ekonomi, kontraksi yang dihasilkan akan lebih jauh lebih besar,” ucap OECD dalam laporannya dikutip, Kamis (17/9/2020).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Bayu Septianto